Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jonru Menuduh Niken Satyawati Onani

5 Januari 2016   23:48 Diperbarui: 6 Januari 2016   10:32 3372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau Jonru mengatakan kata onani itu sebagai MAJAS atau METAFORA saja, apakah tidak ada metafora lain sebagai pengganti kata onani? Apalagi Jonru yang sudah jadi mualaf itu sering mengutip ayat-ayat suci Alquran dalam berbagai kesempatan, apakah majas onani lebih asyik digunakan untuk menuduh orang lain yang tidak sepaham dengan dirinya?Atau untuk memperhebat tuduhan maka Jonru terpaksa menggunakan majas pertentangan biar pengaruhnya kepada pembaca lebih mengena?

Tuduhan Jonru itu memang sering ASAL JEPLAK saja alias tanpa dipikirkan lebih dalam lagi, apalagi Jonru oleh umat pesbuker sudah dinabi-nabikan, mestinya lebih santun dalam membantah hal yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Tapi berhubung Jonru cuma NABI-NABIAN yang menggunakan taplak meja sebagai dasinya, maka ONANI lebih asyik digunakan daripada kata lainnya.

Mungkin karena Jonru lagi dicekam oleh kebencian, maka sisa hidupnya dipenuhi dengan pikiran tentang kebencian itu sendiri. Jadi jangan menunggu permintaan maaf Jonru kepada Kompasianer Niken Satyawati, sebab itu mustahil dilakukan, dia mungkin lebih memilih onani sampai kejang-kejang daripada minta maaf dengan setulusnya.

Salam NKRI Raya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun