Mohon tunggu...
Winda Susiyani
Winda Susiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Filsafat Pendidikan: Implementasi Perenialisme dalam Pembelajaran Sejarah

20 Desember 2024   17:55 Diperbarui: 23 Desember 2024   21:49 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Pendidikan merupakan sebuah strategi yang telah dirancang oleh pemerintah dengan melakukan kerja sama dengan berbagai pihak guna menumbuhkan kemampuan dan kecakapan manusia yang mampu menambah ilmu pengetahuan, membentuk karakteristik seseorang dan menggali sebuah potensi terpendam yang ada di dalam diri setiap individu seperti kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang di mana pendidikan ini mampu didapatkan oleh seluruh masyarakat luas, tanpa pandang bulu bisa melalui pendidikan formal, non-formal maupun informal. Selain pendidikan di sekolah, di tempat pelatihan peran pendidikan di keluarga sanggatlah pending sebab keluarga merupakan zona utama untuk seorang anak beradaptasi dan berprogres karena nantinya lingkungan keluargalah yang mampu membentuk bagaimana nantinya anak tersebut akan tumbuh ke depannya meskipun peranan lingkungan sekolah juga ikut serta membantu pendidikan karakter siswa, oleh sebab itu tenaga pendidik harus dibekali ilmu filsafat dalam dunia pendidikan.

Adapun beberapa filsafat pada wajah pendidikan yang tampak di Indonesia yakni filsafat Perenialisme. Filsafat Perenialisme muncul akibat ketegangan budaya dalam kehidupan modern pada filsafat progresif, sebab pandangan Perenialisme tidak sesuai dengan filsafat progresif yang ingin terus ada perubahan sehingga lahirnya filsafat Perenialisme ini bermaksud memakai kembali nilai-nilai yang menjadi dasar pada zaman dahulu. Sehingga filsafat Perenialisme berpedoman pada kesatuan tanpa membedakan satu sama lain, untuk itu semua orang diperbolehkan bersikap tegas dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam filsafat Perenialisme menitikberatkan pada nilai-nilai kuno bukanlah semata-mata mengingat memori akan tetapi keyakinan mengenai budaya, adat, tradisi kuno dipercaya mampu menjadikan dasar filsafat pendidikan pada masa sekarang untuk membentuk karakteristik sesuai ideologi bangsa sebab diyakini oleh masyarakat bahwa pembentukan karakteristik seseorang dapat dibentuk dan dijalankan dengan adanya nilai kepaduan dan pedoman hidup seperti Pancasila sebagai dasar negara. Dengan adanya filsafat manusia mampu mengetahui berbagai kebenaran yang sebelumnya belum terungkap seperti halnya filsafat Perenialisme ini yang menitikberatkan pada nilai-nilai kuno yang dimana juga selaras dengan pendidikan sejarah yang mampu membawa kita mengenal sejarah pada zaman dahulu, kontemporer dan juga kala nanti.

Pembahasan

Implementasi Filsafat Pendidikan Perenialisme dalam Pembelajaran Sejarah

Tujuan dalam pendidikan sejarah dinilai memiliki kesinambungan dengan filsafat Perenialisme yakni meningkatkan kesadaran akan cinta tanah air kepada peserta didik, menciptakan rasa nasionalisme, empati dan toleransi yang mampu diterapkan ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara demi menciptakan transfer masa lalu yang lebih unggul sehingga diharapkan kejadian masa lampau mampu dijadikan pedoman untuk membawa ke ranah peningkatan pandangan kebangsaan baik dalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Untuk itulah pada jenjang pendidikan mata pelajaran sejarah sangat diperlukan guna memberikan pemahaman kepada peserta didik mengenai tokoh, peristiwa dan kisah yang mampu menumbuhkan pengetahuan terkait nilai-nilai yang ada dalam berbagai peristiwa sejarah. Untuk dapat mengajak peserta didik mengetahui lebih mendalam tentang peristiwa sejarah guru dapat memberikan proyek yang dapat didiskusikan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya tenaga pendidik dapat mengajak siswa ke tempat-tempat bersejarah seperti candi, keraton, gedung perjuangan hingga museum yang dimana hasil kunjungan dipresentasikan ke depan kelas. Keberadaan tenaga pendidik dalam belajar sejarah tidak hanya sebagai fasilitator melainkan juga sebagai murid yang memiliki kesempatan sama-sama belajar, akan tetapi pengetahuan seorang pendidik harus lebih berkualitas dan mendalam dibandingkan siswanya sehingga metode belajar berdiskusi yang bisa diterapkan dalam pembelajaran sejarah ini selaras dengan filsafat Perenialisme sebagai upaya mengarahkan pikiran dengan banyak membaca dan berdiskusi untuk mengungkap fakta sejarah.

Pengimplementasian Filsafat Perenialisme dalam Pembelajaran Sejarah

Filsafat Perenialisme berada pada tujuan dalam pembelajaran sejarah yaitu meningkatkan kesadaran terhadap diri sendiri sebagai anggota suatu bangsa yakni Indonesia yang memiliki rasa cinta tanah air, empati, toleransi dan apresiasi yang kemudian mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini implementasi filsafat Perenialisme dalam pembelajaran sejarah, yaitu:

1. Rasa Cinta tanah air

Filsafat Perenialisme dalam pembelajaran sejarah berguna untuk mempersuasi siswa agar memiliki rasa bangsa dan cinta terhadap tanah air seperti mempelajari peradaban kuno, mengetahui tokoh-tokoh pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan meskipun dengan taruhan nyawa tetap diperjuangkan hingga titik darah penghabisan, mengetahui proses proklamasi kemerdekaan, berkunjung ke museum untuk mengetahui warisan budaya dan berbagai alat-alat yang digunakan pada saat masa penjajahan dulu.

2. Rasa Empati

Filsafat Perenialisme dalam belajar sejarah  mengajak peserta didik mampu memahami berbagai penderitaan yang telah dialami oleh korban perang dunia yang dimana kondisi pada masa itu rakyat diterpa huru-hara kelaparan, kemiskinan dan kesengsaraan untuk itu sebagai peserta didik hendaknya menghormati para pahlawan dengan ikut serta dalam upacara bendera yang dilakukan setiap hari senin dan upacara 17 Agustus sebagai peringatan kemerdekaan yang telah diperoleh melalui perjuangan bukan dari pemberian bangsa lain.

3. Rasa toleransi

Filsafat Perenialisme dalam sejarah mampu menumbuhkan rasa toleransi atas banyaknya suku, bangsa, ras dan agama. Selain itu dengan toleransi peserta didik mampu menghargai berbagai perbedaan pendapat jika terdapat tugas diskusi kelompok yang dimana setiap isi pikiran seseorang pastinya berlainan antara individu satu dengan individu yang lainnya untuk itu belajar sejarah juga mampu mengajarkan kepada peserta didik cara meminimalisir konflik yang terjadi dari adanya ketidaksamaan pendapat sehingga tercapainya suatu kerukunan dan harmonisasi.

4. Apresiasi

Filsafat Perenialisme dalam belajar sejarah dapat dilihat dengan mencari fakta sejarah dengan menganalisis teks-teks kuno karya tokoh maupun filsuf yang mengandung nilai-nilai moral seperti yang terkandung di dalam Pancasila tersebut selaras dengan nilai yang dianut dan ditaati oleh manusia sejak dulu atau tidak sebab Perenialisme diketahui bahwa menganut nilai-nilai yang menjadi dasar pada masa lalu.

Kesimpulan

Filsafat Perenialisme berdasarkan nilai-nilai dan tatanan yang telah ada sebelumnya seperti yang tercantum dalam Pancasila yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, sebab dirasa tepat untuk membentuk karakter seseorang. Prinsip ini selaras dengan tujuan pendidikan sebagai dasar untuk pembentukan karakter dari peserta didik yang dimana sekolah bukanlah tempat untuk belajar saja tetapi juga membentuk karakter hingga membentuk sumber daya manusia yang unggul dan kreatif.

Daftar Pustaka : 

Kaderi, M. A. (2017). Perenialisme di Era Globalisasi. Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan), Vol. VI, No 1.

Nursalim, E. (2021). Aliran Perenialisme Dan Implementasinya Dalam Pendidikan Islam . journal.iaisambas.ac.id, Vol. 4, No. 2.

Putri, S. D. (2021). Analisis Filsafat Pendidikan Perenialisme dan Peranannya dalam Pendidikan. Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, Volume 9 (1).

Ummi Puji Astutik, D. K. (2023). Perenialisme Dalam pandangan Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, Vol. 5, No. 1.

Yusuf, M. (2018). Pengantar Ilmu Pendidikan. Palopo: Lembaga Penerbit Kampus IAIN Palopo .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun