Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Setelah Susi, Arcandra Tahar Siap-siap Diserang Mafia

15 Agustus 2016   00:40 Diperbarui: 13 September 2016   02:16 30622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: facebook.com/pageKataKita

Indonesia yang kaya raya bumi dan lautnya ini sudah dikuasai mafia puluhan tahun lamanya secara diam-diam dan penuh intrik politik kongkalikong, akibatnya Indonesia semakin banyak utangnya dan terus berjuang melawan dirinya sendiri, dalam arti pejabat jujur disingkirkan, yang pro asing terus diberi kekuasaan. Hampir sama dengan politik pecah belah ala Belanda namun dalam suasana yang penuh slogan kemerdekaan dan kegembiraan sebagian.

Setelah 70 tahun lamanya berjuang menimbun utang dengan hasil untuk rakyatnya minimal, kini ada presiden baru yang menggebrak tatanan yang sudah mapan di era Orde Lama, Orde Baru dan Reformasi kebablasan itu dengan sistem yang sesuai dengan rel yang sudah dijabarkan dalam undang-undang dasar 1945 dengan landasan Pancasila itu, namun mendapat tantangan dari para mafia di segala lini, yang berusaha menjegal dengan berbagai rekayasa liciknya dalam banyak komoditas.

Dengan kabinet kerjanya, Presiden Jokowi berharap para menterinya jangan hanya membuat ide, ide, ide saja tapi harus kerja, kerja, kerja menyelesaikan semua permasalahan dengan terkoordinasi dan cepat, bukannya malah membuat gaduh yang menghambat kinerja kabinetnya. Makanya menteri yang hanya bisa koar-koar ide doang tanpa gebrakan kerja yang jelas akhirnya diganti, diganti, diganti untuk mendapatkan pembantu yang tepat.

Sumber Gambar: facebook.com/pageKataKita
Sumber Gambar: facebook.com/pageKataKita
Bajak Laut Susi Pudjiastuti
Sebelum Arcandra Taher dibidik mafia, sebenarnya Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sudah terlebih dahulu menerima banyak ancaman. Hal itu diutarakan Presiden Jokowi saat mengundang beberapa Kompasianer (termasuk saya) untuk makan siang di Istana Negara dalam kloter pertama acara rutin tersebut. Dalam kesempatan tersebut disampaikan betapa Menteri Susi gentar mendapat tugas menghajar para bajak laut di perairan Indonesia itu.

"Apa yang bu Susi takutkan, ini perintah Presiden, saya akan berikan pengawalan 24 jam penuh bila Ibu merasa takut!"

Setelah mendapat kepastian tegas itu, Susi Pudjiastuti pun makin menggila. Hasilnya semakin banyak kapal asing ditenggelamkan karena ketahuan mencuri ikan di perairan Indonesia, walau yang ditargetkan presiden belum terpenuhi, karena Susi sudah kesulitan mencari kapal yang akan ditenggelamkan itu. Wanita bertato dan perokok itu pun membuat bergidik para bajak laut yang ingin memasuki daerah kekuasaannya Susi Pudjiastuti similikithi itu.

Para mafia ilegal fishing di seluruh dunia berunding ingin balas dendam pada Susi, tapi dengan cara apa agar lebih cepat menumbangkan Ibu Susi? Dengan cara kekerasan, jelas mereka akan menghadapi TNI AL dengan 221 unit kapal perangnya itu. Paling mudah dan klasik untuk membuat seorang penguasa bertekuk lutut dengan cara menyuap, cara itulah yang mereka lakukan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan itu.

Ternyata Susi Pudjiastuti ditawari duit 5 Triliun rupiah agar mau mundur jadi menteri di kabinetnya Jokowi ini. Tentu saja itu uang yang sangat menggiurkan, dan berapa gaji menteri bila dikumpulkan selama 5 tahun? Tentu tak akan terkumpul senilai itu. Dan media kampret pun menggoreng wacana Susi akan mundur dari kabinet agar menjadi bola liar, nyatanya Susi lebih mencintai NKRI Raya daripada melacurkan diri demi 5 Trilliun rupiah itu! 

Dan yang lebih penting kekayaan laut Indonesia yang jumlahnya ribuan triliun itu tetap dijaga Menteri Susi untuk bisa diwariskan ke anak cucu rakyat Indonesia. 5 Trilliun ternyata angka yang kecil bila melihat kekayaan lautan kita ini hingga para mafia ilegal fishing berani membayar sebesar itu, karena mereka tahu hasil yang didapatkannya.

Sumber Gambar: facebook.com/pageKataKita
Sumber Gambar: facebook.com/pageKataKita
Giliran Arcandra Tahar
Gagal menjegal Susi, cerita beralih ke mafia migas, yang kemarin diobrak-abrik Menteri ESDM Sudirman Said. Namun Sudirman Said masih lemah belum bisa mengatasi para mafia migas lainnya, malah terkesan melunak. Jelas ini membahayakan nasib migas Indonesia di masa depan. Mau tak mau harus diganti orang yang lebih nekat namun cerdas. Sebab sumber daya energi dan mineral yang tersimpan di bumi dan laut Indonesia itu juga menyimpan kekayaan ribuan trilyun rupiah nilainya, siapa tidak tergiur untuk menguasainya?

Dr. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D. (lahir di Padang, 10 Oktober 1970; umur 45 tahun), ahli kilang lepas pantai atau offshore, President Direktur Petroneering di Houston, pengalaman lebih dari 14 tahun di bidang hidrodinamika dan offshore, menerima gelar Bachelor of Science di bidang Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung, Indonesia, lulusan Ocean Engineering dari Texas A & M Universitas pada tahun 2001 dengan gelar Master of Science and Doctor of Philosophy degrees in Ocean Engineering. 

Dia juga memiliki hak paten di sejumlah penemuan penting yang diakui dunia internasional ini akhirnya dipilih Presiden Jokowi untuk memegang kendali sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral setelah melalui beberapa kali pertemuan dan waktu berminggu-minggu dalam prosesnya itu.

"Beliau mempunyai reputasi dan tercatat sebagai profesional kelas dunia. Kita bersyukur Pak Arcandra yang lama di Amerika Serikat, kini kembali ke Indonesia," kata Mensetneg Pratikno.

Gebrakan Arcandra Tahar setelah dilantik sebagai Menteri ESDM itu cukup menguatirkan para mafia migas, naga-naganya menteri setengah botak ini susah diatur sesuai keinginan mereka, dengan cara apa bisa menyingkirkan menteri yang sudah mengadaptasi gaya Cowboy Amerika dalam bekerja ini?

Bagaimana tidak, dalam acara bersih-bersih anggaran di kementeriannya itu, Arcandra Tahar bisa melakukan penghematan 1 trilliun rupiah sebulan. Iya, sebulan penghematannya bisa 1 trilliun lebih. Dari mulai anggaran kunker yang tidak rasional hingga anggaran pembelian barang-barang yang sudah di-mark up semua dan memang tidak masuk akal. Seperti pembelian kabel misalnya, bila dengan uang sebanyak itu untuk beli kabel, bisa seluruh kantor kementerian ESDM itu dililit dengan kabel sebanyak itu. Gaya cowboy-nya yang blak-blakan namun cerdas dalam berhitung, membuat jajaran di bawahnya tak bisa berkutik dan menjawab dalam forum terbuka saat mereka dikumpulkan di aula ESDM saat menghitung anggaran yang pernah dibuatnya itu.

Tidak itu saja gebrakan awal menteri ini, Arcandra pun mulai menghitung ulang segala tender di kementeriannya, mulai dari Blok Masela hingga tambang emas terbesar, Freeport Indonesia di Papua. Nah, betapa terancamnya nasib para mafia ini. Untuk itu mereka berkoordinasi untuk melenyapkan Menteri ESDM ini dari Kabinet Kerja.

Menteri Sengkuni
Baru 2 minggu bekerja dan naga-naganya berakibat mengerikan bagi para mafia dan kroni-kroninya, mereka pun berkoordinasi diam-diam untuk melengserkan Archandra Tahar dengan cara yang terlihat sesuai aturan hukum. Akhirnya dapat ide juga, karena lama di Amerika, pastilah Arcandra ini memiliki kewarganegaraan Amerika, dan ini bisa menjadi senjata pamungkas untuk mengakhiri karier Arcandra dengan mudah.

Langkah pertama, bola liar dimunculkan di media sosial yaitu WA (Whatsapp). Sepertinya mereka dapat foto bukti bahwa Arcandra Tahar warga negara Amerika, dan beredarlah kabar itu hingga tembus keluar WA, ditangkap FB, dilemparkan ke Twitter dan akhirnya ke media cetak dan media elektronik, dengan inti berita Arcandra Tahar warga negara AS, artinya antek AS atau bahasa politiknya Indonesia telah melanggar undang-undang dalam mengangkat seorang menteri.

Betapa lugunya pemikiran mereka bila menganggap pemerintah kecolongan agen rahasia AS seperti yang diungkapkan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Dengan kalimat-kalimat kekhawatirannya seolah-olah Indonesia dalam bahaya, hingga lupa kalau dulu PDIP berkuasa (saat Megawati jadi Presiden) tak mampu menjaga apa yang dikatakannya sendiri itu. Nasionalisme hanya menjadi jargon saja, padahal PDIP juga mengincar kedudukan Menteri ESDM itu tapi tak ada kader yang ahli di bidang itu, hanya mengandalkan diri sebagai partai besar dan partai pemenang pemilu saja. Apakah memang seperti itu udang di balik batunya?

Ringkasnya, mana mungkin Jokowi kecolongan karena UU Menteri Negara memerintahkan langsung Presiden melakukan due diligence atau sejenisnya, apakah uji kelayakan, fit and proper test, dan sebagainya. Bahkan wawancara dilakukan sendiri oleh presiden, masak presiden tidak tahu kalau Arcandra Tahar sudah 20 tahun berada di Amerika

Jadi kita harus bisa berfikir harus sedikit maju dengan pola pikir jangan kaku, semua harus dilihat secara proposional.

Sudah jelas Arcandra Tahar lahir di Indonesia, masalah kewarganegaraan dan lama tinggal di Amerika nggak ada yang salah. Sebab setahu saya untuk tinggal di Amerika hanya orang-orang pilihan dan orang-orang menonjol dari segi kelebihan kemampuan, baik prestasi, finansial, dan karir. Kasus kewarganegaraan Arcandra Tahar ini sama seperti Presiden Habibie yang dianggap warga negara Jerman itu. Toh saat dipanggil pulang Presiden Soeharto tidak ada masalah dan dimasalahkan.

Sumber Gambar: facebook.com/pageKataKita
Sumber Gambar: facebook.com/pageKataKita
Koalisi Licik Tingkat Tinggi
Menurut cerita dari teman akrab Arcandra waktu di ITB dan baru saja bertemu saat kasus ini mencuat di kantor ESDM menceritakan, Arcandra memang ditawari jadi warga negara AS, tapi beliau menolak. Bahkan Barbara George Bush menelpon sendiri untuk memegang paspor AS. Dan memang ia sudah memegang paspor AS tapi hanya disimpan di peti besi, tidak dipergunakannya, dan tidak pernah paspor itu keluar, tapi kenapa bisa beredar kopiannya di WA?

Arcandra Tahar memang diakui sebagai orang jenius di bidangnya. Konon salah satu dinas pertahanan Amerika Serikat ada yang menggunakan aplikasi buatannya. Dari sini kita bisa tahu, siapa yang bermain mengedarkan paspor AS Archandra Tahar yang tidak pernah ia pakai sama sekali itu?

Kenapa ada beberapa menteri di Kabinet Kerja yang menghendaki Arcandra untuk mengundurkan diri tanpa sepengetahuan presiden?

Begitulah ceritanya. Istana Negara masih dikelilingi para Sengkuni, yang mudah disuap, yang ingin menikam dari belakang, yang ingin menyingkirkan teman sesama pembantu presiden bila tidak bisa diajak kerja sama. Sungguh mengenaskan, soal kewarganegaraan yang zaman Habibie saja tidak gaduh, ini mereka sesama rekan kerja bukannya meredam tapi malah menyebarkannya demi sebuah kegaduhan yang tak bermanfaat bagi rakyat banyak!

Kalau kita bicara demi kejayaan indonesia seharusnya bisa mengesampingkan hal ini dan lebih optimis melihat kinerja dan prestasi yang akan diberikan kepada bangsa dan negara. Lihatlah negara-negara maju lainnya tidak alergi dan tidak gengsi untuk menaturalisasi seseorang agar berprestasi dan mengibarkan bendera negara tersebut ke kancah dunia ini.

“Saya orang Padang asli. Istri saya juga orang Padang asli. Lahir dan besar di Padang, cuma kuliah S2 dan S3 di Amerika. Saya pergi ke Amerika tahun 1996. Sampai saat sekarang saya masih memegang paspor Indonesia. Paspor Indonesia saya masih valid," ujar Arcandra kepada wartawan.

Dan Presiden Jokowi saat bertemu di Bandara Ahmad Yani Semarang, kepada kawan karibnya Arcandra mengatakan, "Saya di belakang Arcandra!"

Maju terus Bang Acandra Tahar, orang jujur dan benar pasti akan bisa mengalahkan kebatilan dan semoga Allah SWT selalu beserta langkah muliamu membangun Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun