Kedua inflasi yang berasal dari luar negeri. Di Karenakan negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga apabila negara lain terpaksa harus mengimpor barang tersebut maka harga jual di dalam negeri tentu saja akan bertambah mahal.
Definisi Inflasi Merayap dan Hiperinflasi
Inflasi merayap adalah proses kenaikan harga barang yang lambat jalannya. Inflasi ini digolongkan pada kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. Sebagai contoh Malaysia dan Singapura adalah dua dari negara-negara yang tingkat inflasinya dapat digolongkan sebagai inflasi merayap.
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga yang sangat cepat dimana tingkat harga berlipat ganda dari waktu ke waktu dalam jangka pendek. Misalnya di Indonesia pada tahun 1965 terjadi inflasi sekitar 500% dan mencapai 650 % pada tahun 1966. Artinya Tingkat harga meningkat 5 kali lipat pada tahun 1965 dan 6,5 kali lipat pada tahun 1966.
Di negara berkembang, inflasi terkadang tidak mudah dikendalikan Negara-negara ini tidak menghadapi masalah hiperinflasi, tetapi juga tidak mampu menurunkan inflasi ke tingkat yang rendah. Di sebagian besar negara, rata-rata inflasi berkisar antara 5 hingga 10 persen. Jenis inflasi ini dapat dikategorikan sebagai inflasi rendah.
Dampak dari Inflasi
Inflasi biasanya memiliki efek negatif dalam bisnis, tetapi sebagai salah satu prinsip Ekonomi bahwa ada trade-off antara inflasi dan inflasi dalam jangka pendek Pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat memperlambatnya Pengangguran atau inflasi dapat digunakan sebagai sumber daya Keseimbangan ekonomi negara, dll. Dapat dilihat beberapa dampak positif dan negatifnya inflasi sebagai berikut:
Dampak NegatifÂ
- Ketika harga-harga cenderung terus naik, masyarakat panik dan perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi ada masyarakat yang terlalu banyak uang untuk membeli sesuatu, sedangkan kekurangan uang tidak dapat membeli apapun. negara tunduk pada semua kekacauan yang ditimbulkannya.
- Â Akibat kepanikan ini, masyarakat biasanya menarik tabungannya untuk membeli dan menumpuk barang, sehingga banyak bank yang terburu-buru, yang mengakibatkan bank tidak memiliki dana untuk penyitaan (kebangkrutan) atau dana investasi yang tersedia sedikit. .
- Â Produsen menggunakan kesempatan untuk menaikkan harga untuk meningkatkan keuntungan mereka dengan bermain dengan harga.
- Distribusi barang relatif tidak adil karena penumpukan dan pemusatan barang di tempat-tempat yang dekat dengan sumber produksi dan di mana orang memiliki banyak uang.
- Jika inflasi terus berlanjut, banyak produsen yang akan bangkrut karena produknya relatif lebih mahal dan tidak ada yang mampu membelinya. 6. Kesenjangan antara kemiskinan dan kemakmuran sosial semakin lebar, menimbulkan kecemburuan emosional dan finansial yang dapat mengakibatkan penjarahan dan penjarahan.
- Kesenjangan antara kemiskinan dan kemakmuran sosial semakin lebar, menimbulkan kecemburuan emosional dan finansial yang dapat mengakibatkan penjarahan dan penjarahan.
Dampak positif
- Masyarakat mengkonsumsi secara selektif, produksi dilakukan seefisien mungkin dan konsumsi dapat ditekan. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh. 10
- Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
Hubungan Inflasi dengan Pengagguran
Jika inflasi terlalu tinggi, maka masyarakat tidak lagi ingin menyimpan uangnya, tetapi akan di ubah dalam Bentuk barang, baik barang yang sudah siap pakai maupun yang perlu melalui proses Produksi (misalnya pembangunan rumah). Sementara pengangguran adalah orang yang tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Dalam kondisi tingkat inflasi yang tinggi, maka secara teoritis para pengangguran akan banyak memperoleh pekerjaan, bukan karena banyak masyarakat membutuhkan tenaganya, tetapi juga para produsen seharusnya akan memanfaatkan momentum kenaikan harga barang dengan menambah produksinya yang tentu saja harus membuka kapasitas produksi baru tentunya juga akan memerlukan tenaga kerja baru sampai pada tingkat full employment.