Hebat, bukan? Selain untuk kebutuhan rumah tangga, gas methane di TPA ini juga mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas 5000 watt hingga 22,5 KVA.
Area di TPA tersebut terbagi menjadi 2 zona yang terdiri dari 7 sel. Zona 1 dibagi jadi 2 sel dan sudah pasif sementara zona 2 dibagi jadi 5 sel, sel 1-4 sudah pasif sementara sel 5 masih aktif. Â
Makin jauh, ada zona yang masih aktif dan tengah mengalami proses penggarapan. Tumpukan sampah dan bau menyengat baru akan kita temukan di sana.
Dari sana saya mengerti mengapa TPA ini berani menamai dirinya "wisata edukasi", karena selain bisa berwisata di taman bekas hasil penimbunan sampah yang bahkan sudah tidak tercium lagi baunya, kita juga bisa mengamati dan belajar tentang bagaimana proses pengolahan serta pemanfaatannya.
Kabarnya sudah ada beberapa TPA daerah lain yang sudah mereplikasi TPA Talangagung ini. Semakin banyak semakin baik. Semoga seluruh TPA lain di Indonesia segera menyusul seperti yang sudah-sudah. Dengan model ini, mimpi Indonesia untuk bebas dari sampah sangat mungkin untuk diwujudkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H