Pudja dan Pudjipun mengetahui bahwasannya sudah ada beberapa perwakilan wali murid yang  diundang rapat ke sekolah guna kepentingan persiapan serta metode yang akan dijalankan saat dilangsungkannya "sekolah tatap muka" kembali. Hal tersebut menandakan serta mempertegas kegiatan sekolah akan berjalan normal kembali.
Dua anak yang memang serasi di kelas 3B, SDN Negeri Atas Awan I/171 tersebut tak henti-hentinya berdiskusi panjang kali lebar hingga menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang diatas rata-rata anak seumuran mereka.
Seperti halnya mereka, yang senantiasa semangat dalam menjalankan aktivitas sekolah "daring" sekalipun dengan berbagai keterbatasan yang harus mereka lalui. Sekalipun tugas "daring" yang kesemua pengerjaan dilakukan di rumah, tetap mereka kerjakan dan jalankan dengan sebaik-baiknya tanpa keluhan yang berarti. Malahan mereka menganggap tugas "daring" itu lebih fleksibel.
Karena mereka sadar, tidak tahu kapan pandemi covid-19 akan berakhir, sehingga menghargai setiap kesempatan yang ada tanpa mengenyampingkan tugas satupun dari sekolahan yang diberikan kepada mereka sembari menunggu kepastian sekolah tatap muka benar-benar akan dijalankan.
Pudja dan Pudji disamping banyak "tingkah", namun mereka juga senantiasa berpikiran "diatas awan-awan" jauh terbang tinggi keatas. Mereka menganggap covid-19 merupakan wabah yang tanpa suara, terkesan halus namun disatu sisi mematikan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.00, saat penghitungan suara dari berbagai tempat pemungutan suarapun dimulai. Pudja dan Pudji lantas menghentikan diskusi "liar" mereka dan beranjak lanjut ke layar televisi yang memang masih berlayar cembung dan jauh dari kata digital tersebut untuk mengikuti berita penghitungan cepat atau quick count yang akan segera berlangsung.
#SalamSehat
#SalamSilaturahmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H