Mohon tunggu...
Pudji Prasetiono
Pudji Prasetiono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perjalanan serta penjelajahan ruang dan waktu guna mencari ridho Illahi

Budaya, culture sosial dan ciri keberagaman adalah nilai. Alam terbentang dan terhampar elok sebagai anugerah Illahi. Buka mata dengan mata-mata hati. Menulis dengan intuisi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menu Sehat Kantin Campina yang "Menipu", tapi Bikin Kangen

7 Agustus 2018   15:25 Diperbarui: 15 Agustus 2018   15:10 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi menu-menu diruang kantin vegan Campina (Dok. Pribadi)

Menu-menu yang disajikan tiap hari nya bervariatif, sehingga tetap menarik dan memiliki rasa tersendiri yang tidak kalah seperti hal nya menu dalam restoran. Karena kantin Campina memiliki chef atau koki-koki handal dalam mengolah itu semua.

Ada tiga menu utama yang bisa saya amatin di kantin, diantara nya memang menu-menu berbahan dasar sayuran atau nabati. Namun satu yang membuat hati saya bertanya, terdapat menu sate dalam deretan menu-menu tersebut. Tapi tanpa bertanya lebih jauh, saya pun tidak ketinggalan mengambil sate seperti yang lain, sekalipun ada pertanyaan dalam benak hati yang mengganjal. Kok bisa ada sate dalam jajaran menu vegetarian?.

Ada pisang sebagai hidangan pencuci mulut, pisang ini menarik karena sedikit berbeda dari yang pernah saya temui baik di pasar tradisional maupun supermarket. Sekalipun agak mirip dengan pisang yang biasa dijual di super market, namun pisang yang ada di kantin Campina hampir dua kali lebih besar dan lebih panjang.  Mungkinkah ini dari varian yang unggul?, bisa jadi, dan bisa jadi pula pisang tersebut yang dipakai sebagai bahan dasar Concerto Choco Banana yang merupakan rasa baru dari varian keluarga Concerto. Saya jadi tertarik untuk mengambil dua buah langsung, wih mantap!.

Sekalipun menu-menu vegetarian yang kita rasakan, namun semua pada menikmati makanan mereka masing-masing. Kita bisa tambah sesuai selera, tapi sesuai syarat sebelum nya, harus habis dan tidak boleh ada sisa dalam piring kita, sekalipun satu butir nasi saja.

Disela-sela acara makan, ibu Anis datang dengan membawa dua piring besar menu baru yang sebelumnya tidak terdapat dalam meja kantin. Siapa yang mau ayam?, siapa yang suka daging Kambing?, ibu Anis menawarkan menu baru tersebut kepada kita semua.

Semua pada terkejut?. Mengingat paparan diawal ini kantin vegetarian, kok kita mendapat suguhan menu-menu yang jauh dari bahan vegan. Belum habis tanda tanya saya mengenai menu sate barusan, kini menjadi dobel pertanyaan. Saya pikir awal nya, sajian ini pengecualian bagi kita selaku pengunjung yang belum terbiasa dengan menu vegetarian, ternyata dugaan saya salah besar.

Gluten dan Daging Imitasi

Makan bersama di salah satu sisi kantin vegan Campina (Dok. Pribadi)
Makan bersama di salah satu sisi kantin vegan Campina (Dok. Pribadi)

Daging sungguhan ini bu?, tanya ku penasaran. Emmm, kasih tahu gak ya, ibu Anis menggoda.

Bagaimana rasa nya?, enak daging kambing nya?, ada yang mau tambah lagi?. Sebelum menjawab, ibu Anis menawarkan kepada kita semua sekali lagi.

Ini semua daging "kw" anak-anak sekalian ya, alias daging imitasi atau palsu, ibu Anis mulai menjelaskan. Sontak saja semua pada tepok jidat dan ketawa lepas. Apa gue bilang, mana mungkin kantin vegetarian menghidangkan menu daging yang bertolak belakang dari kaidah dasar nya, hufff.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun