Selain konsen serta peduli terhadap kelestarian lingkungan dan menerapkan pada setiap lini lingkungan pabrik, seperti hal nya penerapan roof top organik garden di seputar pabrik Campina, gaya hidup sehat juga diterapkan secara penuh yang diwujudkan dengan ada nya vegan menu dikantin Campina.
Kelanjutan rangkaian factory tour kali ini berlanjut pada acara istirahat, sholat dan makan, menikmati menu-menu sehat kantin vegan Campina. Reportase kali ini sebagai kelanjutan dari rangkaian pengalaman pribadi maupun cerita yang sudah saya paparkan sebelum nya dalam "Memory dan Pengalaman Berkesan, Campina Factory Tour" sebelum nya.
Setelah berdingin-dingin ria ala manusia kutub dalam "cold storage" (gudang penyimpanan beku) Campina, kita dimanjakan dengan menu-menu hidangan vegetarian ala Campina yang tiada dua tersebut.
Bicara vegetarian dalam benak saya, enak nya dimana?, jika semua menu vegetarian, dan setiap hari kita harus makan dengan menu-menu vegan. Karena praktis itulah yang menjadi menu santapan semua karyawan maupun pegawai dalam jajaran pabrik es krim Campina tanpa terkecuali sehari hari nya.
Bahkan karena budaya tersebut, sudah banyak pegawai maupun karyawan Campina yang mengusung gaya hidup vegetarian setelah menjadi karyawan sekian lama. Sekalipun memang ada juga beberapa karyawan yang sudah bergaya hidup vegetarian sebelum nya.
Sebagai pembimbing lapangan, ibu Anis senantiasa mengingatkan SOP (Stanard Operating Prosedur) yang diberlakukan disetiap ruangan dalam pabrik Campina. Dalam kantin vegan pun seperti itu, sebelum makan kita diwajibkan untuk cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Hand Sanitary pun, sudah tersedia disamping pintu masuk pada saat pertama kali kita membuka pintu kantin.
Giliran cuci tangan selesai kita bisa mengambil makanan sesuai selera dengan menu yang telah disiapkan oleh koki-koki kantin Campina. Porsi makanan juga bisa disesuaikan sesuai permintaan, ibarat sebuah jamuan prasmanan dalam sebuah pesta pernikahan.
Tapi ingat!, segala bentuk makanan yang kita ambil dan kita pilih, harus bisa kita habiskan tanpa ada sisa, sekalipun itu satu butir nasi. Memang pada dasar nya prinsip aturan dan ketentuan makan seperti inilah yang benar. Syukur alhamdulilah, dasar prinsip seperti itu juga saya tanamkan pada diri sedini mungkin sebelum nya, dalam gaya hidup saya. Oleh karena itu anjurannya, ambilah makanan sesuai dengan selera dan kemampuan kita.
Menu-menu Sehat Kantin Vegan Campina
Barang kali ada yang penasaran?, menu-menu yang diterapkan kantin vegan Campina seperti apa?. Ingin tahu?, saya pun penasaran dengan paparan ibu Anis di kantin vegan yang juga sangat bersih dan nyaman tempat nya.
Menu-menu yang disajikan tiap hari nya bervariatif, sehingga tetap menarik dan memiliki rasa tersendiri yang tidak kalah seperti hal nya menu dalam restoran. Karena kantin Campina memiliki chef atau koki-koki handal dalam mengolah itu semua.
Ada tiga menu utama yang bisa saya amatin di kantin, diantara nya memang menu-menu berbahan dasar sayuran atau nabati. Namun satu yang membuat hati saya bertanya, terdapat menu sate dalam deretan menu-menu tersebut. Tapi tanpa bertanya lebih jauh, saya pun tidak ketinggalan mengambil sate seperti yang lain, sekalipun ada pertanyaan dalam benak hati yang mengganjal. Kok bisa ada sate dalam jajaran menu vegetarian?.
Ada pisang sebagai hidangan pencuci mulut, pisang ini menarik karena sedikit berbeda dari yang pernah saya temui baik di pasar tradisional maupun supermarket. Sekalipun agak mirip dengan pisang yang biasa dijual di super market, namun pisang yang ada di kantin Campina hampir dua kali lebih besar dan lebih panjang. Â Mungkinkah ini dari varian yang unggul?, bisa jadi, dan bisa jadi pula pisang tersebut yang dipakai sebagai bahan dasar Concerto Choco Banana yang merupakan rasa baru dari varian keluarga Concerto. Saya jadi tertarik untuk mengambil dua buah langsung, wih mantap!.
Sekalipun menu-menu vegetarian yang kita rasakan, namun semua pada menikmati makanan mereka masing-masing. Kita bisa tambah sesuai selera, tapi sesuai syarat sebelum nya, harus habis dan tidak boleh ada sisa dalam piring kita, sekalipun satu butir nasi saja.
Disela-sela acara makan, ibu Anis datang dengan membawa dua piring besar menu baru yang sebelumnya tidak terdapat dalam meja kantin. Siapa yang mau ayam?, siapa yang suka daging Kambing?, ibu Anis menawarkan menu baru tersebut kepada kita semua.
Semua pada terkejut?. Mengingat paparan diawal ini kantin vegetarian, kok kita mendapat suguhan menu-menu yang jauh dari bahan vegan. Belum habis tanda tanya saya mengenai menu sate barusan, kini menjadi dobel pertanyaan. Saya pikir awal nya, sajian ini pengecualian bagi kita selaku pengunjung yang belum terbiasa dengan menu vegetarian, ternyata dugaan saya salah besar.
Gluten dan Daging Imitasi
Daging sungguhan ini bu?, tanya ku penasaran. Emmm, kasih tahu gak ya, ibu Anis menggoda.
Bagaimana rasa nya?, enak daging kambing nya?, ada yang mau tambah lagi?. Sebelum menjawab, ibu Anis menawarkan kepada kita semua sekali lagi.
Ini semua daging "kw" anak-anak sekalian ya, alias daging imitasi atau palsu, ibu Anis mulai menjelaskan. Sontak saja semua pada tepok jidat dan ketawa lepas. Apa gue bilang, mana mungkin kantin vegetarian menghidangkan menu daging yang bertolak belakang dari kaidah dasar nya, hufff.
Daging-daging imitasi tersebut ternyata berbahan dasar gluten, apa itu gluten?, langsung saja saat itu saya membuka lembaran kamus wikipedia untuk menjawab rasa penasaran yang timbul semenjak melihat sate dalam deretan menu yang disajikan kantin vegan Campina.
Ternyata oh ternyata, kita semua "tertipu", tampilan menu yang nyaris sama seperti asli nya, baik tekstur dan rasa, seperti rasa asli nya, kok bisa ya?. Akhir nya kita jadi senyum-senyum sendiri mendengar penjelasan ibu Anis mengenai gluten dan daging imitasi nya.
Mulai sekarang mungkin kita tidak perlu khawatir, jikalau harga-harga daging ataupun ayam pada naik. Saat nya kita belajar pada koki-koki vegan kantin Campina yang sudah handal dalam mengolah gluten menjadi daging. Mereka bisa mengubah bahan-bahan nabati menjadi layak nya bahan hewani dengan rasa dan kualitas yang nyaris sempurna.
Gaya hidup vegetarian ternyata juga bisa sebagai solusi mengatasi kterbatasan ekonomi, sekalipun tujuan bervegetarian memang bukan karena faktor ekonomi.
Pemilahan Sampah Dapur
Dalam kantin vegan tidak hanya sebatas menyediakan menu-menu makanan sehat, melainkan kesehatan lingkungan pun benar-benar selalu dijaga dalam ruangan ini. Kaidah-kaidah lingkungan dan kebersihan terjaga betul.
Tidak cukup hanya sebatas tempat sampah yang diberi pembedaan kering dan basah, dalam sampah dapur pun mendapat perlakuan yang sama, malah lebih terperinci lagi. Keren nya disitu, sesuatu yang benar-benar baru saya ketahui, tidak hanya sebatas pemilahan basah dan kering, tapi kesemua nya mendapat pengklasifikasian tempat masing-masing.
Semisal selesai makan, kita harus menaruh sendok bekas kita pakai ditempat tersendiri, ada tempat sampah tersendiri buat bekas tusuk sate pula. Sampai-sampai kulit pisang mendapatkan tempat sampah khusus tersendiri. Jadi kantin vegan Campina tidak sebatas memiliki menu-menu yang sehat tapi juga memperhatikan kaidah-kaidah kesehatan lingkungan. Pengelolaan nya keren pakai banget!.
Campina Times
Kurang afdol rasa nya kunjungan ke pabrik Campina sebagai es krim asli Indonesia yang legendaris tapi tidak menikmati langsung ditempat asal nya.
Sebagai rentetan akhir acara Kompasiana OnLoc bareng Campina, setelah selesai makan dari kantin vegan yang bermenu sehat serta menarik tersebut, kita berlanjut memasuki ruang avatar, sebagai ruangan khusus yang menyediakan berbagai varian es krim Campina. Diruangan ini kita benar-benar dimanjakan dengan yang nama nya es krim.
Ibu Anis mengajak kita untuk memasuki ruang avatar dan mempersilahkan untuk menikmati es krim yang ada tanpa batasan, sekuat kita dan semampu kita, namun dengan catatan, dimakan dan dinikmati ditempat.
Begitu nyaman nya ruang Avatar, sebagai tempat dan acara yang sudah kita tunggu-tunggu sebelumnya, menikmati es krim Campina sepuas nya. Disini kita bereksperimen merasakan berbagai macam serta varian Campina yang sudah dijelaskan diawal oleh Bapak. Mustofa. Es krim dengan bahan-bahan pilihan yang sudah teruji dan pasti meyehatkan tersebut, tanpa ada keraguan sedikitpun akan gejala batuk, pilek dan sebagai nya. Karena sesungguh nya es krim tersebut menyehatkan bukan sebalik nya!, dan kita sudah membuktikan dengan kunjungan kita dalam rangkaian factory tour sebelum nya.
***
Rasa nya tidak cukup acara yang cuman sehari itu, karena kita benar-benar betah dan dimanjakan dengan berbagai pelayanan dan fasilitas yang bisa kita nikmati dalam rangkaian kunjungan factory tour tersebut, terlebih menikmati menu-menu sehat di kantin vegan Campina dan menikmati es krim Campina yang asli Indonesia.
Terima kasih Kompasiana dan Campina yang sudah mengadakan acara bermanfaat seperti ini. Dengan kunjungan factory visit ini tidak hanya sebatas menambah wawasan mengenai seputar es krim tapi juga ide-ide baru lainnya.
Wasalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H