Rio mengambil pensil menuliskan namanya di atas kertas  modul kurikulum milikku. Bukan Muhammad yang baik, tapi Muhammad Pemuda yang baik. Laki-laki yang baik. " Jawab Rio santai
Lantas aku bertanya kembali tentang bagaimana namanya jika di tulis dengan aksara Jawa. Ia mulai menulis aksara jawa. Jemarinya lentik dan gerakan menulisnya lembut. Seseorang yang tuntas motorik halus pikirku sambil tertawa karena Sempat-sempatnya aku mengamati kemampuan motorik dan pedagogi seseorang secara bersamaan.
Untuk beberapa acara aku masih bersama Rio. Masih banyak momen bersama Rio yang berjalan alami dan akan berlanjut di episode berikutnya.
 Rio! kendati tidak ada  lagi hubungan apapun  dia antara kita, kini saatnya kau abadi dalam kisah hidupku.
Dan inilah serial perjalanan menemukan "Muhammad" Pun dimulai.Â
Bersambung...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H