Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jonru Menuduh Niken Satyawati Onani

5 Januari 2016   23:48 Diperbarui: 6 Januari 2016   10:32 3372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : FP Jonru FB

Dalam Islam disebutkan perbedaan adalah RAHMAT, tapi mungkin bagi Jonru PERBEDAAN bisa diartikan pengkhianatan, sebab berbicara tentang Jonru tak jauh berbicara tentang PENGHASUTAN, sebuah topik yang senantiasa mengisi setiap statusnya di Fanspagenya FB, dan sepertinya terus diperjuangkan melalui pergulatan pemikiran yang penuh kecurigaan yang sering tanpa dasar pada Presiden Jokowi, semenjak jagoan yang didukung Jonru KEOK setelah sujud syukur akibat hasil quick count abal-abal versi PKS itu.

Jonru ingin mewariskan cara berpikir kritis untuk memfitnah pemerintah yang sah dengan berbagai copasan berita, misalnya menuduh Jokowi akan menghapus kementrian Agama bila terpilih jadi presiden, ternyata fitnahannya itu tak terbukti. Inilah yang disebut dia sebagai KRITIK FASISME dengan bahasa gaulnya MENJONRU seasu asunya Jonru.

Artikel Kompasianer Niken Satyawati yang berjudul "Ketika Fotografer Presiden Bikin Jonru "Kejang-kejang" dan sudah terbaca 100 ribu lebih dan di share ke Facebook 16 ribu lebih oleh para netizen akhirnya sampai juga dibaca Jonru, lalu apa komentar Jonru?

Seperti biasanya, Jonru selalu bergaya sok sibuk dengan mengatakan "Sebenarnya saya malas menanggapi. Namun karena banyak yang bertanya, maka baiklah....akan saya jelaskan sebagai berikut :

Semua pemberitaan yang mengatakan Jonru akan dipolisikan disebutnya sebagai ONANI JURNALISTIK.

"Artinya hanya pelampiasan angan-angan. Mereka ingin saya seperti itu, maka mereka menulis seperti itu. Padahal faktanya sangat jauh berbeda." tulis Jonru di akun twitternya.

Menurut Jonru semua berita yang menuliskan tentang dirinya LEBAY SEMUA, termasuk artikelnya Kompasianer Niken Satyawati itu, Jonru mengatakan : "Jonru kejang-kejang....(sok tau amat, emang lu liat sendiri gue kejang-kejang???).

Dengan demikian Jonru menuduh Niken telah ONANI karena sedang LEBAY menyebut dirinya kejang-kejang.

Onani dan masturbasi adalah dua istilah yang berbeda tetapi maksudnya sama hanya saja pelakunya berbeda. Kalau onani cenderung diistilahkan bagi laki-laki sedangkan sebutan masturbasi itu bagi perempuan.

Jadi tuduhan Jonru itu sebenarnya untuk menunjukkan kebiasaan dirinya sendiri yang sering ONANI sampai kejang-kejang, artinya tidak tepat ditujukan untuk Niken Satyawati yang perempuan itu.

Kalau Jonru mengatakan kata onani itu sebagai MAJAS atau METAFORA saja, apakah tidak ada metafora lain sebagai pengganti kata onani? Apalagi Jonru yang sudah jadi mualaf itu sering mengutip ayat-ayat suci Alquran dalam berbagai kesempatan, apakah majas onani lebih asyik digunakan untuk menuduh orang lain yang tidak sepaham dengan dirinya?Atau untuk memperhebat tuduhan maka Jonru terpaksa menggunakan majas pertentangan biar pengaruhnya kepada pembaca lebih mengena?

Tuduhan Jonru itu memang sering ASAL JEPLAK saja alias tanpa dipikirkan lebih dalam lagi, apalagi Jonru oleh umat pesbuker sudah dinabi-nabikan, mestinya lebih santun dalam membantah hal yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Tapi berhubung Jonru cuma NABI-NABIAN yang menggunakan taplak meja sebagai dasinya, maka ONANI lebih asyik digunakan daripada kata lainnya.

Mungkin karena Jonru lagi dicekam oleh kebencian, maka sisa hidupnya dipenuhi dengan pikiran tentang kebencian itu sendiri. Jadi jangan menunggu permintaan maaf Jonru kepada Kompasianer Niken Satyawati, sebab itu mustahil dilakukan, dia mungkin lebih memilih onani sampai kejang-kejang daripada minta maaf dengan setulusnya.

Salam NKRI Raya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun