Aku Menyesal Menganggapnya Enteng
Saat ini adalah hari membosankan seperti biasanya di sekolahku MTsN yang dimana aku hanya belajar dan belajar setiap harinya. Tetapi sesudah istirahat ada sesuatu yang menarik yaitu datangnya kakak kelas untuk sosialisasi forum anak. Awalnya aku tak tertarik dengan hal seperti itu.Â
"Ah paling hanya forum membosankan" ucapku pada teman sebangku yaitu Mahya
"Ah belum coba daftar aja udah bilang kek gitu coba aja dulu" ucap Mahya yang meyakinkanku
"Okelah aku akan mencoba mendaftar dehh" gerutuku pada mahya yang memaksaku
"Gitu dong itu baru temanku" ucap Mahya
Lalu aku pun memanggil kakak kelas yang sedang sosialisasi itu untuk mendaftar. Tak kusangka kakak kelas itu merupakan kakak kelasku semasa sd bernama kak Nisa yang sangat ramah karena aku yang sudah kenal dengan kakak itu pun tanpa ragu dan segan mengatakan kepada kakak ituÂ
"Hai kak Nisa, aku juga mau dong daftar"ucapku pada kakak yang ramah itu
"Wah Zaki, mau daftar juga ya" ucap kakak itu
Aku pun mengatakan "iya kak" dengan antusiasnya
"Semoga bisa berhasil masuk ya Zaki" ucap kakak itu sambil memberikan kertas pendaftaran itu
Aku pun langsung mengisi kertas itu sesuai dengan pendapat dan hal hal yang aku ketahui. Tak kusangka diriku yang cuman iseng iseng mendaftar bisa lolos masuk ke fase karantina ucap teman-temanku memberitahuku. Aku terkejut karena dari sekian banyak yang mendaftar di kelasku dan sekolah ini yang lolos cuman 3 orang saja Zizi Dilan dan aku.
Aku yang masih tidak menyangka bahwa bisa lolos pun menjadi kepedean. Sehingga persiapan untuk fase karantinaku tidak serius. Pada masa karantina ada tiga tes yaitu tes bakat, wawancara, dan presentasi ide tentang visi dan misi ketika sudah masuk ke forum anak. Karena aku menganggapnya terlalu enteng karena aku bisa masuk fase karantina dengan mudah jadi aku membuat visi dan misinya terlalu sederhana dan tidak terlalu memikirkan bakatku yang bahkan sebenarnya aku tidak memiliki bakat.Â
'Ah fase pendaftaran yang ikutnya banyak aja aku bisa lolos masa fase karantina aja susah paling sepele' pikirku terlalu menganggap enteng.Â
Saat keesokan harinya ketika fase karantina selama 3 hari dimulai ayahku pun mengantarkan aku ke auditorium mifan. Disana banyak sekali orang yang lulus fase pendaftaran dan sedang ke fase karantina sepertiku. Aku awalnya sangat gugup dan ragu untuk memasuki auditorium itu. Tapi ayahku menyemangatiku dan akupun mulai masuk ke auditorium. Saat aku memasuki auditorium ada kakak-kakak dari forum anak yang mengurus berkas berkas dan saat kakak-kakak itu melihatku langsung saja dia menyuruhku masuk dan mengisi absen serta memberi jadwal-jadwal kegiatan selama fase karantina 3 hari ini. Hari pertama yaitu tes bakat, wawancara, ide visi dan misi, hari kedua melakukan sosialisasi dan melakukan debat yang panjang. hari ketiga melakukan game game yang telah disediakan oleh forum anak di lapangan. Setelah aku mengisi absen dan menerima jadwal aku pun diberikan nomor peserta lalu masuk kedalam auditorium yang luas di sana telah disediakan kursi, pentas dan lain-lain.Â
Aku pun langsung duduk di tempat yang telah disediakan. Karena aku yang paling kecil di sana aku pun gugup dan merasa canggung dengan keadaan di sekitar yang dimana teman-teman karantinaku sudah SMA. Aku yang terlihat paling gugup pun peserta lain langsung mengajakku kenalan.Â
"Hai adek, namanya siapa? " ucap kakak itu mengajakku kenalan.Â
"Eh i i- iya kak perkenalkan nama saya Fajri Almuzaki biasanya dipanggil Fajri lalu sekolah di MTsN" ucapku sambil agak gagap.Â
"Wah adek jangan gagap gitu dong santai aja kok kakak cuman makan nasi bukan makan orang" gurau kakak itu.Â
"baik kak" ucapku dengan santai.Â
Sesudah itu kakak-kakak dari forum anak langsung saja membagi kami dalam beberapa kelompok sesuai dengan nomor peserta kami. Aku mendapat kelompok yang mendapat giliran pertama dalam tes bakat, kedua tes ide visi dan misi, ketiga tes wawancara. Aku pun yang tidak memiliki bakat pun sangat-sangat panik dan gugup melihat semua orang yang ada di sini memiliki bakat ada yang bisa menggambar hal yang sangut bagus hanya dalam beberapa menit ada yang menyanyi, bermain alat musik dan banyak lagi bakat yang membuat orang terpukau. Sesampainya giliranku tes bakat aku hanya diam dan menampilkan randai yg kupelajari di sekolah.Â
Hal itu membuatku malu dan menyesal karena menganggapnya terlalu enteng. Lalu lanjut dengan tes ide visi dan misi yang menggunakan ppt sekali lagi aku sangat tercengang melihat ppt peserta lain yang sangat memukau sedangkan aku biasa saja. Tibalah giliranku disaat itu aku sangat gugup, sehingga membaca ppt milikku yang tidak selengkap peserta lainnya pun terdengar makin aneh. Waktu itu aku sangat malu dengan kejadian itu sehingga terpikir lagi mengapa aku menganggapnya terlalu enteng. Tes ketiga wawancaraku Alhamdulillah lancar dan bisa mendapat nilai yang tinggi. Sesudah ketiga tes itu selesai aku beserta peserta cowok yang lain pergi ke rumah karantina dikarenakan aku membawa barang yang banyak damn badanku ini kecil maka ada kakak panitia forum yang mengangkat koperku dan mengantarku dengan motor miliknya.Â
Di rumah itu dikarenakan aku yang paling muda aku mendapat perhatian yang lebih dan itu membuatku tidak gugup lagi dengan abang abang peserta forum yang lainnya di sana mereka sangat friendly dan tidak membeda-bedakan apapun semuanya dihargai di sana tanpa memandang apapun. Itu membuat suasana di rumah itu menjadi sangat seru. Pada malam hari pun kami disuruh tidur oleh panitia, lucunya kami bilang iya dan akupun juga ikut-ikutan bilang iya lalu kami mengambil kasur dari kamar dan meletakkannya di luar sehingga kami semua langsung berbaring. Setelah panitia pergi kami malah tidak langsung tidur kami malah menceritakan kisah horror, aku pun menjadi agak tertarik dan mendengarkan peserta cowok lain yang bernama kak Gabriel menyuruhku untuk tidur tapi aku mengatakan
"Nanti aja kak, Zaki juga mau dengerin cerita kakaknya" rayuku membujuk kak Gabriel agar mengizinkanku mendengarkan kisah seramnya
"Oh baiklah kalau begitu Zaki tapi kalau kamu dah ngantu nanti tidur aja yaa" ucap kak Gabriel
"Siap kak" ucapku girang karena diizinkan untuk mendengarkan kisah horornya
Lalu kami pun bersama mendengarkan maupun menceritakan masing masing kisah horor yang pernah dialami. Sesudah selesai kami pun langsung tidur.Â
Keesokan harinya ketika sudah jam 4 aku pun dibangunkan kak Gabriel yang mengajak kami semua agar segera shalat shubuh berjamah. Karena keadaan diluar dingin kami pun memutuskan untuk shalat jamaah di rumah karantina.Â
Setelah itu kami disuruh ke lapangan auditorium untuk melakukan olahraga terlebih dahulu. Olahraga yang dilakukan adalah senam lalu lari keliling lapangan. Sehabis olahraga kami dibiarkan istirahat terlebih dahulu sebelum ke auditorium untuk melakukan debat. Kami disuruh mandi terlebih dahulu oleh panitia lalu setelah mandi kami diberikan sarapan.Â
Setelah semua itu baru kami ke auditorium untuk debat. Debat disini memakai perhitungan poin yang dimana siapa paling banyak berbicara maka memiliki poin yang banyak. Lalu kami diberikan suatu pernyataan untuk memilih jawaban antara pro atau kontra.Â
Di sini aku masih menganggap enteng dan sekali lagi aku menyesal tidak mempelajarinya. Disaat orang lain sudah memiliki 5 poin sedangkan aku masih tidak ada. Setelah debat ini kami melakukan sosialisasi ke masyarakatm Pertama-tama kami harus membuat sebuah mind mapping menggunakan judul yang telan diberikan saat itu aku hanya melihat saja dan tidak membantu dan aku menyesal menganggapnya terlalu enteng. Setelah kami memyelesaikan mind mapping lalu kami disuruh diantar pergi ke bancalaweh untuk sosialisasi disaat semua orang di kelompokku sedang sosialisasi aku malah bermain hp sehingga aku tidak ada di video ketika kelompokku sedang sosialisasi. Setelah itu kami kembali lagi ke auditorium untuk mendengarkan motivasi oleh orang-orang berprestasi yang ads di forum anak. Orang yang pertama memberikan motivasi bernama kak Ayu. Kak Ayu merupakan orang yang sangat hebat dan juga kak Ayu ini pernah menjadi menteri PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).Â
Sehabis itu kami lanjut ke hari ke-3 di mana dihari ke-3 ini pada pagi hari kami melakukan game yang disediakan panitia tentu sangat mengasyikkan pada waktu itu. Setelah itu adalah hal yang paling deg-degan karena pengumuman siapa saja yang lolos masuk ke forum anak. Aku yang sudah pasrah karena menganggapnya terlalu enteng pun tidak yakin bisa masuk. Dan yaa aku tidak masuk ke forum anak yang bisa kulakukan hanyalah menyesal menganggapnya terlalu enteng.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H