Kerinduan akan sepatu high heels serta ngopi sepulang kerja bersama rekan kantor saja sudah cukup menyiksa, kenapa harus ditambah dengan perdebatan mana yang lebih baik untuk seorang perempuan yang sudah menikah; menjadi ibu rumah tangga ataukah tetap berkarir?
Menurut saya keduanya tidak ada masalah karena mereka sama-sama berjuang dan berkorban dengan tujuan yang baik.Â
Seorang ibu rumah tangga telah mengorbankan cita-cita serta pekerjaanya demi anak-anaknya sementara seorang wanita karir mengorbankan waktu kebersamaan dengan anak-anaknya untuk membantu perekonomian keluarga.Â
Mengeneralisasi perbandingan perempuan berkarir vs ibu rumah tangga tidak akan pernah ada adilnya. Setiap orang memiliki kondisi masing-masing.Â
Seorang kawan saya memilih bekerja karena ia harus merawat kedua anaknya seorang diri setelah suaminya wafat. Sementara kawan saya yang lain memilih untuk merawat ketiga anaknya karena biaya penitipan anak lebih tak sebanding dengan gaji bulanannya. Terlalu banyak kondisi rumah tangga di negeri ini yang tidak bisa dipahami hanya dengan mengeneralisasikannya.
Apapun pilihan perempuan, entah sebagai ibu rumah tangga atau berkarir di luar rumah, sudah selayaknya kita hargai dan apresiasi.Â
Keduanya sama-sama tidak mudah untuk dijalankan. Keduanya sama-sama membutuhkan dukungan dari orang sekitar.Â
Anyways, selamat hari Ibu untuk semua :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H