Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

"Energy of Asia" dari Seorang Presidenku

19 Agustus 2018   23:07 Diperbarui: 19 Agustus 2018   23:17 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion GBK saat opening ceremony Asian Games (Dok. Video)

Jika menengok sejarah nya, baru beberapa negara saja yang berkesempatan menjadi tuan rumah Asian Games. Seperti India (1951, 1982), Philipina (1954), Jepang (1958, 1994), Indonesia (1962, 2018), Thailand (1966, 1970, 1978, 1998), Iran (1974), Korea Selatan (1986, 2002, 2014), China (1990, 2010) dan Qatar (2006). (Kompas. Com)

Baru sembilan negara yang sudah tercatat pernah berpartisipasi sebagai tuan rumah Asian Games. Berarti masih banyak negara-negara yang belum berkesempatan menjadi tuan rumah dalam ajang perhelatan empat tahunan Asian Games tersebut.

Begitu lama nya jarak Indonesia menjadi tuan rumah kembali semenjak menjadi tuan rumah Asian Games untuk pertama kali nya di tahun 1962. Di tahun tersebut Indonesia berhasil mengumpulkan sebanyak 77 medali, dengan rincian 21 medali Emas, 26 Perak, dan 30 Perunggu, serta finish di urutan ke-2 atau sebagai runner up.

Tahun tersebut, 1962, yang masih jauh dari kata maju tapi kita sudah bisa meraih prestasi sebaik itu. Indonesia yang baru membangun dan baru merdeka 17 tahun pada saat itu, namun prestasi nya sudah bisa dibilang membanggakan. Prestasi membanggakan di tahun-tahun yang baru membangun dan menata negara.

Stadion Gelora Bung Karno yang baru dibangun saat itu, begitu juga dengan monumen nasional atau Tugu Monas yang baru berdiri, bundaran Hotel Indonesia dengan Tugu Selamat datang nya sebagai penanda kemegahan Asian Games yang pernah di helat di negeri ini untuk pertama kali nya. Pembangun awal infrastruktur yang masih penuh dengan keterbatasan demi mewujudkan dan mempersiapkan menjadi tuan rumah Asian Games.

Kontingen Indonesia saat opening ceremony Asian Games (Dok. Vidio)
Kontingen Indonesia saat opening ceremony Asian Games (Dok. Vidio)
Menjadi tuan rumah Asian Games bukan perkara mudah. Memperoleh kesempatan nya pun tidak segampang yang dibayangkan. Banyak kreterian dan ketentuan yang harus dipenuhi, seperti hal nya infra struktur.

Tidak mungkin juga empat tahun kembali kita bisa menjadi tuan rumah kembali. Sedikit nya dibutuhkan waktu dua puluh tahun untuk menjadi tuan rumah kembali, dengan catatan tidak banyak negara-negara lain yang berminat untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah.

Oleh karena itu, yok ayo, kita kejar prestasi sebaik dan sebanyak mungkin untuk mengulang prestasi dan sejarah yang dulu pernah kita raih, dari Asian Games ke Asian Games. Jika di tahun 1962 kita bisa menjadi runner up, maka kita kejar kembali kejayaan itu tuk meraih bintang.

Presiden Joko Widodo identik dan sedikit banyak memiliki kesamaan dengan Presiden Soekarno sekalipun beliau belum sebanding dari segi kharisma dan kecakapan dengan presiden pertama kita tersebut. Namun sedikit banyak kita bisa berharap lebih kalau dibawah kepemimpinan Presiden, Bapak. Joko Widodo, kita bisa berbicara banyak di pentas Asian Games dan bisa meraih bintang yang sudah mulai ditebar ini.

Kita tinggal meneruskan semangat yang dulu pernah ada. Meraih bintang dan kembali berjaya, sebagai Leader of Asia, "Macan Asia" dan membuat kita pantas untuk menyandang gelar "Garuda Asia". Karena Spirit of Asia itu sekarang tertanam di tubuh kita, di tanah kita dan Energi of Asia pun telah tersalur di tanah kita.

Mari segenap elemen bangsa bersama-sama turut membantu dan mendukung dengan wujud nyata serta doa guna keberlangsungan Asian Games di negeri kita, Indonesia!. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun