Seusai berkunjung ke tetangga terdekat, kami pulang ke rumah masing-masing untuk berkomunikasi dengan keluarga dan saudara via online. Haru rasanya, terlebih ketika saya melihat ibu menangis. Meski ada tangis tapi kami berhasil menutup komunikasi dengan tawa bahagia.
Meski serba terbatas tapi setidaknya kami masih bisa melihat wajah keluarga serta tahu mereka sehat walafiat. Memang banyak hal lupa disyukuri di lebaran kali ini salah satunya yaitu kesehatan dan keselamatan.
Kami juga bersyukur karena di lebaran ini tak ada pertanyaan-pertanyaan sakti seperti "kapan punya momongan?" kami bilang sakti karena kami sendiri tak tahu jawabannya dan hanya bisa dijawab oleh Tuhan YME.
Lebaran di tengah pandemi berlangsung lebih cepat, orang keliling hanya sampai di teras rumah saja sehingga tak ada kegiatan makan opor maupun mencicip nastar tetangga. Kami hanya menyampaikan poin-poin penting dalam beberapa kalimat saja sehingga pertanyaan-pertanyaan basa-basi seperti tadi tidak mendapat cukup porsi.
Belum setengah hari kegiatan utama meminta maaf baik langsung maupun via online sudah selesai di lakukan. Sisanya kami kembali rebahan sembari sesekali memantau dan beraktivitas di sosial media.
Lebih simpel dan tidak capek lebih tepatnya. Jika berlebaran di kampung acara non stop hingga malam maka lebaran kali ini terasa lebih santai. "Lumayan juga ya Mas lebaran di perantauan, nggak capek!" ujar saya ke suami.
Duh, jadi takut ketagihan! Jangan deh, kalau bisa biar capek bagaimanapun tetap kami ingin berlebaran di kampung halaman dengan orang tua dan sanak keluarga.
Begitulah pengalaman saya lebaran pertama di perantauan. Ada duka tapi juga ada sukanya. Pengalaman ini tentu sangat berkesan dan belum tentu bisa terulang (duh, pandeminya jangan sampai terulang, deh!)
Akhir kata saya ingin mengucapkan minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin kepada teman-teman kompasioner semuanya. Â Semoga lebaran kali ini menjadi ladang pahala yang luas bagi kita semua. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H