Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Blogger - irero

Content Writer | Sosial Budaya | Travel | Humaniora | Lifestyle | Bisnis | Sastra | Book Sniffer | Bibliophile | Bibliomania | Tsundoku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Lagu "Kuncung" dan Lagu-lagu Bahagia Didi Kempot yang Lain

5 Mei 2020   22:23 Diperbarui: 5 Mei 2020   22:20 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : tribunnews.com

Saya justru tumbuh dari lagu- lagu bahagia Pakde, itu pun tanpa sadar. Saya hanya kerap mendengarnya di mana-mana, di warung, di acara ngantenan (pernikahan), di pasar, kadang kala di jalanan dan di rumah sendiri. Lagu Pakde Didi Kempot memang merajai jalanan, dinyanyikan banyak kalangan, dari anak kecil hingga orang tua dari pengamen hingga orang orang terpandang di kota.

Tunggu, belum selelai. Saya ingin mengenalkan lagi beberapa lagu Pakde yang membahagiakan salah satunya berjudul Cintaku Sekonyong-konyong Koder. Tentu sudah banyak yang tak asing dengan judul ini karena sampai sekarang masih saja populer terlebih lagi di tanah Jawa.

Sebetulnya ini lagu sedikit bingung dimasukkan kemana karena dari nadanya bahagia tapi dari segi cerita ada unsur penghianatannya, sementara dari segi lirik lumayan menggelitik.

Lagu ini bercerita mengenai seseorang yang jatuh cinta pada penjual lemper yang ternyata terkena pelet si Mbak lemper. Banyak permainan diksi dengan akhiran sama di lirik lagu ini contohnya ;

"Bir, temulawak, yen tak piker nek awak nganti rusak." 

"Uler keket mlakune klogat kloget,"

"Lempermu pancen super, resik tur anti laler, tak ampiri ayo tak jak muter muter"

Permainan diksi tersebut menjadikan lirik lagu Cintaku Sekonyong-konyong Koder menjadi enak ditangkap telinga. Ada satu lagi lagu yang sekarakter dengan lagu ini judulnya "Dompet Kulit". Lirik lagu Dompet Kulit sama-sama menggunakan permainan diksi dan bercerita mengenai penghianatan dengan balutan komedi.

Sopo wonge batine sing ora njerit
Kowe malah ninggal lungo tanpo pamit
Tak takokke wong pinter sing komat kamit
Wangsulane jarene digondol demit

(Batin siapa yang tidak menjerit, dirimu pergi tanpa pamit, saya tanyakan ke orang pintar, jawabannya di bawa demit.)

Selain itu masih lagi ada lagu Nunut Ngiyup atau numpang berteduh. Lagu ini bercerita mengenai seseorang yang menumpang berteduh karena hujan. Mungkin kalau di jaman sekarang hal ini sudah jarang terlihat tapi jaman dulu di mana motor masih jarang, banyak orang berjalan kaki dan ketika hujan numpang berteduh di rumah orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun