Paciran adalah sebuah kecamatan di kabupaten Lamongan, provinsi Jawa timur, Indonesia. Nama Paciran berasal dari kata jawa cicir yang berarti jatuh. Paciran bisa dikatakan sentra pariwisata dari kabupaten Lamongan, karena di daerah ini terdapat banyak objek pariwisata.
TEMPAT WISATA
1. Wisata Bahari Lamongan (WBL)Â
  Wisata bahari lamongan adalah destinasi tempat wisata yang lebih di kenal dengan sebutan WBL. Tempat ini didirikan sekitar tahun 2004 oleh pemerintah setempat. Sebelum berdirinya Wisata Bahari Lamongan, daerah ini dulunya dikenal dengan nama Tanjung Kodok.
 Pemberian nama Tanjung Kodok ini karena memang ada bongkahan batu karang yang cukup besar di tepi pantai yang mirip kodok/katak yang sedang menghadap ke laut jika dilihat sekilas dari kejauhan. Dengan bertujuan mengembangkan objek ini maka pemerintahan setempat membangun tempat wisata yang sekarang dikenal dengan nama Wisata Bahari Lamongan.Â
2. Maharani Zoo dan Goa
  Maharani zoo dan goa adalah destinasi wisata yang terletak tepat didepan Wisata Bahari Lamongan (WBL), masyarakat sekitar sering menyebut ini dengan sebutan Mazola. Gua ini ditemukan pada tahun 1992. Oleh para pekerja batu gambrang yang di mandori oleh bapak sunyoto, dulunya gua ini di sebut gua celeng (Babi Hutan: Read) karena dibuat tempat persembunyian babi hutan.Â
sejarah penamaan gua ini, konon, pada malam sebelum gua ditemukan, istri Sunyoto bermimpi melihat bunga-bunga yang bercahaya dan dijaga oleh dua ekor naga raksasa. Dia juga melihat seorang perempuan cantik mengenakan mahkota emas yang memancarkan beragam warna. Ketika terbangun pada malam yang hening, istri Sunyoto merasakan bisikan kata "Maharani". Karena itulah, gua ini kemudian diberi nama Gua Maharani.
Lalu pada tahun 1994 gua ini di resmikan sebagai salah satu object wisata kabupaten Lamongan. Untuk menarik semakin banyak pengunjung, pada tahun 2008, Pemkab Lamongan menggandeng investor untuk menyulap kawasan Gua Maharani menjadi kebun binatang. Dan jadilah sekarang tempat Wisata Maharani Zoo dan Goa
TEMPAT RELIGI
 seperti disebutkan dalam Nagarakertagama, dulunya paciran merupakan wilayah mandala, yakni pusat pengembangan agama Hindu. Itu bisa diselidiki dari bentuk bangunan di Sendang Duwur yang berarsitektur tinggi bernuansa Hindu. Di makam Sunan Sendang Duwur, terdapat gapura berbentuk paduraksa serta sebuah gapura mirip Tugu Bentar di Bali. Karena alasan mandala itulah, kemungkinan besar mengapa Paciran menjadi lokasi dakwah para wali masa itu. Di kecamatan Paciran inilah, makam Sunan Drajat berada, di samping makam Sunan Sedang Duwur, Mbah Mayang Madu, serta Syekh Maulana Ishaq (ayahanda Sunan Giri).