Mohon tunggu...
Ire Rosana Ullail
Ire Rosana Ullail Mohon Tunggu... Administrasi - irero

Sedang mencari celah waktu untuk membaca buku | email : irerosana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perihal Memilih Nama untuk Anak yang Ternyata Tidak Mudah

18 Januari 2018   16:04 Diperbarui: 18 Januari 2018   19:10 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas terdengar seperti nama Jepang, bukan? Kenzie memang diambil dari bahasa Jepang yang artinya "jaksa", sementara "Kireina" artinya bagus, indah atau cantik. Meski terdengar Japanis "Athaya" sendiri berasal dari bahasa arab yang artinya karunia, sementara Madeeha dalam islam diartikan terpuji. Nama keduanya kalau disingkat sama-sama MKA.

Pemberian nama anak memang perpaduan antara doa dan keegoisan orang tua. Mas Wisnu adalah seorang penggemar hal-hal yg berbau Jepang jadi wajar bila ia ingin menyisipkan kesan Jepang ke buah hati mereka. Kenzie adalah pelunakan dari Kenji, sementara Kireina adalah pelunakan dari Kirei. Dengan sedikit siasat, urusan nama anak pun diselesaikan secara baik. Pesan dan doa baik tetap terpenuhi namun ego orang tua pun menduduki tahtanya.

Ada lagi teman saya Uswahdani yang memberi nama anaknya Wulang Aksara. Terdengar bernada literasi, bukan? Nama tersebut diselaraskan dengan kesukaan Dani dan suaminya akan dunia literasi. 

Artinya kurang lebih berisi doa kedua orangtuanya agar anaknya bisa membaca dan mengajarkan kebaikan  (firman Tuhan) kepada semesta. Lagi-lagi ego orang tua mendarat dengan aman dan baik meski orang tua mereka awalnya sempat menyebut kurang islami.

Saya pun tak kalah punya keinginan seperti itu, memberi nama unik anak meski tak seekstrim Andy Go To School. Tapi partner hidup saya berkata, seunik apapun itu jangan sampai menyulitkan hidup si anak. 

Maksudnya, biar bagaimanapun ia akan hidup di sini, di bumi Indonesia di mana anak-anak sering memplesetkan nama-nama teman sekolahnya. Nama yang standar saja dipelesetkan apalagi nama-nama unik. Jangan sampai nama tersebut jadi bahan empuk untuk mem-bully si anak.

Di sini kiprah orang tua diuji. Mereka harus memikirkan nama yang baik tapi unik, ego terpenuhi tapi aman untuk si anak dan tentunya, diterima baik oleh keluarga besar. Bila dulu menyusun skripsi itu sulit, sekarang menyusun nama anak tidak kalah sulit.

Apakah anda merasakan hal serupa? Bagi anda yang sedang berproses untuk mencari nama anak dan mengalami dilema serupa, mungkin bisa meniru siasat pelunakan dari kawan saya tadi. Atau anggap saja ini anugerah sebagai orang tua sekaligus tantangan untuk mengasah pembendaharaan kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun