Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Sedang mencari waktu luang untuk membaca buku email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenang Sridevi, English Vinglish, dan Keresahan Orang Tua yang Tak Bisa Bahasa Inggris

28 Februari 2018   13:42 Diperbarui: 28 Februari 2018   21:19 4196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sasi GodBole mewakili suara-suara yang selama ini diacuhkan, mengenai kurangnya kepekaan dan rasa hormat dari keluarga sendiri.

Dalam film ini, Sasi digambarkan berhasil menolong dirinya sendiri dengan mengikuti khusus kilat berbahasa inggris secara sembunyi-sembunyi ketika di New York. Biar pun sudah berumur tapi kemauannya untuk lepas dari jeratan "tidak bisa berbahasa Inggris" sangat tinggi. Berbagai tekanan, olokan yang sudah terjadi membuatnya bersemangat. Dalam kursus tersebut ia bertemu dengan pria Prancis bernama Laurent yang amat mengaguminya. Meski Sasi tidak memberikan sedikit pun hatinya, tapi ia merasa tersanjung dan mulai belajar mencintai dirinya sendiri. Dari rasa suka Laurent lah ia mulai merasa dirinya berarti dan berharga.

hindustantimes.com
hindustantimes.com
Jerih payah Sasi terbayar saat ia bisa membuat suami dan anaknya syok melihatnya berpidato singkat (memberikan wejangan) kepada mempelai dalam Bahasa Inggris. Dalam pidatonya, ia berpesan bahwa keluarga haruslah equal (sama), satu dari yang lain terkadang merasa kurang, tapi keduanya harus berusaha untuk menyamakan.

Terkadang pasangan tidak tahu apa yang pasangannya rasakan, saat itulah kita harus menolong diri kita sendiri. Keluarga tidak akan men-judge. Keluarga adalah satu-satunya orang yang tidak akan menertawakan kelemahan kita, dan keluarga adalah satu-satunya tempat untuk mendapatkan cinta dan rasa hormat.

Di kehidupan nyata, anak lebih sering mendengar mereka yang dianggap lebih hebat, lebih pintar dan menyepelekan orang tuanya sendiri. Padahal berkali-kali dalam kisah klasik diceritakan bahwa orang tua bekerja keras agar hidup anaknya jauh lebih baik darinya. Mereka berharap anaknya kelak tidak seperti dirinya. Mereka yang mungkin hanya tamatan SD tapi rela membanting tulang kerja apa saja agar anaknya menjadi sarjana.

Sridevi pergi dalam usia yang tergolong masih muda (54 tahun), tapi film dan peran yang ia lakoni masih terus membekas di hati kita semua. Melalui English Vinglish, ia mengingatkan para anak dan suami untuk lebih menghormati dan menyayangi keluarganya dan untuk para istri/ibu agar tidak mudah menyerah kepada kekurangannya dengan tetap mau belajar. Dulu saya hanya tahu Sridevi dari film-film roman, atau aktingnya menjadi jelmaan ular yang pandai menari, tapi English Vinglish membuat saya menyukainya berlipat-lipat kali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun