Mohon tunggu...
Tante Paku  A.k.a Stefanus Toni
Tante Paku A.k.a Stefanus Toni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Membaca dan menulis hanya ingin tahu kebodohanku sendiri. Karena semakin banyak membaca, akan terlihat betapa masih bodohnya aku ini. Dengan menulis aku bisa sedikit mengurangi beban itu. Salam, i love you full.....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tante Paku Membongkar Surat Kaleng

13 November 2012   18:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:26 2048
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi yang terfavorite atau Kompasianer of The Year itu bukan untuk mengejar MARTABAT tapi memang berbau MARTABAK, walau menulis di Kompasiana bisa menjadi modal personal, yang ditulis dan yang menulis bisa berlanjut dengan perbuatan nyata perilakunya, budi baik, dan prestasi yang menimbulkan rasa hormat. Mau tak mau menjadi yang TER tak mungkin diraih hanya dengan sekedar membangun wacana. Setelah melalui seleksi ketat, 12 nominator Kompasianer Terfavorite 2012 sudah ditetapkan adminnya, semua pembaca yang punya akun lama maupun baru diharapkan untuk ikut berpartisipasi memberikan VOTE-nya di sini. Tidak ada salahnya untuk memeriahkan pengelola Kompasiana yang punya gawe tahunan ini kita tetap memberikan berbagai kontribusi yang kita bisa. Semua Kompasianer begitu semangat mempersiapkan diri, semua komunitas yang terbentuk di Kompasiana dirangkul untuk ikut tampil, suatu kehormatan yang baik dari pengelolanya. Berbagai hadiah ditebar untuk kita semua, sungguh acara yang pasti meriah sekali. Kompasianer Tervaforite belum ditetapkan, kampanye berlanjut, Tante Paku terus merajut, membongkar surat-surat yang di simpan di kaleng kompi ini, apa saja sih isinya?

Ah ada mbak Neny Silvana yang unik, ekspresif, dan menarik ini, dia mengatakan :

13528084071920816822
13528084071920816822
Rupanya mbak yang cantik ini terinspirasi setelah membaca artikelnya Tante Paku, dan begitulah kita di sini memang diharapkan bisa saling menginspirasi, sebab inspirasi bisa datang ketika kita membaca. Betapa bahagianya bila tulisan kita bisa menginspirasi pembacanya bukan? Dan Lik Cas juga mengakuinya dalam paragraf di bawah ini :

13528084312140242401
13528084312140242401
Tidak itu saja, Fera Nuraini Kompasianer dari Hongkong pun senang sekali jika diberi informasi terkait dengan perhelatan yang akan berlangsung di Kompasiana ini, dalam artikelnya beliau menuliskan :

1352810508638988330
1352810508638988330
Selain menginspirasi, berbagi informasi, tak ada salahnya untuk bertanya kepada semua Kompasianer demi kemajuan bersama, dan Odi Shalahuddin pun menangkap dan memperjelas apa yang saya lemparkan.

13528092831260278587
13528092831260278587

Tidak itu saja, berbagi canda tawa adalah menu saya kepada siapa saja tanpa harus dimasukkan dalam hati, sebab dikerjain dengan cara apapun saya hanya tersenyum, sebab saya pun bisa melakukan hal yang sama, dan itulah bentuk keakraban persahabatan di dumay ini, utamanya di Kompasiana. Berbagi tulisan di dumay memang jangan mudah tersinggung selama kita mampu memahaminya, jika tidak mampu, bertanya saja kepada penulisnya. Jika tidak setuju berterus-teranglah sebab dari dulu philip terus terang, terang terus, masak kita tidak bisa berterus-terang?

13528098342137098427
13528098342137098427
Begitulah Abang geutanyo abang kita semua kalau sudah mulai ngocol, beliau menulisnya di sini. Dandi sini si abang cukup cerdas menangkap apa yang menjadi prediksi saya menyikapi panasnya Gurun Pasir.

1352810156695868378
1352810156695868378
Selain Kompasianer Senior Abang Geutanyo, ada lagi kloningan Kompasianer Senior yang dengan akun kloningannya ini di dedikasikan khusus untuk tulisan-tulisan menghibur, beliau pun ikutan GATAL menyebut Tante Paku dalam artikelnya di sini, di bawah ini screenshotnya :

13528105771980084975
13528105771980084975

Saya memang berusaha berada di antara komunitas-komunitas yang ada di Kompasiana ini, saya pun tidak pernah keberatan untuk dimasukkan kemana saja, tanpa konfirmasi pun saya tak pernah menegurnya, bahkan saya anggap suatu kehormatan dijadikan anggota komunitasnya.Dan saya paling jarang mencantumkan LOGO komunitas yang saya ikuti, bukan malu mengakui, melainkan dalam setiap tulisan saya tidak ingin berlindung dalam komunitas tersebut, tapi siap bertanggung jawab dengan apa yang saya tulis sendiri ini, KECUALI ada event YANG MENGHARUSKAN MEMASANG LOGO, saya pun HARUS mematuhi aturan main tersebut. Mereka pun bisa memakluminya sebagai tanda kedewasaannya, bahkan langsung akrab dan tak segan menjadikan Tante Paku ikut dalam karya fiksinya, wow saya pun ikut ngakak membacanya, menjadi hiburan tersendiri sepulang kerja. Seperti tulisan dari sahabat Komunitas Desa Rangkat Ibay Benz Eduard.

1352811234639356126
1352811234639356126
Cerita lengkapnya bisa di baca Burung Perkutut Pak RT… Kompasianer Senior Dwiki Setiawan tak mau ketinggalan membuat karya Humor yang melibatkan Tante Paku sebagai tokohnya :Rahasia Kumis Nona Inge dan Janggut Tante Paku

13528139292119272225
13528139292119272225
Kolega saya di Planet Kenthir dan juga masuk dalam deretan NOMINASI TERFAVORITE Dr. Posma Siahaan pun ikut meramaikan dengan cara khas komunitas tersebut, Dan Ketiga Lelaki Kekar Itu Membuat Kompasianival ‘Berdarah’
1349201988566408024
1349201988566408024
Dan akun yang menamakan diri Ki Unyeng Unyeng tak ragu-ragu untuk menyebut TANTE PAKU = TANTE AKU dalam komentarnya, padahal saya tidak tahu siapa di balik akun tersebut? Tapi saya percaya beliau memang ingin bercanda setelah sering membaca tulisannya Tante Paku, hingga terinspirasi menulis dengan judul :  Lokasi 47 Titik Ranjau Paku Pagi ini Bertambah 67 Titik.

13528113581604466558
13528113581604466558
Juga akun dari Planet Kenthir yang memakai nickname [liku2laki2penuhlukataklaku2] +_-, ini membuat artikel yang ikut menjadikan Tante Paku dalam tulisannya, sebait artikel yang berhasil saya simpan :

13528140661936143836
13528140661936143836
Judul artikel di atas Ya Ampuuuun 10 Tulisanku Dicoppas: “Stresssssss Dehhhh!”, Tidak puas dengan satu artikel, kegemasan dan kekagumannya kepada Kompasianer tertentu, masih berlanjut dengan membuat artikel berjudul :  Tante Paku, Inge, Hawa, Si Bengal Liar……”Terlalu!” (+45 Tahun)

13528133181328993654
13528133181328993654

RT Kenthir Amalludin pun ikut membuat cerita khas beliau dengan judul  (Humor) Pantat Partai Baru 2014 (Ketuanya Kompasianer loh) :

13528145431205384933
13528145431205384933
Dan pendiri Planet Kenthir Engkong Ragile pun ikut tergelitik dan terpancing dengan kompornya Tante Paku, maka ia membuat judul :  Ini Dia Bukti Tulisan Pesanan (Bisikan @Tante Paku)

1352813306748179850
1352813306748179850

Dan saya pun menjadi salah satu KANDIDAT KENTHIRES ABADI dari salah satu anggotanya yang bernama Mas Mus, ini screenshotnya :

13528170761547161044
13528170761547161044

Anggota Kenthirer lain yang cukup produktif bila lagi kumat, Revangga Dewa Putra juga menulis dengan judul : [Humor]“Perseteruan antara Bain Saptaman & Tante Paku”

13528273751987038518
13528273751987038518

Dan Herry Fk pun tergelitik menulis tentang Kampanye Hitam Tante Paku dalam ajang pemilihan Kompasianer Terfavorite 2012 ini :

1352820195821168761
1352820195821168761

Makna Sharing dan Connecting semakin terasa bila kita mampu menangkapnya dengan benar, tak mudah marah bila dijadikan lakon, selama itu sebagai hiburan dan cara mengakrabkan diri, bukan memaki-maki tanpa argumen yang bisa dipertanggungjawabkan. Barangkali saya lah yang paling sering MELAKONKAN para sahabat di sini bila sedang terjadi KEKISRUHAN, tentu saja saya berusaha membidiknya sebagai refleksi diri berbalut humor satire. Dan cara saya MENGABSEN pun menjadi inspirasi tersendiri, seperti artikelnya Pak De Sakimun di bawah ini :

13528141411769100744
13528141411769100744

Seringnya saya MENGABSEN para Sahabat Kompasianer ini sebagai kecintaan saya terhadap mereka, nama yang unik, tulisan yang menarik, keakraban yang cantik, dan membangkitkan semangatnya untuk terus menulis di sini. Hal ini memang membuahkan banyak tulisan tentang Tante Paku, mereka berbalik mengamati saya, seperti artikel-artikel di bawah ini sebagai TANDA KASIH mereka kepada saya, sungguh membuatku terharu dan termenung, indahnya persahabatan maya bisa berlanjut ke dunia nyata.

Nyimas Herda menorehkan isi hatinya di sini :

1352814552873101675
1352814552873101675

1352827434949702478
1352827434949702478

Riko Chan pun langsung kirim inbox ketika tak terduga ternyata yang memberi nilai pada tulisan-tulisannya hanya Tante Paku, setelah fitur baru memunculkan Kompasianer pemberi nilai, ia mengucapkan banyak terima kasih sambil tertawa, dan menuliskan kegembiraannya di sini :

1352816549686019731
1352816549686019731

Kompasianer yang paling sering berkunjung di ranah HUMANIORA, Adam Fadhlurahman pun melakukan pengamatan terhadap Tante Paku, inilah cuplikan artikelnya :

13528168321608540368
13528168321608540368
Kompasianer Bangdepan juga melakukan pengamatan lewat artikelnya yang berjudul : Kompasioner Spesialis atau kompasioner umum?

1352818293168432553
1352818293168432553

Kompasianer dari Timur Tengah pun ikut gerah mengamati sepak terjang Tante Paku, hingga membuat mereka tidak kuat menumpahkan kata-kata penuh makna, seperti Aang Suherman di sini :

1352817293890923430
1352817293890923430

Ada juga Bunda Khadijah, Kompasianer dari Madinah, yang cantik cerdas dan penuh perhatian pada sesama insan, ikut menorehkan kecintaannya pada Tante Paku, yang membuat saya melambung merenung seperti gunung. Dan saya pun ikut GUSAR ketika beliau menerima SURAT KALENG dari OKNUM yang tak berperikemanusiaan dengan nickname Gundik Arab itu, serial DUNG DUNG RAB yang saya tulis sebagai tanda simpati saya, dan tulisan itu pun mengalir berseri dan disambut banyak sahabat untuk ikut berperan mengungkap siapa dibalik akun GUNDIK ARAB dan ABU JAHAL itu dengan artikel-artikel yang cerdas sesuai pengamatannya. Screenshot di bawah ini tulisan Bunda Khadijah spesial untuk Tante Paku :

13528176851453014132
13528176851453014132

Dan Darsem yang kena BANNED ADMIN karena mengikuti permainan kasar lawan debat di lapak lawannya hingga tak berdaya menunjukkan bukti, terpaksa berganti nama menjadi LOVELY DARSEM untuk terus mengejar kelicikan lawannya itu. Ia dan lawan debatnya menginspirasi saya untuk menulis agar ketegangan sejenak reda. Artikel itu membuatnya sangat terkesan hingga menuliskan artikel khusus ditujukan kepada saya.

13528161671458544794
13528161671458544794

Kompasianer yang juga seorang pengacara Sutomo Paguci pun pernah menuliskan pengamatannya tentang beberapa Kompasianer dalam judul : Ketika Jumlah Komentar Lebih Banyak dari Klik.

13528259131960419034
13528259131960419034

Kompasianer Ariyani Na ikut menumpahkan curhatnya dengan judul : Cuma Tulisan Iseng.

13528253471356959332
13528253471356959332

Sementara sahabat saya di komunitas KOMPOSONO (Kompasianer Solo Raya) tak mau ketinggalan menuliskan tentang saya, baik setelah mengamati artikel-artikel Tante Paku, juga setelah bisa bertemu di dunia nyata. Sahabat KOMPOSONO saya itu antara lain :

13528181962052177499
13528181962052177499

Selengkapnya bisa di baca di sini

13528165871515663241
13528165871515663241

Artikelnya bisa di baca di sini

Dan di bawah ini cuplikan tulisan-tulisannya Johan Wahyudi :

13528168111863658283
13528168111863658283

Kalau mau membaca silahkan klik di sini

13528169531262384460
13528169531262384460

Silahkan klik di sini

1352818904348393156
1352818904348393156

Selengkapnya bisa di buka di sini

Sementarayang sering nongkrong di kanal Bola Bubup Prameshwara tak mau ketinggalan jadi pengamat Kompasianer, ini artikelnya yang ngrasani Tante Paku :

13528191872136850480
13528191872136850480

Dan Kandar Tjakrawerdaja yang baru pertama Kopdar dengan Tante Paku pun mempunyai cerita tersendiri, berhasil dicatat dalam artikel berjudul : Sisi Lain dari Kopdaran Kompasianer Solo: Mbak Niken yang ’Gagal Bersin’

1352818046392346905
1352818046392346905

Fitri. y Yeye pun tak tinggal diam ketika ada keributan di lapak Johan Wahyudi yang tengah mengkritisi soal FIKSI dengan judul  Aku Cinta Damai! Suratku untuk Pak Johan Wahyudi

1352819816558962447
1352819816558962447

Bahkan ada Kompasianer yang pernah debat keras di kanal Agama dengan saya, walau penuh dengan kegeraman, namun tak kuasa untuk NGAKAK terpingkal-pingkal sampai sakit perut ketika saya menulis kelakuannya itu. Dan dia pun lama menghilang sebab kanal AGAMA sudah dihapus, ketika muncul,  beliau yang pernah kena BANNED dan berganti nama ini pun menuliskan kekangenannya pada Tante Paku di sini :

13528186641929037471
13528186641929037471

Begitulah kenyataannya, dalam debat berdarah-darah pun ada yang bisa dijadikan hiburan, yang bermusuhan pun bisa tertawa barengan, betapa luar biasanya pengaruh sebuah tulisan itu, hingga mampu melupakan darah tinggi mereka, walau setelah itu KUMAT lagi untuk mencaci maki kembali.

Ada juga yang BAHAGIA ketika membaca tulisan Tante Paku yang mengecoh dengan judul-judul serial INI DIA, salah satunya Kompasianer Primus74, simak saja judulnya :

1352819031711328960
1352819031711328960

Almarhum Kompasianer David Solavide yang kita hafal ciri khasnya bila berkomentar yaitu HOA HOA HOA HOA.......Sebelum meninggal pernah menulis tentang cara berkompasiananya di sini :

1352819436539003283
1352819436539003283

Sementara di belantara maya yang lain saya pun menemukan beberapa yang menaruh perhatian pada tulisan-tulisan Tante Paku, ada yang sahabt Kompasianer ada yang bukan member di sini :

13528267091789704629
13528267091789704629
Linknya ada di sini

Juga ada yang menulis dengan kecintaannya sendiri, judulnya : Menelusuri Jejak Langkah Sang Tante Penjual Paku.

13528267172103734522
13528267172103734522
Masih disambung dengan tulisan berjudul : Sudut Pandang Tante Paku.

13528268861644338657
13528268861644338657
Tak ketinggalanKompasianer yang pensiunan POLRI dan telah menelurkan satu buku "Bukan Orang Terkenal" pernah menulis tentang Tante Paku dengan judul : Kompasianer Idaman

1352819916794675063
1352819916794675063

Demikianlah beberapa surat kaleng yang tersimpan di kaleng kompi yang berhasil saya temukan, apakah ini bagian dari NARSIS atau EKSIBISIONIS, ya terserah pembaca saja menilainya, sebab memang begitulah kenyataannya. Yang jelas ini memang MENDOKUMENTASIKAN tulisan tentang saya oleh mereka, danbagi yang belum membubuhkan VOTE-nya silahkan dipilih sesuka hati nuraninya di sini.

Tulisan tentang TERFAVORITE sebelumnya :

1. Wawancara Dengan Kompasianer yang Menolak Gelar Terfavorite Versi Admin

2. Ini Dia Kompasianer Favorite yang Banyak Disukai

3. Catatan Terfavorite 2012

4. Refleksi Kompasianer Terfavorite 2012

5. Ini Dia Nama-nama Alay Kompasianer Terfavorite 2012

6. Strategi Jitu Menjadi Kompasianer Terfavorite

Illustrasi : Kompasiana.com, PHI.com, Facebook.com,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun