Panitia secara spontan mengambil Cawan Besar (Cup) lalu berkeliling mengitari penonton yang hadir mengumpulkan hadiah-hadiah dari penonton.Â
Penonton dengan antusias ramai-ramai mengisi Cawan itu dengan berbagai hadiah, umumnya uang. Uang yang terkumpul dalam Cawan itu langsung diberikan kepada sang JUARA berikut dengan WADAHNYA sekalian. Hadiah uang dibelanjakan oleh pemenang sementara Wadahnya dijadikan kenang-kenangan.
Pada masa-masa berikutnya nilai sakral dari Cawan itu dirasa lebih tinggi dari hadiah uang dalam Cawan itu sendiri. Maka kemudian hari Wadah itulah yang menjadi simbol yang diperebutkan dalam sebuah kejuaraan.Â
Sejak saat itu berbagai kejuaraan atau perlombaan yang bertujuan merebut simbol yang berupa sebuah Piala. Pada masa berikutnya hadiah dari sebuah kejuaraan disumbang oleh seorang Penggagas, Pionir atau seorang bangswan.Â
Maka Piala tersebut diberi nama sesuai penyumbangnya atau penggagasnya seperti: Jules Rimet Cup (Piala Dunia, Sepakbola), Thomas Cup (Bulutangkis), Davis Cup (Tennis).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H