Mohon tunggu...
Triaji Prio Pratomo
Triaji Prio Pratomo Mohon Tunggu... -

Learner of life

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menilik Kepemimpinan Indonesia di Keriuhan Persimpangan

8 Desember 2015   13:20 Diperbarui: 8 Desember 2015   15:35 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bilamana dalam proses komunikasi itu kita berhasil mengatasi serangan ego judgment, misalnya "ah dia orang KMP, ah dia orang KIH, ah dia orang Golkar, ah dia orang PDIP, dll" maka dalam komunikasi interpersonal/ organisasional/ nasional/ lateral itu kita akan mampu melihat fakta dan data tanpa label-label lainnya. Murni hanya fakta dan data. Inilah yang disebut sebagai OPEN MIND (berpikiran terbuka)

Bilamana dalam proses komunikasi itu kita berhasil mengelakkan serangan ego cynicism seperti "si A ujung-ujungnya pasti duit, si B pasti di menusuk dari belakang, si C pasti akan menggagalkan ini, dll" maka dalam komunikasi interpersonal/ organisasional/ nasional/ lateral itu kita akan mampu merasakan apa yang orang lain katakan seolah-olah kitalah yang menjadi orang itu, kita mampu berempati, dan lawan komunikasi kita pun jadi merasakan empati yang sama (raos sami) sehingga kedua belah pihak menjadi saling terbuka hatinya (OPEN HEART)

Bilamana dalam proses komunikasi itu kita berhasil memasrahkan diri terhadap serangan ego fear, seperti "Kalau inisiatif ini dijalankan bisa terancam jabatanku, kalau hal ini terjadi bisa rugi kelompokku" maka dalam komunikasi interpersonal/ organisasional/ nasional/ lateral itulah kita berhasil mencapai taraf keterhubungan batin/jiwa (OPEN WILL) sehingga tanpa perlu dikata-katakan, tanpa perlu di basa-basikan, hanya kepercayaan akan satu tujuan yang akan timbul. Inilah reformasi spiritual melalui pendidikan dasar, dan kita semu terlibat di dalamnya, mulai dari diri sendiri, mulai dengan hal kecil (teman, keluarga, organisasi) dan mulai dari saat ini (lupakan kemarin dan besok, karena kemarin tak dapat kita ulangi, dan besok belum terjadi).

Tak ada jalan pintas dan bertabur bunga menuju Nusantara Jaya, jalan itu penuh onak duri yang selalu menghadang kita, hanya dengan niat bersih membangun kaum dan negeri, Tuhan akan menjawab doa kita karena kita telah berupaya dari hati terdalam kita, semua ini bukan untuk diri sendiri, tapi untuk anak cucu kita nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun