Begitulah prediksi, namun kenyataan dilapangan jua lah sebagai penentu. Bukankah bola itu bulat, Sepak Bola hanya bisa diprediksi dan dianalisa, tapi tidak bisa ditentukan. Siklus 20 tahunan itupun akhirnya hanya sebatas mitos. Setelah 20 tahun tidak terbukti lagi kelahiran juara baru, melainkan malah sebaliknya, terjadi pengulangan sejarah. Setalah 20 tahun Perancis kembali menjuarai gelaran pesta Sepak Bola paling akbar sejagad, Piala Dunia, sekaligus mengubur mitos.
Begitulah dalam Sepak Bola, tidak ada mitos. Yang ada hanyalah persiapan dan kerja keras, sekalipun semangat dan keberuntungan sedikit berperan tapi itu bukan jaminan seutuh nya guna mengantarkan sebuah tim untuk menjadi pemenang.
Mantap!. Permainan Perancis di final kali itu memang benar-benar bagus melebihi Kroasia, sekalipun apreasi juga pantas diberikan kepada Tim "kuda hitam" Kroasia yang sudah memberikan permainan terbaik nya dan bisa melaju hingga partai final.
Jangan Nonton Final Tanpa Nonton Bareng
Lihat saja dalam acara nobar tersebutl, pendukung Kroasia berjubel heboh. Tapi giliran Perancis bikin gol, terlebih saat penalty dari eksekusi Antonie grizmann mereka pun bersorak riang, sungguh lucu dan aneh, semakin bikin menarik acara nobar saja.
Apa daya "Ayam Jago" berkokok lebih nyaring dari Russia hingga ke warung "UPNORMAL", bikin pendukung Kroasia berguguran dan berganti "kemesraan" ke tim sebelah.
Finally, Les Blues berpesta atas raihan throphy Piala Dunia untuk kali ke dua, di gelaran Piala Dunia Russia 2018. Sekaligus membalikkan mitos sebelumnya menjadi sejarah yang berulang, bukan terciptanya juara baru dalam 20 tahun perjalanan Piala Dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H