Para peretas kini menggunakan teknik-teknik yang semakin canggih untuk menembus sistem keamanan yang ada. Metode-metode serangan yang lebih terencana, seperti penggunaan malware atau teknik rekayasa sosial, memungkinkan mereka untuk mengeksploitasi celah dalam sistem dengan cara yang lebih sulit terdeteksi. Kemajuan dalam teknik peretasan ini membuat pertahanan sistem keamanan perlu selalu diperbarui agar tetap efektif melawan ancaman.
4. Tata Kelola Data yang LemahÂ
Tata kelola data yang lemah, termasuk kurangnya pengawasan dan pengendalian akses data, juga menjadi faktor penyebab kebocoran data. Ketika tidak ada sistem yang ketat untuk mengontrol siapa yang berhak mengakses data pribadi peserta, data tersebut menjadi rentan terhadap penyalahgunaan. Penguatan pengawasan dan prosedur pengendalian akses sangat penting untuk mencegah kebocoran data di masa depan.
Dengan adanya faktor yang menjadi kasus kebocoran pada BPJS Kesehatan, berikut adalah dampak yang di akibatkan dari faktor penyebab kasus kebocoran data:
1. Penyalahan Data pribadi
Data pribadi yang bocor dapat disalahgunakan untuk berbagai tujuan kejahatan seperti penipuan, pencurian identitas, dan phising.
2. Kerugian Finansial
Korban kebocoran data dapat mengalami kerugian finansial akibat penyalahgunaan data pribadi mereka. Berdasarkan penjelasan CSIRT.ID, dalam kasus kebocoran data ini, indonesia telah mengalami kerugian sebanyak 600 Triliun.
3. Kerusakan Reputasi
Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintah dan swasta yang terlibat dalam pengelolaan data pribadi akan menurun.
4. Gangguan terhadap Program Pemerintah