Assalamu'alaykum, Â Kampung Halaman, Kalimantan Selatan
Sudah 34 tahun meninggalkan dirimu. Dulu masih sepi. Sekarang tambah ramai. Proses akulturasi makin menambah keragaman. Juga asimilasi, budaya baru bermunculan.Â
Tahun ini saya tak menengokmu. Apa kabar dirimu. Tentu tambah maju. Tambah bersih. Suka sungaimu di Siring dekat masjid  Sabilal muhtadin. Bersih. Berarti masyarakat ikut menjaga sungaimu.Senangnya kalau masyarakat ikut menjagamu. Pantas saja beberapa tahun lalu mendapat Adipura Kencana.
Selalu menyenangkan bila pergi ke tempatmu. Wisata air, wisata religi, wisata kuliner. Atau pergi kepinggir hutanmu. Ada penghijauan yang sudah lama berjalan. Apalagi sesudah ada eksplorasi batubara. Bagi penambang wajib untuk menghijaukan kembali daerah tambangnya.
Wisata airÂ
Pasar Terapung Lok Baintan. Ini salah satu destinasi wisata air. Bila berangkat  dari Banjarbaru harus sebelum subuh. Jarak Satu jam dari Banjarbaru. Menyenangkan dirimu punya keunikan tersendiri dan masih dipertahankan keasliannya.
Kalau dilihat perjalanan ke Lok Baintan memang banyak pohon jeruk, pohon pisang, buah-buahan yang banyak dijual di Jukung sama nini atau acil (Nenek-nenek/Ibu senior atau tante-tante)
Perempuan tangguh biasanya mengenakan tanggui topi yang besar sekali. Menutup wajah dan badan. Terhindar dari terik panas.
Wajah bermasker pupur basah atau dingin terbuat dari tepung beras yang dipermentasi lama banget. Biasanya dimasukkan ke dalam bakul (keranjang anyaman terbuat dari daun purun).
Dulu nenek saya membuatnya sendiri. Untuk campuran ramuan bedak/pupur beli di pasar Martapura. Bedak dingin Nenek sering dikirim sampai ke Mekkah, teman-teman Nini yang mukim (menetap) sangat senang mengaplikasi bedak dingin/pupur basah ini ke wajah mereka.
Apalagi sekarang cuaca sedang panas. Masyarakat lokal tentu sangat menggemari pupur basah ini. Sekadar tips dari teman. Ia mencampur pupur  dengan Asam Kamal/ asam Jawa. Agar kulit lebih terang.
Wisata Religi
Sebenarnya bukan berwisata tetapi ziarah tepatnya. Warga lokal senang sekali ziarah ke makam wali, Kyai. Di kabupaten Banjar ada makam datu Kalampayan. Biasanya masyarakat menyebut beliau dengan sebutan Syekh Muhammada Arsyad al-Banjari. Nama  beliau Sayyid Jafar Al-Aydarus Â
Untuk ulama yang hidup dan wafat  di  abad 21 adalah Guru Sekumpul mempunyai nama Muhammad Zaini Abdul Ghani.  Kharisma beliau sangat tinggi di hati masyarakat. Sampai sekarang  bila haul abah Guru dari segala penjuru berusaha hadir, bahkan dari pulau Jawa dan Kalimantan, serta negeri jiran. Ma sya Allah, beliau tidak ada saja masih bisa menolong warga sekitar. Perekonomian masyarakat lokal meningkat ketika ada haul
Wisata Kuliner
Pergi ke pasar tradisionalmu  pasti bertemu dengan namanya warung makan. Masakan serba ikan dengan bumbu khas sering ditemukan pada  meja saji penjual. Iwak babanam (ikan bakar) dari haruan (gabus), iwak papuyu (betok) hingga  pais babanam  iwak halus. Konsumsinya dengan sambal cacapan, air dicampur dengan garam, terasi bakar, dan bawang bakar. Paduan sayurnya paling enak dengan bilungka  bakukur (timur dikerok dengan sendok) kuahnya  santan tanpa didihkan di kompor. Hanya membuatnya dengan cara air masak (suhu ruang) untuk perahan kelapanya.
Saya berharap anak-anak di Kampung Halaman masih menyukai ikan segar dari sungai dan laut. Semoga Umanya (Ibu)nya tetap semangat mengenalkan sumber protein hewani ini. Bila mereka belum move on dari nugget  bisa beralih pelan-pelan mengenalkan ikan dengan konsumsi empal ikan Pipih. Nugget rasa lokal.
Wisata Belanja
Terima kasih untuk nenek moyang telah meninggalkan warisan budaya seperti kain sasirangan, pengolahan intan sehingga bernilai lebih tinggi. Kebudayaan perairan sehingga masyarakat sekarang bisa memanfaatkan kekayaan alamnya untuk survive.
Tentu pengelola kekayaan daerah sangat mengerti potensi UMKM. Umpat himung (ikut senang) ketika fashion berbahan dasar sasirangan tampil di New York Fashion Week.
Terima kasih Kampung Halaman, Kalimantan Selatan, sudah hadir di milestone  hidup saya. Akan selalu saya kenang pesan Pangeran Antasari:Â
Haram Manyarah Waja sampai Kaputing. Tetap semangat dan kuat seperti baja dari awal hingga akhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H