Mohon tunggu...
2m1w/keong
2m1w/keong Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

salam2jari

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Membudayakan Transaksi Non Tunai

14 Juni 2015   22:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

“selesai UN bukan berarti masalah selesai, karena selesai UN masih ada masih ada ujian lain yakni SBMPTN” pikirku saat itu. Memang sebelumnya saya telah mendaftar lewat jalur SNMPTN tapi untuk mengantisipasi sekiranya tidak lulus masih ada SBMPTN. Daripada menganggur lebih baik saya menyiapkan diri, saya berinisiatif untuk membeli buku pembahasan sbmptn di toko buku di sekitar daerah saya.

Sore itu saya pergi ke toko buku gramedia, saya segera mencari buku yang ingin saya beli, tapi saya tidak menemukan buku yang saya cari setelah saya tanya ke petugas

Saya     : bapak, buku pembahasan sbmptn nya kok gak ada, ditaruh sebelah mana pak?

Petugas: oh, maaf dek stok nya lagi habis, adek telat beliny. Kalo kemaren2 masih ada. Banyak        yang beli soalnya.

Saya     : habis pak ya, kapan stok nya ada lagi pak?

Petugas: kalo di toko sini biasa palingan 2 minggu baru ada stok lagi dek

Saya     : oh gitu ya pak *dalam hati kecewa

Petugas: beli di toko online aja dek, banyak yang jual kalo di toko online.

Saya     : toko online? Ow ya pak makasih*sok tau padahal saya sendiri belum tahu apa itu toko  online

Saya pulang tanpa membawa buku yang seharusnya saya beli. Sesampainya dirumah saya terpikir dengan apa yang dikatakan oleh bapak tadi. Kalo nunggu ada stok lagi harus nunggu lama sampai 2 minggu, jadi kalo mau yang cepat ada belinya di toko online. Saya masih bingung kalau beli bayar nya lewat mana. Disela kebingungan saya ingat ada kerabat yang sudah mahasiswa mungkin dia lebih tau pikir ku. Jadi saya tanya saja

Saya     : asalamualaikum

Kerabat: walaikum salam ada apa dek?

Saya     : kak tanya, kalau mau beli di toko online itu gimana kak? Bayarnya gimana?

Kerabat: owh, itu beli Cuma lewat internet, bayar nya lewat bank dek

Saya     : gimana kalo gak punya rekening bak, gak punya soal nya hehe

Kerabat: napa dak buka rekening dek. Banyak manfaat nya punya rekening bank. Kakak aja ada dari sma malahan dek.

Saya     : emang gunanya apaan kak?

Kerabat: banyak dek keuntungannya. Misalnya aja, akses nya luas, jadi bisa seperti misalnya beli di toko online. Kakak juga biasa dapat kiriman uang lewat bank dek. Sekarang aja apa apa sudah banyak yang pake kayak kartu kredit, ATM dll. Jadi gak usah repot repot lagi. Nanti juga adek juga tahu kalo sudah jadi mahasiswa.

Saya     : baru tau saya kak, hehe soal buku nya gimana kak?

Kerabat: gampang deh, biar kakak yang bayar, nanti dikirim dirumahmu

*dst

*Itulah sedikit cerita bagaimana saya pertama kali mengenal pembayaran non tunai.

 Meskipun trasnsaksi non tunai bukan barang baru di indonesia, namun penulis meyakini masih banyak dari pembaca yang belum benar2 mengetahui apa itu transaksi non tunai. Pada dasar nya dalam bertransaksi di bedakan atas transaksi tunai (langsung, berupa mata uang itu sendiri) dan transaksi non tunai (menggunakan kartu, uang dalam sistem elektronik) atau yang saat ini tengah di canang kan oleh Bank Indonesia. banyak nya keuntungan yang akan di peroleh baik masyarakat ataupun pemerintah menjadi alasan Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk mulai menggunakan instrumen transaksi non tunai. Oleh karenanya tanggal 14 agustus 2014 lalu Bank indonesia mencanangkan Gerakan Nasional Non tunai (GNNT) dengan tujuan untuk meningkat kan kesadaran masyarakat terhadap transaksi non tunai.

Instrumen pembayaran non tunai meliputi APMK ( Alat Pembayaran Menggunakan Kartu ) seperti kartu debet, kartu kredit dan kartu atm. serta uang elektronik.

*APMK ( alat pembayaran menggunakan kartu )

          Pembayaran non tunai memiliki instrumen yang memudah kan dalam proses transaksi, dan umum nya berwujud alat pembayaran menggunak kartu. Sebagaimanan yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009 tenteng penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu. Jenis nya yang telah beredar adalah kartu Kredit, kartu Debit, serta kartu ATM.

Ketiga produk APMK tersebut pada dasar nya memiliki fitur serta fungsi yang sama namun perbedaannya adalah jika kartu debit dan ATM berasal dari simpanan dan akan langsung mengurangi jumlah rekening setelah bertransaksi namun pada kartu kredit sumber dana nya berasal dari pinjaman yang dikeluarkan oleh penerbit dan akan dikenakan bunga/denda jika membayar setelah jatuh tempo. APMK( Alat Pembayaran Menggunakan Kartu ) ini dapat digunakan seperti menarik uang tunai, mengecek saldo, mentransfer dana antar dan intra bank melalui mesin ATM serta dapat digunakan sebagai alat pembayaran

*Uang Elektronik

Selain ketiga jenis dari AMPK( alat pembayaran menggunakan kartu) yakni kartu debit, kredit serta ATM) rupanya BI menerbitkan pula instrumen lain yaitu Uang Electronic, seperti yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/8/PBI/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money).

            Bank Indonesia mendefinisikan uang elektronik atas 4 karakteristik. yaitu

  1. Diterbitkan atas dasar uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit;
  2. Selanjutnya nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip;
  3. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut;
  4. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaiman dimaksud dalam undang undang yang mengaturmengenai perbankan.

Uang elektronik atau e- money memiliki sifat yang sedikit berbeda dangan ATM, untuk menggunakannya, kita harus mengisinya terlebih dahulu , baru setelah itu dapat kita gunakan. Hal yang perlu di ingat dari Uang Elektronik adalah Uang Elektronik bukan lah untuk simpanan. Jadi, sejumlah dana yang telah disimpan dan telah masuk dalam chip atau server tidak bisa lagi di tarik kembali. Namun pengguna Uang Elektronik tidak usah khawatir karena tidak dapat ditariknya uang yang telah disimpan, karena Uang Elektronik tidak memiliki memiliki batas masa berlaku sehingga dapat digunakan sampai kapanpun.

Perbedaan mendasar antara uang elektronik dengan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK ) adalah APMK bersifat akses sedangkan uang elektronik bersifat prabayar/prepaid.

*Akses (AMPK)

  1. tidak adanya pencatatan dana pada instrumen kartu
  2. dana sepenuhnya berada dalam pengelolaan bank sepanjang belum ada otorisasi dari nasabah untuk melakukan pembayaran
  3. pada saat transaksi instrumen kartu digunaka untuk melakukan akses secara online ke komputer issuer untuk mendapatkan otorisasi melakukan pembayaran atas beban rekening simpanan. Dengan demikian pembayaran menggunakan kartu kredit dan kartu debet mengsyaratkan adanya komunikasi on-line ke komputer issuer

*prabayar/prepaid:

  1. nilai uang telah tercatat dalam instrumen uang elektronik bersifat e-money atau sering disebut sebagai stored value
  2. dana yang tercatat dalama e-money sepenuhnya berada dalam penguasaan konsumen
  3. pada saat transaksi , perpindahan dana dalam bentuk electronik value dari kartu e-money milik konsumen kepada teminal merchant dapat dilakukan secara off-line

Sudah tahu kan anda apa apa saja instrumen non tunai? Terdapat berbagai macam instrumen non tunai dengan keunggulannya masing masing. Dengan uang non tunai kita bisa melakukan beberapa transaksi diantaranya yaitu:

  • Pembayaran Antar Perorangan (Person To Person Payment). Kita bisa melakukan transaksi seperti mentransfer dana antar perorangan menggunakan Sistem Pembayaran  non tunai baik RTGS, SKBN, maupun instrumen non tunai seperti APMK dan uang elektronik.
  • Pembayaran dari Perorangan Kepada Bisnis/Perusahaan (Person To Business Payment). Misalnya ketika anda membeli tiket kereta api ataupun pesawat, tiket  commuter line, TransJakarta, dan lain sebagainya
  • Pembayaran Antar Perusahaan (Business To Business Payment), seperti pembelian barang atau jasa antar perusahaan, seperti transaksi PUAB, setelmen kliring APMK.
  • Pembayaran dari Pemerintah Kepada Perorangan (Government To Person Payment), antara lain pembayaran Bantuan Langsung Tunai (BLT), Pencairann dana Program Keluarga Harapan (PKH), dll.
  • Pembayaram dari Perorangan Kepada Pemerintah (Person To Government Payment), seperti pembayaran pajak, dll.

Seperti yang kita ketahui pembayaran non tunai merupakan program nasional yang giat di canangkan oleh bank indonesia untuk mengurangi peredaran uang. Setiap tahun diketahui ratusan triliun uang dicetak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, tingginya peredaran uang ini tentu membutuhkan biaya cetak yang tidak sedikit, terlebih setiap bulan nya angka pemusnahan uang tidak layak edar juga tergolong tinggi yakni lebih dari Rp 30 M. Selain itu penggunaan transaksi tunai juga dihindari oleh perbankan indonesia karena biayanya yang mahal. Transaksi dalam bentuk tunai memerlukan biaya tambahan untuk perhitungan , pencatatan serta pengamanan. Hal ini berdampak pada pembengkakan biaya operational perbankan sehingga bank haru menaikkan harus menaikkan bunga kredit untuk menambah pemasukkan. untuk alasan itu lah Bank Indonesia mengajak masyarakat untuk mulai menggunakan transaksi non tunai. Disamping untuk penghematan, rupanya banyak keuntungan nya, dari sekian banyak keuntungan menggunakan instrumen non tunai adalah:

*Praktis.

Karena anda tidak perlu khawatir harus menyimpan uang di dalam dompet ketika bepergian, belanja dsb. Anda tak usah takut uang hilang karena dompet tebal anda jatuh atau bahkan kecopetan. Selain anda tidak perlu lagi repot jika harus membeli barang yang memiliki harga yang mahal, cukup dengan menggunakan instrumen non tunai anda tidak perlu khawatir lagi uang anda akan hilang mengingat banyak nya uang yang ada bawa.

*Higienis.

Kenapa higienis? karena dengan anda menggunakan uang tunai, maka uang anda akan berpindah pindah(kepemilikan) ke tangan orang lain, entah itu ke pedagang, ke nelayan bahkan ke tukang sampah. Uang tersebut otomatis dapat dipastikan tidak higienis lagi. untuk dampak nya dari ketidak higienisannya yakni bisa menjadi perantara menyebarnya penyakit. Untuk menghindari hal tersebut, penggunaan instrumen non tunai dapat di jadikan solusi, karena perpindahan uang tidak melalui antar tangan melainkan dengan sistem elektronik.

*Aman Dalam Transaksi.

Sering kita temui atau bahkan kita mengalaminya ketika dalam bertransaksi kelebihan dalam membayar entah kita lupa atau salah hitung, namun apa yang terjadi si penerima bukan nya mengembalikan tapi malah diam tanpa dosa. Hal itu dapat dihindari dengan kita menggunakan salah satu instrumen trasaksi non tunai. Kita tidak usah khawatir lagi salah hitung atau kelupaan, karena nominal yang kita bayar kan tidak akan lebih atau kurang.

Selain itu penggunaan instrumen non tunai dapat menimalisasi/ bahkan meniadakan peredaran uang palsu. Hal ini secara tidak langsung dapat menekan angka kriminalitas akibat peredaran uang palsu itu sendiri.

*Akses Lebih Luas.

transaksi non tunai yang menggunakan sistem elektronik memberikan akses yang lebih luas ketimbang transaksi tunai. Sistem transaksi non tunai bisa dilakukan antar daerah bahkan antar provinsi. Anda tak perlu repot lagi ketika anda ingin mengirim uang ke saudara karena wilayah nya yang jauh. Karena jika anda memiliki kartu rekening bank (instrumen non tunai), anda dapat menstransfer uang anda lewat bank kesayangan anda tanpa harus repot lagi.

*Hemat.

Ada banyak restoran yang memberikan diskon atau pun penawaran khusus bila anda melakukan transaksi non tunai. Jadi selain anda tidak perlu membawa dompet tebal, anda juga dapat menghemat pengeluaran anda. selain hemat harga juga hemat waktu, karna anda tidak perlu mengantri panjang lagi saat akan masuk tol karena harus menunggu uang kembaliaan, cukup menggunakan E-money waktu anda tidak akan terbuang sia sia.

Bukan hanya masyarakat, pemerintah pun juga diuntungkan dengan penggunaan instrumen non tunai. Diketahui Bank Indonesia setiap tahunnya harus mengeluarkan dana sebesar Rp 3 triliun/tahun mulai dari pengeluaran, pencatatan, pengamanan hingga pemusnahan uang yang rusak akibat peredaran uang tunai seperti yang diungkapkan oleh Yuta Djalins selaku Kepala Devisi Kebijakan dan apengembangan Sistem Pembayaran BI. Dengan menggunakan instrumen non tunai, pemborosan uang ini dapat diminimalisir, serta bisa di alih kan ke hal yang lebih menguntungkan.

Selain itu transaksi non tunai terbukti dapat mempercepat perputaran ekonomi suatu negera karena mempercepat proses transaks. Transaksi non tunai juga selaras dengan semangat pemerintah dalam memerangi korupsi karena jauh lebih transparan dan akuntabel karena bisa selalu tercatat dan terlacak.

sampai saat ini, penggunaan non tunai masih terbatas hanya di wilayah perkotaan yang sudah tersedia, mall, supermarket, stasiun kereta, dan lainnya. masih banyak nya masyarakat yang belum memahami pentingnya penggunaan instrumen non tunai menjadi kendala yang harus dihadapi oleh BI. Upaya sosialisasi program ini harus lebih diintensifkan lagi agar masyarakat menjadi lebih tahu manfaat penggunaan instrumen non tunai. Disamping itu, penyebaran infrastruktur yang belum merata dan terstandarisasi serta interkoneksi yang terbatas juga menjadi tantangan yang wajib dipertimbangkan oleh BI dalam penerapan Gerakan Nasional Non tunai. Penyebaran infrastruktur ini harus segera dilakukan karena percuma jika pemerintah terus menggaung kan instrumen transaksi non tunai namun minim infrastruktur. Masyarakat yang ingin mempunyai instrumen non tunai pun bisa urung karena jauh nya lokasi infrastruktur misal nya bank atau atm. Memang untuk menerapkan penggunaan instrumen non tunai sebagai bagian hidup kita sehari hari masih butuh proses panjang, terutama untuk masyarakat yang jauh dari kota karena masih terkendala oleh infrastruktur. tapi seiring berjalannya waktu bukan tidak mungkin program ini akan berhasil.

Selanjutnya kita harus mendukung program pemerintah ini dengan menggunakan instrumen non tunai sebagai bagian dari gaya hidup kita sehari-hari. Yaitu dengan menggunakan instrumen non tunai sesering mungkin dalam setiap transaksi. walaupun tidak setiap transaksi menggunakan alat pembayaran transaksi non tunai karena belum semua aspek bisnis serta ekonomi sudah mendukun program ini, Seperti pasar tradisional atau warung. dan setidaknya bagi kita yang telah mengetahui banyak manfaat penggunaan transaksi non tunai dapat turut andil dalam mennyosialisasikan instrumen non tunai entah itu keluarga, atau orang terdekat sehingga kita tidak menyia-nyiakan pengetahuan yang kita miliki. Hehe

Masih ragu untuk memiliki instrumen non tunai?

Anda tentu menginginkan transaksi yang praktis, aman dan efisien kenapa harus ragu. Semua itu dapat anda temukan dengan memiliki alat pembayaran non tunai. terlebih sekarang banyak sekali fasilitas yang bisa menggunakan alat pembayaran non tunai, seperti transjakarta, kereta api, beli pulsa, bayar pajak, menerima gaji(pemerintah) bahkan bayar zakat. Semoga kedepan masyarakat semakin sadar bahwa transaksi tunai memiliki banyak kelemahan. Untuk itu penulis yakin kedepan masyarakat sudah mulai menggunakan alat pembayaran non tunai dalam setiap transaksi.

 Kesimpulan nya :

Terdapat banyak kelemahan akibat transaksi tunai, seperti kemungkinan peredaran uang palsu, penggelapan, tidak aman, rawan tindak kriminal dll. Sedangkan dengan menggunakan instrumen non tunai memiliki banyak kelebiahan diantaranya praktis, aman serta efisien. Selain itu tedapat berbagai macam instrumen yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan, seperti, kartu kredit, kartu atm, e-money dan lain sebagainya.

Kurang nya sosialisi pemerintah serta penyebaran infrastruktur penunjang penggunaan instrumen non tunai masih belum merata dan ini menjadi tantangan pemeritah dalam membudayakan penggunaan instrumen non tunai.

Dibutuh kan proses yang tidak sebentar agar program ini. Dibutuh kan kerja keras untuk dapat menciptakan budaya transaksi non tunai di tengah masyarakat. Dan setelah kita memahami berbagai keuntungan transaksi non tunai, dapat menjadikan kita tergerak untuk menggunakan instrumen non tunai. Tidak ada alasan untuk tidak memiliki instrumen non tunai dalam setiap tran saksi. Kalau ada yang lebih praktis, aman serta efisien, kenapa tidak?. Dan terakhir sekarang lah saat nya instrumen non tunai menjadi bagian transaksi kita dalam kehidupan sehari-hari.*semoga bermanfaat

 

Sumber:

Anggi27.blogspot.com

Tribunnews.com

    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun