Berasa kurang seru dan hambar menyaksikan pertandingan seakbar Piala Dunia terlebih di partai puncak , final Piala Dunia Russia 2018 hanya seorang diri atau  dirumah saja. Pertandingan yang menarik akan berlangsung lebih greget untuk disimak jika ditonton rame-rame. Terlebih yang berlaga dalam partai final adalah salah satu dari jagoan kita masing-masing.
Partai final gelaran Piala Dunia Russia 2018 mempertemukan antara tim Perancis versus Kroasia. Dimana dipartai sebelumnya Perancis menumbangkan Belgia dengan skor 1-0 di semi final, lewat gol tunggal Samuel Umtiti. Sementara Kroasia berhasil mengubur mimpi Inggris untuk terus melaju dengan skor 2-1 di babak exstra time lewat gol penentu yang di lesakkan Mario Mandzukic.
Seratus orang pengunjung dan penonton final Piala Dunia Russia 2018, namun diarea venue nonton bareng yang berlokasi di Warunk "UpNormal", Darmahusada, Surabaya tersebut serasa dipadati seribu penonton, karena saking rame dan seru nya selama acara berlangsung.
Dari total penonton nonton bareng setidaknya Sembilan puluh persen diawal menyatakan dirinya sebagai pendukung tim Kroasia, saat host acara nonton bareng mengemukakan pertanyaan pada para penonton sekalian. Mayoritas hakul yakin akan tim unggulannya, Kroasia, akan melaju dan memenangkan pertandingan final Piala Dunia Russia 2018 kala itu.
Karena Mitos Kroasia Lebih Diunggulkan
Bukan tanpa alasan memang Kroasia lebih banyak diunggulkan sebagai juara pada final Piala Dunia Russia 2018. Kroasia datang ke Russia sebagai tim non unggulan melainkan bisa menjadi "kuda hitam" yang senantiasa memberikan berbagai kejutan-kejutan sepanjang gelaran Piala Dunia Russia 2018 berlangsung.
Bisa mengalahkan Argentina dengan skor mantap, 3-0 tanpa balas yang sekaligus sebagai juara grup D dalam fase kualifikasi, hingga terus melaju ke partai final dengan determinasi permainan yang selalu meyakinkan, membuat Kroasia mendadak menjadi "buah bibir" dan lebih diunggulkan menjuarai Piala Dunia Russia 2018 ketimbang Perancis.
Pengunggulan Kroasia sebagai tim yang akan menjuarai Piala Dunia Russia 2018 kali itu diperkuat pula dengan tren atau siklus 20 tahunan Piala Dunia. Dalam tren atau siklus 20 tahunan bisa disebutkan atau dianalogikan selalu ada juara baru dalam siklus 20 tahunan tersebut.
Seperti hal nya tahun 1958, Brasil menjadi juara Piala Dunia untuk pertama kalinya, 20 tahun berselang, di tahun 1978, Argentina menjadi juara baru di Piala Dunia berikutnya. Lanjut tahun 1998, Perancis sebagai negara baru yang menjuarai Piala Dunia untuk kali pertama. Oleh karena itu, jika merangkai dari siklus 20 tahunan tersebut, Kroasia menjadi calon kandidat kuat sebagai negara baru yang bakal menjuarai gelaran Piala Dunia Russia 2018.
Kroasia Kurang Beruntung
Namun mendadak saja dimenit 18' Mario Mandzukic yang dipartai sebelumnya menjadi sosok pahlawan bagi tim Kroasia yang sekaligus mengantarkan ke laju final, mendadak ceroboh melakukan gol bunuh diri yang membuat timnya tertinggal 0-1 dari Perancis.
Determinasi diawal menit pertandingan belum bisa membuahkan hasil malah membuat blunder bagi tim nya sendiri. Mungkinkah ini "demam panggung" dari tim Kroasia menghadapi tim sekelas Perancis yang sudah biasa bermain di kelas dan turnamen-turnamen besar selevel Piala Dunia.
Sempat menyamakan kedudukan 1-1 lewat gol Ivan Perisic sepuluh menit berselang, menit 28', sedikit membuat Kroasia agak diatas angin. Kepercayaan diri mereka mulai sedikit kembali untuk terus menggedor lini pertahanan Perancis dengan harapan membuka peluang untuk mengukir sejarah baru di ajang Piala Dunia Russia 2018.
Namun lagi-lagi tidak berselang lama harapan Kroasia guna mengukir sejarah baru harus tertahan kembali. Antonie Grizmann sukses mengeksekusi penalty dimenit 38'. Pinalty tersebut sebagai hadiah dari wasit atas hands ball Ivan Perisic saat corner kick yang dieksekusi oleh Grizmann juga sebelumnya.
Kurang beruntungkah Kroasia?. Bisa jadi Kroasia memang kurang beruntung. Melakukan gol bunuh diri dimenit-menit awal, bisa jadi sebagai pertanda kekurang beruntungan tim Kroasia dipertandingan partai puncak tersebut. Terlebih dengan ketambahan hadiah penalty yang diberikan wasit terhadap Perancis seakan langsung menutup peluang Kroasia untuk mengukir sejarah baru dalam Piala Dunia Russia 2018 tersebut.
Pinalty Pengubur HarapanÂ
Babak kedua yang seharus nya menjadi harapan bagi Kroasia malah menjadi sebalik nya. Kroasia serasa kepayahan dibabak kedua, semangat mereka terkesan sudah habis dan tidak lagi tersisa daya untuk bangkit.
Laju permainan Perancis semakin "garang". Serasa Kroasia sudah tidak sanggup mengimbangi laju permainan tim Perancis, seperti hal nya pada babak pertama. Petaka penalty dari eksekusi seorang Antonie Grizmann menjadi luka terdalam bagi mereka, terlihat dari ketidak mampuan tim Kroasia untuk bangkit di babak kedua. Malahan babak yang seharus nya menjadi penentuan tersebut, Kroasia berbalik menjadi tidak berdaya.
Dengan mudah nya Perancis terus melaju dan memberikan tambahan-tambahan gol lewat Paul Pogba dan Kylian Mbappe, masing-masing pada menit ke 59 dan 65. Dengan cepat nya kedudukan berubah yang membuat ketertinggalan tim Kroasia atas Perancis menjadi semakin lebar dan sulit terkejar.
Skor 4-2 menjadi skor akhir dalam pertandingan final Piala Dunia Russia 2018. Pertandingan dan pencapaian paling bersejarah bagi Kroasia sepanjang perjalanan keikutsertaan nya dalam gelaran ajang Piala Dunia.
Perancis Sang pengubur Mitos
Begitulah prediksi, namun kenyataan dilapangan jua lah sebagai penentu. Bukankah bola itu bulat, Sepak Bola hanya bisa diprediksi dan dianalisa, tapi tidak bisa ditentukan. Siklus 20 tahunan itupun akhirnya hanya sebatas mitos. Setelah 20 tahun tidak terbukti lagi kelahiran juara baru, melainkan malah sebaliknya, terjadi pengulangan sejarah. Setalah 20 tahun Perancis kembali menjuarai gelaran pesta Sepak Bola paling akbar sejagad, Piala Dunia, sekaligus mengubur mitos.
Begitulah dalam Sepak Bola, tidak ada mitos. Yang ada hanyalah persiapan dan kerja keras, sekalipun semangat dan keberuntungan sedikit berperan tapi itu bukan jaminan seutuh nya guna mengantarkan sebuah tim untuk menjadi pemenang.
Mantap!. Permainan Perancis di final kali itu memang benar-benar bagus melebihi Kroasia, sekalipun apreasi juga pantas diberikan kepada Tim "kuda hitam" Kroasia yang sudah memberikan permainan terbaik nya dan bisa melaju hingga partai final.
Jangan Nonton Final Tanpa Nonton Bareng
Lihat saja dalam acara nobar tersebutl, pendukung Kroasia berjubel heboh. Tapi giliran Perancis bikin gol, terlebih saat penalty dari eksekusi Antonie grizmann mereka pun bersorak riang, sungguh lucu dan aneh, semakin bikin menarik acara nobar saja.
Apa daya "Ayam Jago" berkokok lebih nyaring dari Russia hingga ke warung "UPNORMAL", bikin pendukung Kroasia berguguran dan berganti "kemesraan" ke tim sebelah.
Finally, Les Blues berpesta atas raihan throphy Piala Dunia untuk kali ke dua, di gelaran Piala Dunia Russia 2018. Sekaligus membalikkan mitos sebelumnya menjadi sejarah yang berulang, bukan terciptanya juara baru dalam 20 tahun perjalanan Piala Dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H