Mohon tunggu...
Amrullah Usemahu
Amrullah Usemahu Mohon Tunggu... -

KUASAI LAUT - KUASAI DUNIA\r\n" Terus Berkarya Demi Perikanan Jaya"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pendeta-pendeta Papua di Kisaran Kebangsaan, Catatan Kunjungan Tim Wantannas Bagian II

11 Januari 2019   07:37 Diperbarui: 11 Januari 2019   07:49 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi mungkin tidak banyak orang yang tahu bahwa ia adalah salah seorang pendiri klub sepakbola terkenal di Indonesia yang sudah lima kali menjuarai Liga I PSSI, yaitu PERSIPURA. Maka di usia senjanya ini ia memuaskan diri dengan dunia sepak bola, sebagai bagian pembinaan mental spiritual anak-anak muda di tanah Papua. 

Hatinya sangat bersyukur, saat menerima Kartu Ucapan Selamat Natal dari Letjen TNI Doni Monardo, Sesjen Wantanas RI pada Desember 2018 yang lalu. "O, itu seperti berkat yang tidak terduga. Sudah lama saya tidak dikunjungi orang pemerintah, sejak zaman Soekarno. Namun tiba-tiba saja ada Kartu Natal dari seorang Letnan Jenderal. 

Saya bersuka sekali menerimanya. Ternyata beliau itu orang yang sangat merangkul, sehingga saya merasa perjuangan saya dahulu itu berarti bagi bangsa ini. dan ini harus disadari oleh semua Pendeta di tanah Papua", tuturnya.

Peran Gereja Untuk Mensejahterahkan Masyarakat Papua

Di akhir perjumpaan Tim Wantanas bersama kedua Pendeta ini, di rumah mereka masing-masing, ada satu catatan refleksi kritis yang sama dari keduanya tentang peran gereja-gereja di tanah Papua untuk mensejahterahkan masyarakat. Menurut Pendeta Wem, gereja terkesan tidak ikut dalam pembangunan, jika hanya berdoa saja tanpa melakukan langkah-langkah konkrit. 

Pernyataan ini bagi kami menegaskan bahwa, ia berharap gereja-gereja di tanah Papua menjadikan isu kesejahteraan sebagai bagian dari masalah sekaligus panggilan teologinya. Jemaat harus disadarkan untuk bekerja di alam/lingkungannya sendiri yang sangat kaya ini. Hampir senada dengan itu, Pendeta Mesakh, selaku orang yang berperan dalam masa-masa awal penyatuan Papua ke dalam Negara Indonesia,, menegaskan gereja jangan berpikir tentang Papua Merdeka. 

Sebaliknya gereja harus berperan agar injil diberitakan secara benar. Maka yang harus diutamakan adalah melakukan pembinaan moral dan etika terutama kepada anak-anak muda. Gereja tidak boleh bicara politik. Tetapi gereja harus mengetahui bahwa politik itu adalah alat untuk melayani agar dapat membawa keadilan dan perdamaian. 

Dua catatan kritis ini kiranya penting direnungi secara bersama oleh gereja-gereja di tanah Papua agar ada korelasi secara sinergis antara program pensejahteraan rakyat dari gereja dengan stakeholder lain, termasuk melalui kebijakan-kebijakan strategis Wantanas RI yang sedang berlangsung saat ini di tanah Papua. Mereka berharap langkah-langkah yang ditempuh Sesjen Wantanas, Letjen TNI Doni Monardo, menjadi bagian dari cara penyelesaian masalah papua secara holistik.

Jayapura, 9 Januari 2019 
Kontributor: Pdt. Dr. John Ruhulessin, M.Si 
Penulis : Pdt. Elifas Tiomix Maspaitella 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun