Segala upaya dilakukan untuk bertahan di tengah banyaknya gempuran. Meski begitu tidak dipungkiri banyak pula yang memilih menyerah dan undur diri dari pusat grosir terbesar se Asia Tenggara tersebut. Tingginya harga sewa yang berbanding terbalik dengan demand membuat para pedagang begidik.
Harga sewa di Pusat Grosir Metro Tanah Abang (PGMTA) sendiri dulu sebelum pandemi disebut-sebut mencapai 500 juta pertahun. Sementara Blok A dan Blok B di berandol antara hingga 200 sampai 250 juta per blok dengan luas hanya 2x2 meter. Ketika pandemi datang, kios-kios itu diobral murah, jauh dari harga pasaran biasanya. Ada yang menawarkan 10 juta, 15 hingga 20 juta, itu pun belum tentu laku.Â
Apapun keputusannya baik bertahan di Tanah Abang ataupun pindah adalah sama-sama upaya untuk mempertahankan lahan bisnis mereka. Di tengah maraknya platform jualan, para pembisnis memang dituntuk untuk lebih adaptif serta inovatif baik dari segi produk maupun cara pemasaran.
Tak terkecuali hadirnya Little Bangkok. Selain sebagai upaya branding baru, Little Bangkok juga menyuguhkan pengalaman berbelanja rasa luar negeri tanpa jauh jauh ke luar negeri.Â
Salam
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI