Oleh karena itu kita perlu menyikapi kemenangan dan kekalahan ini dengan baik. Saya sendiri pun harus belajar. Berpuluh-puluh tahun capres yang saya pilih selalu menang dan kali ini harus kalah. Saya harus belajar menyikapi kekalahan.
Ada satu hal yang menjadi perhatian saya, dulu sewaktu capres yang saya dukung menang (Jokowi) saya justru merasa takut. Saya yakin Jokowi tidak sempurna, artinya saya harus siap mengkritisi beliau jika ada kebijakan-kebijakan yang kurang bagus.
Yang saya takutkan, teman-teman yang mendukung Prabowo akan menyerang lebih dulu dengan menyalahkan pilihan saya. Mereka akan mulai menyindir "Lah, itu kan presiden pilihanmu!". Padahal kita sama-sama tahu kala itu dihadapkan antara 2 pilihan dan semuanya punya potensi kekurangan dalam memimpin.
Dari ingatan itu, sekarang saya memposisikan diri sebagai pendukung paslon yang kalah. Yang saya harapkan sekarang adalah teman-teman pendukung 02 untuk tidak ragu-ragu mengkritik apabila nanti ada kebijakan-kebijakan yang dinilai tidak tepat dan tidak sesuai dengan hati nurani rakyat.
Pun sebaliknya, bagi pendukung paslon 01 dan 03 saya harap tidak mengkritik dan menyalahkan pendukung paslon 02 ketika mereka mengkritisi kebijakan pemerintah yang kurang tepat. Biarkan para pendukung 02 mengkritik dengan bebas tanpa tekanan dari siapapun.
Saya yakin teman-teman pendukung 02 juga tidak setuju dan keberatan dengan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Artinya tujuan kita semua sebenarnya sama yaitu untuk kepentingan dan kemajuan Indonesia.
Untuk pendukung 01 dan 03, saya mengerti dan merasakan sendiri kekecewaan itu. Tapi dunia ini memang selalu berputar tidak seperti yang kita inginkan. Ada orang lain dan ada keinginan orang lain, bukan kebetulan tapi kali ini suara mereka lebih besar.
Sudah sewajarnya suara terbanyaklah yang menang. Mari berpikir positif, berarti memang itu yang diinginkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mungkin menurut kita program mereka tidak tepat, banyak gimik, tidak fair dan lain-lain. Tapi sekali lagi itu menurut pendapat kita, bisa jadi mereka berpikir sebaliknya. Kenyataannya, sekali lagi itulah yang diinginkan sebagian besar rakyat Indonesia.
Mari bersama-sama kalah dengan terhormat, dengan legowo menerima kekalahan itu tanpa menyalahkan dan menyudutkan para pendukung paslon yang menang.
Lebih jauh, lebih baik memang kita harus segera menanggalkan status pendukung paslon tertentu dan meleburnya menjadi satu nama "rakyat Indonesia". Memang tidak mudah, terlebih bagi kita yang sudah memberikan dukungan secara terang-terangan. Pasti masih saja ada satu dua orang yang ingat bahwa kita pendukung si A atau si B.
Tapi sekali lagi PR bangsa ini sudah menumpuk, kalau tidak segera dikerjakan, bisa-bisa kita semua disetrap guru untuk hormat bendera di lapangan. Bukan, ini bukan soal indikasi kecurangan, Dirty Vote dan kawan-kawannya? Bukan soal itu. Saya sedang berbicara soal kita, soal aku dan kamu! Salam damai Indonesia!