Mohon tunggu...
Vasco Yehezkiel Sidauruk
Vasco Yehezkiel Sidauruk Mohon Tunggu... Mahasiswa

Iklim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Kondisi Iklim terhadap Persebaran, Adaptasi dan Kelangsungan Hidup Pohon Bayur (Pterospermum javanicum) di Sumatera

9 November 2024   22:22 Diperbarui: 9 November 2024   22:26 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penutup

Pohon Bayur merupakan spesies kunci dalam ekosistem hutan Sumatra yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis tinggi. Kemampuan adaptasinya yang mengagumkan telah memungkinkan spesies ini bertahan selama ribuan tahun. Namun tantangan perubahan iklim dan tekanan antropogenik membutuhkan upaya konservasi yang lebih intensif. 

Dengan memahami karakteristik dan kebutuhan spesies ini kita dapat mengembangkan strategi pelestarian yang efektif. Menjaga kelangsungan hidup pohon Bayur bukan hanya tentang melindungi satu spesies tapi juga menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis Sumatra secara keseluruhan.

Artikel ini telah memaparkan bagaimana kondisi iklim memengaruhi kehidupan pohon Bayur serta berbagai upaya yang diperlukan untuk melestarikannya. Diharapkan informasi ini dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut dan pengembangan program konservasi yang lebih terarah di masa depan.

Daftar Pustaka

  1. Wikipedia. (n.d.). Bayur. Retrieved from https://id.wikipedia.org/wiki/Bayur
  2. Soepadmo, E., Saw, L. G., & Chung, R. C. K. (Eds.). (2002). Tree Flora of Sabah and Sarawak. Forest Research Institute Malaysia.
  3. Aldrian, E., & Susanto, R. D. (2003). Identification of three dominant rainfall regions within Indonesia and their relationship to sea surface temperature. International Journal of Climatology, 23(12), 1435-1452.
  4. Hariyadi, B., & Ticktin, T. (2012). From shifting cultivation to cinnamon agroforestry: Changing agricultural practices among the Serampas in the Kerinci Seblat National Park, Indonesia. Human Ecology, 40(2), 315-325.
  5. Ramdani, F., Moffiet, T., & Hino, M. (2014). Local surface temperature change due to expansion of oil palm plantation in Indonesia. Climatic Change, 123(2), 189-200.
  6. Colwell, R. K., Brehm, G., Cardels, C. L., Gilman, A. C., & Longino, J. T. (2008). Global warming, elevational range shifts, and lowland biotic attrition in the wet tropics. Science, 322(5899), 258-261.
  7. Verchot, L. V., Van Noordwijk, M., Kandji, S., Tomich, T., Ong, C., Albrecht, A., ... & Palm, C. (2007). Climate change: linking adaptation and mitigation through agroforestry. Mitigation and adaptation strategies for global change, 12(5), 901-918.
  8. Urban, M. C. (2015). Accelerating extinction risk from climate change. Science, 348(6234), 571-573.
  9. Sodhi, N. S., Koh, L. P., Brook, B. W., & Ng, P. K. (2004). Southeast Asian biodiversity: an impending disaster. Trends in ecology & evolution, 19(12), 654-660.
  10. Imbach, P. A., Locatelli, B., Molina, L. G., Ciais, P., & Leadley, P. W. (2013). Climate change and plant dispersal along corridors in fragmented landscapes of Mesoamerica. Ecology and evolution, 3(9), 2917-2932.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun