Ahn Eunyoung, karakter utama dalam novel School Nurse Ahn Eunyoung mungkin adalah orang yang akan kamu hindari di kehidupan nyata. Dia bukan perempuan dengan pakaian normal layaknya orang kebanyakan. Dia unik, dia berbeda atau lebih tepatnya terlihat aneh. Di luar kacamata orang lain, dari dalam diri Ahn Eunyoung memang sudah berbeda. Ahn Eunyoung melihat apa yang tak orang normal lihat.
Di dunia nyata mungkin kita akan memberinya julukan anak indigo atau seseorang yang punya indera ke enam namun, Ahn Eunyoung berbeda dengan Ji Eun Tak dalam serial Goblin. Ji Eun Tak adalah seorang indigo yang bisa melihat dan berinteraksi dengan makhluk gaib sementara yang dilihat Ahn Eunyoung sebenarnya atau lebih tepatnya adalah ektoplasma.
Tak banyak kajian pasti mengenai ektoplasma namun secara harfiah, ektoplasma berasal dari bahasa Yunani yaitu "ektos" yang berarti di luar dan "plasma" yang berarti sesuatu yang dibentuk atau dicetak. Â Istilah ektoplasma sendiri diciptakan oleh seorang ahli fisiologi perancis Charles Richet untuk menunjukkan suatu zat pada peristiwa medium.
Britannica.com menyebut ektoplasma secara okultisme merupakan "zat kental misterius, biasanya berwarna terang, yang konon keluar dari tubuh dari seorang spiritualis yang sedang dalam keadaan trance dan kemudian dapat berbentuk wajah, tangan atau seluruh tubuh."
Dalam bahasa lebih sederhana, Ahn Eunyoung digambarkan bisa melihat partikel-partikel asing yang dihasilkan baik orang yang masih hidup maupun yang sudah mati dalam bentuk jeli.
Meski begitu tidak bisa ditolak juga bahwa Ahn Eunyoung juga memiliki kemampuan indigo. Dalam beberapa bagian diceritakan bahwa Eunyoung bisa melihat roh. Contohnya di bagian "Teman Kencan di Hari Sabtu". Cinta pertama Eunyoung adalah hantu, namanya Jeonghyeon.
Jeonghyeon adalah seorang anak lelaki yang mati karena jatuh dari perosotan di sebuah taman bermain. Entah Eunyoung paham atau tidak mengenai kondisi Jeonghyeon, akan tetapi kala itu memang dia masih kecil untuk memahami semuanya. Hanya saja ia selalu melihat darah di kepala Jeonghyeon tanpa pernah menanyakannya.
Eunyoung juga sering di buntuti oleh Kim Kangseon, seorang teman SMPnya yang mati karena tertindih mesin derek ketika sedang bekerja. Meski sebenarnya Eunyoung kurang nyaman dibuntuti Kangseon namun pada akhirnya ia sesekali menanggapi obrolan temannya dalam wujud roh tersebut.
Eunyoung adalah seorang perawat di sekolah swasta M, berusia 30 tahun, suka membawa pistol BB dan pedang plastik warna-warni yang bisa dipanjangkan. Â Kedua benda itulah yang ia gunakan untuk melawan jeli-jeli dan makhluk jahat. Bukan sembarang pistol dan pedang, ia telah mengisinya dengan kekuatan ankh dari Mesir, evil eye dari Turki, rosario dari Vatikan, tasbih dari Kuil Bulgeuksa dan jimat kesehatan dari kuil Kyoto.
Eunyoung tumbuh dengan keanehan yang ditangkap oleh orang-orang di sekitarnya. Gayanya berpakaian dan benda-benda aneh yang ia bawa menjauhkan dirinya dari orang-orang. Satu-satunya pria yang mau berteman dekat sekaligus partner berburu jelinya adalah Hong Inpyo, guru sastra klasik yang merupakan anggota keluarga pendiri sekolah.
Inpyo berjalan pincang. Ia pernah mengalami kecelakaan mengerikan. Sekujur tubuh Inpyo hancur dan harus disatukan kembali dengan belasan kali operasi.
Eunyoung menyadari Inpyo memiliki energi yang cukup besar dan bisa ia manfaatkan untuk melawan makhluk jahat. Setelah penemuan energi Inpyo, Eunyong mulai mengajaknya bersama-sama menyibak berbagai misteri yang ada di sekolah mereka.
Saya rasa perlu sekali menjelaskan semua hal di atas karena kekuatan dari novel School Nurse Ahn Eunyoung ini terletak pada karakteristik karakter utama yang unik. Keunikan karakter inilah yang melahirkan cerita-cerita unik dari satu halaman ke halaman lain hingga akhir.
Keunikan itu juga membawa Eunyoung bertemu dengan banyak karakter-karakter unik. Salah satunya adalah Baek Hyemin, seorang murid pindahan yang adalah seorang penangkap tungau. Ada lagi karakter Mackenzie, guru bahasa inggris yang juga sama seperti Eunyoung. Bedanya jika tujuan Eunyoung adalah membantu dan menyelamatkan orang-orang di sekitarnya, tujuan Mackenzie lebih kepada komersial.
Novel ini menjadi perkenalan pertama saya dengan Chung Serang. Saya kira Chung Serang lebih dulu melahirkan karakter Eunyoung di kepalanya baru kemudian pelan-pelan membuat jalan ceritanya. Strategi semacam ini baik untuk penulis pemula yang masih bingung dan belum terbiasa membuat jalan cerita yang panjang. Benang merahnya ada di karakter, sementara cerita per bagiannya dibuat berbeda-beda.
Untuk membuat novel ini, Chung Serang mengaku telah meminjam banyak nama. Nama Ahn Eunyoung adalah nama karyawan magang di tempat terakhirnya bekerja. Nama Hong Inpyo adalah nama adik dari salah seorang seniornya yang ternyata juga seorang guru sastra klasik.
Kurang tau apa tujuannya tapi Chung Serang sepertinya ingin mengabadikan banyak nama yang berjasa dalam hidupnya. Buktinya, ia memakai nama Hyehyeon yang ternyata adalah nama ilustrator yang menggambar sampul buku sebelumnya. Minwoo yang dalam novel ini diceritakan nakal pada kenyataannya adalah nama teman baiknya.
Tak hanya kawan, Chung Serang juga mengambil nama Hyemin dari seorang pembaca setia yang telah mendukungnya sedari dulu hingga sesukses sekarang. Editor kesukaannya pun tak kalah ketinggalan dicaplok namanya menjadi sebuah karakter.
Chung Serang mengaku membuat novel ini dengan tujuan bersenang-senang. Ia berharap pembaca juga senang setelah menamatkannya. Mungkin itu juga mengapa saya tidak bisa menangkap kengerian dari novel ini meski beberapa karakter digambarkan secara mengerikan oleh Serang.
Dari perkenalan pertama ini saya juga mengenal Serang sebagai seorang penulis Korea dengan genre fiksi ilmiah dan sejarah. Kiprahnya di kesustraan Korea tidak bisa dipandang sebelah mata. Tahun 2014 ia berhasil memenangkan Changbi Novel Award ke 7 da Hankook Ilbo Literary Award tahun 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H