Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Surabaya Membara", Pertunjukan Heroik yang "Berselimut" Duka

11 November 2018   21:32 Diperbarui: 12 November 2018   07:49 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisa menonton diposisi terdepan atau bertubuh tinggi bisa memberikan hasil tontonan yang maksimal tanpa harus memanjat terlebih menonton diarea viaduk (Dok. Pribadi)

Posisi Menetukan Nasib

Bisa menonton diposisi terdepan atau bertubuh tinggi bisa memberikan hasil tontonan yang maksimal tanpa harus memanjat terlebih menonton diarea viaduk (Dok. Pribadi)
Bisa menonton diposisi terdepan atau bertubuh tinggi bisa memberikan hasil tontonan yang maksimal tanpa harus memanjat terlebih menonton diarea viaduk (Dok. Pribadi)
Berebut posisi paling depan atau posisi paling mendekati venue bisa menghasilkan area nyaman dengan jarak pandang yang pas. Karena butuh sebuah perjuangan untuk keperluan swafoto, foto-foto serta mengabadikan video atau sebatas untuk memenuhi kebutuhan buat ngevlog bagi mereka para "selebriti media sosial".

Mungkin arek Suroboyo terkenal dengan suporter "bonek" nya, namun drama kolosal Surabaya Membara sama sekali bukan tontonan acara sepak bola, tapi saya tetap melihat jiwa "bonek" tetap menyala dan tersimpan sekalipun bukan dalam acara sepak bola.

Tidak jarang, bahkan banyak para penonton yang memanjat pelataran berjenjang Tugu Pahlawan untuk memperjelas daya pandang bagi mereka sekalipun area tersebut kurang diperkenankan, karena memang daerah tersebut juga bagian dari taman Monumen Tugu Pahlawan yang tentunya harus di jaga kehijauan dan keasriannya.

Tidak cukup sampai disitu, bagi yang merasa kurang puas atau yang tidak kebagian tempat strategis maka viaduk pun dipenuhi dan disesaki sebagai area menonton drama kolosal Surabaya Membara yang notabenenya merupakan jalan layang jalur kereta api yang masih aktif yang melintas diatas Jalan Pahlawan.

Tempat yang paling berbahaya merupakan tempat yang paling nyaman, sebenarnya tidak seperti itu. Hal tersebut bisa jadi semata guna mencari tempat sekaligus spot paling oke buat merekam dan mengabadikan momen-momen dalam drama kolosal Surabaya Membara dengan sejelas-jelasnya tanpa harus direpotkan dengan aksi dorong-mendorong yang kadang sesekali terjadi atau tanpa harus repot tertutup oleh penonton yang lain.

Mungkin sebagian berpikiran sepeerti itu, hingga viaduk menjadi salah satu alternatif tempat yang nyaman untuk menonton di samping warga sekitar yang juga ikut menonton di area viaduk tersebut.

Bonek Saja Tidak Cukup

Olah TKP Korban Drama Kolosal Surabaya Membara (Dok. kompas.com)
Olah TKP Korban Drama Kolosal Surabaya Membara (Dok. kompas.com)
Betapa "bonek"nya mereka hingga lebih memilih menonton di jembatan viaduk tanpa berpikiran kapan kereta api akan melintas! Mungkin mereka  yang sudah "berpengalaman" menonton Surabaya Membara sebelumnya berpikiran kereta api tidak bakal melintas saat mereka menonton seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kita tidak tahu memang kapan kereta api bakal lewat di jembatan viaduk tersebut, kecuali petugas PT. KAI terkait, terlebih jalur tersebut merupakan jalur kereta api barang yang memang tidak memiliki jadwal tetap seperti halnya kereta api berpenumpang, sepengamatan saya seperti itu. 

Terlebih memang hanya tahun ini yang bertepatan dengan kereta api sedang melintas yang dibarengi dengan berdekatan dengan acara yang sudah dijubeli penonton tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun