Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Tak Ada Lee Su Ho di Dunia Nyata

10 Februari 2021   18:14 Diperbarui: 13 Februari 2021   06:15 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : unsplash.com

Ketika kita menyukai sebuah karakter entah dalam novel, film atau drama secara tidak sadar kita telah memasukkan atau menyisipkan karakter tersebut ke dalam standar yang akan kita pilih. Jadi jangan heran jika ujung-ujungnya malah jadi kecewa.

Dulu ketika remaja, gadis-gadis seusia saya berharap akan menikah dengan pria yang tampan, berkecukupan, setia, baik hati dan penyayang layaknya pangeran dicerita dongeng. 

Berharap seperti itu tentunya wajar, namanya juga manusia. Namun setelah menjalani bahtera rumah tangga selama beberapa tahun, semakin ke sini saya semakin sadar bahwa angan-angan tersebut tidak dekat dengan realitas yang saya lihat. Rupanya kita lebih butuh pria yang bisa diandalkan.

Memilih pasangan untuk dinikahi sama dengan memilih teman hidup yang paling supportif dengan segala macam kondisi yang nantinya akan dihadapi. Tak perlu orang setampan Lee Su Ho atau sekaya Dao Ming Si tapi cukuplah seseorang yang bisa menjadi teman terbaik di segala kondisi.

Tak ada pernikahan yang lepas dari masalah, setiap hari, setiap waktu ada -- ada saja masalah yang harus dihadapi. Mungkin masalah itu bukan dari dirimu dan pasanganmu tapi bisa jadi dari orang-orang di sekitarmu, keluargamu, pekerjaanmu atau keuanganmu. 

Setiap pasangan memiliki masalahnya sendiri dan ketika masalah itu tiba yang dibutuhkan adalah seorang teman yang bisa diajak berdiskusi dan berkomunikasi dengan baik untuk bersama-sama mencari solusi dengan kepala dingin.

Pernikahan memang terlalu rumit untuk dijabarkan hanya dengan satu standar. Namun apapun standar yang akan dibuat, lebih membantu jika dibuat serealistis mungkin. 

Bertahan di sebuah pernikahan bukan sesuatu yang mudah, terbukti dengan banyaknya publik figure kawin cerai yang padahal oleh netizen dihitung sebagai pasangan yang cukup mesra.

Kita tidak tahu warna celana dalam orang lain, begitulah perumpamaan yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi rumah tangga orang lain. Tapi kita tahu kekurangan, kondisi, batasan serta kebutuhan diri kita sendiri. Dengan melihat diri sendiri secara jujur kita akan bisa menetapkan standar pasangan yang sesuai.

Saya rasa sebelum kita menuntut seorang pasangan, terlebih dahulu kita perlu menerima diri kita sendiri apa adanya. Dengan begitu kita akan sadar bahwa tidak ada orang yang sempurna.

So, buat kamu yang baru akan menikah atau tengah berproses mencari pasangan hidup, hal pertama yang perlu dilakukan adalah bangun dan berpikirlah serealistis mungkin.  Jangan keras kepala dan memaksakan sesuatu yang sedari awal saja kita sudah tahu itu tidak mungkin atau tidak bisa.

Dan, tentang siapa orang yang tepat untuk menjadi pasanganmu, soal itu kamu pasti lebih tahu melebihi siapapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun