Berasa surprise dan kejutan melihat Bapak Presiden kebanggaan kita, Joko Widodo, menjadi bagian dari opening ceremony Asian Games ke-18, Jakarta-Palembang yang membanggakan. Sungguh tidak menyangka beliau bisa beratraksi dan bergaya layak nya James Bond dalam film Mission Imposible, padahal adegan tersebut tergolong membahayakan menurut saya, terlebih untuk orang yang seusia beliau.
Butuh keahlian khusus untuk melakukan adegan yang tergolong mencengangkan tersebut, karena memang dibutuhkan skill khusus untuk melakukan itu semua. Atau jangan-jangan Bapak Presiden kita dulu nya pernah menjadi atlet Moto GP, sehingga bisa melakukan atraksi mendebarkan tersebut dengan sebaik dan selincah itu.
Sebelum nya memang saya sering mengetahui beliau mengendarai motor laki jenis seperti itu saat sedang meninjau proyek-proyek yang sedang berlangsung diberbagai pelosok negeri ditanah air lewat siaran-siaran televisi.
Namun sungguh tak menduga kalau beliau juga bisa bergaya layak nya James Bond yang diperankan dalam setiap adegan film yang populer dengan sebutan 007 tersebut. Mantap Pak Jokowi!, salut dan bangga padamu.
Ternyata engkau tidak sebatas pandai berstrategi dan memimpin dalam pemerintahan, tapi ternyata juga punya skill lain yang tidak disangka-sangka. Jika saya disuruh melakukan atraksi atau adegan tersebut belum tentu bisa juga lho!, harus latihan khusus pada ahli nya dulu.
Belum juga hilang rasa kaget saat menyaksikan aksi dramatis nan mendebarkan dari Presiden tercinta, Joko Widodo sebelum nya, hati dan jiwa ini dibikin merinding dengan penampilan ribuan penari khas dari daerah aceh. Terharu sekaligus merinding dengan tontonan opening ceremony yang luar biasa dan terasa gahar tersebut.
Dengan rasa ini saya ikut merasakan, betapa sedih nya mereka-mereka yang tidak bisa berkesempatan untuk nonton langsung acara spektakulerl opening ceremony Asian Games ke-18, Jakarta-Palembang tersebut, mereka hanya bisa menyaksikan dari luar atau harus puas nonton lewat layar kaca televisi.
Menginjak lagu nasional anthem, lagu kebangsaan, Indonesia raya dikumandangkan sebagai puncak keharuanku, berdebar dalam hati dan berbisik, "Indonesia bisa dan layak sebagai tuan rumah dan berbicara lebih". Semakin tak kuasa rasa nya menyaksikan even pembukaan Asian Games yang amat- amat spektakuler ini.
Hanya pada era Presiden Soekarno, selaku presiden Indonesia yang pertama dan Presiden Joko Widodo selaku Presiden Indonesia yang ke-7 Asian Games di selenggarakan di Indonesia. Rasa nya sangat bersyukur bisa berkesempatan menjadi tuan rumah, karena memang tidak semua negara bisa berkesempatan untuk menjadi tuan rumah sejauh ini.
Jika menengok sejarah nya, baru beberapa negara saja yang berkesempatan menjadi tuan rumah Asian Games. Seperti India (1951, 1982), Philipina (1954), Jepang (1958, 1994), Indonesia (1962, 2018), Thailand (1966, 1970, 1978, 1998), Iran (1974), Korea Selatan (1986, 2002, 2014), China (1990, 2010) dan Qatar (2006). (Kompas. Com)
Baru sembilan negara yang sudah tercatat pernah berpartisipasi sebagai tuan rumah Asian Games. Berarti masih banyak negara-negara yang belum berkesempatan menjadi tuan rumah dalam ajang perhelatan empat tahunan Asian Games tersebut.
Begitu lama nya jarak Indonesia menjadi tuan rumah kembali semenjak menjadi tuan rumah Asian Games untuk pertama kali nya di tahun 1962. Di tahun tersebut Indonesia berhasil mengumpulkan sebanyak 77 medali, dengan rincian 21 medali Emas, 26 Perak, dan 30 Perunggu, serta finish di urutan ke-2 atau sebagai runner up.
Tahun tersebut, 1962, yang masih jauh dari kata maju tapi kita sudah bisa meraih prestasi sebaik itu. Indonesia yang baru membangun dan baru merdeka 17 tahun pada saat itu, namun prestasi nya sudah bisa dibilang membanggakan. Prestasi membanggakan di tahun-tahun yang baru membangun dan menata negara.
Stadion Gelora Bung Karno yang baru dibangun saat itu, begitu juga dengan monumen nasional atau Tugu Monas yang baru berdiri, bundaran Hotel Indonesia dengan Tugu Selamat datang nya sebagai penanda kemegahan Asian Games yang pernah di helat di negeri ini untuk pertama kali nya. Pembangun awal infrastruktur yang masih penuh dengan keterbatasan demi mewujudkan dan mempersiapkan menjadi tuan rumah Asian Games.
Tidak mungkin juga empat tahun kembali kita bisa menjadi tuan rumah kembali. Sedikit nya dibutuhkan waktu dua puluh tahun untuk menjadi tuan rumah kembali, dengan catatan tidak banyak negara-negara lain yang berminat untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah.
Oleh karena itu, yok ayo, kita kejar prestasi sebaik dan sebanyak mungkin untuk mengulang prestasi dan sejarah yang dulu pernah kita raih, dari Asian Games ke Asian Games. Jika di tahun 1962 kita bisa menjadi runner up, maka kita kejar kembali kejayaan itu tuk meraih bintang.
Presiden Joko Widodo identik dan sedikit banyak memiliki kesamaan dengan Presiden Soekarno sekalipun beliau belum sebanding dari segi kharisma dan kecakapan dengan presiden pertama kita tersebut. Namun sedikit banyak kita bisa berharap lebih kalau dibawah kepemimpinan Presiden, Bapak. Joko Widodo, kita bisa berbicara banyak di pentas Asian Games dan bisa meraih bintang yang sudah mulai ditebar ini.
Kita tinggal meneruskan semangat yang dulu pernah ada. Meraih bintang dan kembali berjaya, sebagai Leader of Asia, "Macan Asia" dan membuat kita pantas untuk menyandang gelar "Garuda Asia". Karena Spirit of Asia itu sekarang tertanam di tubuh kita, di tanah kita dan Energi of Asia pun telah tersalur di tanah kita.
Mari segenap elemen bangsa bersama-sama turut membantu dan mendukung dengan wujud nyata serta doa guna keberlangsungan Asian Games di negeri kita, Indonesia!.Â
Mulai dari dukungan pelaksanaan, dukungan kemeriahan serta bantu meraimakan even akbar Asian Games. Saat nya menunjukkan identitas kita, identitas Indonesia yang sedang menyelenggarakan pesta akbar olah raga kebanggaan Asia.
Ganti bajumu dengan berbagai slogan dan spirit Indonesia, spirit Asian Games. Spirit yang sering kali dicontohkan oleh Bapak Presiden kita saat melakukan berbagai kunjungan baik tinjauan acara guna persiapan dan kelangsungan Asian Games sebelum-sebelum nya maupun diberbagai bentuk acara lain nya.
Tunjukkan Merah Putihmu!, Tunjukkan Indonesiamu!.
Indonesia bisa!, Indonesia Juara!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H