Dalam geologi dikenal yang namanya gejala tektonik berupa pergeseran lempeng bumi. Akibat dari gejala ini maka permukaan bumi mengalami perubahan sepanjang tahun. Akibatnya benua Australia dan Asia yang dulunya menyatu sekarang menjadi terpisah. Tentu rasio daratan dan lautan tidak tetap sepanjang masa: daerah yang dulunya lautan berubah menjadi daratan demikian pula sebaliknya. Yang jadi pertanyaan adalah apakah rasio yang dimaksud oleh Al-Quran ini adalah rasionya ketika Al-Quran diturunkan, atau rasionya ketika ribuan tahun yang lalu saat sebagian besar permukaan bumi ditutupi oleh permukaan es pada zaman es. Pada zaman es tentu saja rasionya tidak 30:70, akan tetapi ada sebagian besar daratan yang terbentuk lantaran adanya es. Dan bisa jadi ribuan tahun akan datang zaman es kembali terulang dan rasio daratan terhadap lautan menjadi lebih besar dari 30:70. Demikian pula dataran mengalami penaikan serta penurunan akibat gaya tektonik. Terbentuklah lembah, danau, gunung, palung, dll.
Pada saat ini pun rasio 30:70 masih diperdebatkan. Pertama, sebagian besar daratan (‘tanah’ jika meminjam terminologi Al-Quran) benua Antartika itu berada di bawah permukaan laut. Ketebalan es di Antartika rata-rata mencapai 2 kilometer. Dengan mengingat bahwa es pada hakikatnya adalah air. Air tentu saja bukan daratan (pembaca bisa cari di google apa bahasa yang digunakan bangsa Arab pada zaman Nabi Muhammad untuk menyebut es). Jika terjadi pencairan besar-besaran es di Antartika (oleh satu dan lain faktor), maka rasio 30:70 ini bakal berkurang karena benua Antartika luasnya berkurang. Adapun benua-benua lainnya di permukaan bumi luasnya juga berkurang karena naiknya permukaan laut, sehingga rasio daratan terhadap lautan juga akan berkurang secara signifikan dari 30:70 tersebut. Akibatnya adalah “mukjizat” tersebut menjadi tidak valid lagi.
Ketika 5000 tahun dari sekarang di mana manusia sudah menciptakan peradaban baru. Mereka kemudian menemukan artifak-artifak kuno mengenai keajaiban Al-Quran. Bisa jadi luas daratan pada saat itu sudah jauh berkurang karena naiknya air laut. Mereka akan tahu bahwa mukjizat Al-quran itu hanya ‘cocoklogi’.
(Disadur dari berbagai sumber di internet)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H