"Ini tadi pagi saudara saya sudah berhasil menyebrang. Sudah sampai Bengkulu. Tiket habis karena sudah dibeli semua sama Calo. Jadi nanti beli tiket di Calo selisih 100-200 RB dari harga aplikasi Bu, jadi berani aja. Insya Alloh aman" ujar Pak Polisi yang Budiman.Â
Hari itu, aku merasa diayomi oleh petugas polisi itu. Harapanku untuk bisa sholat Id di kampung halaman kembali menyala abangku. Sungguh perjalanan memberikan banyak hal. Aku menyukai perjalanan ini.
Sesampainya di pelabuhan Merak mengantrilah kami agar bisa masuk kapal setelah membeli tiket kapal Ferry melalui calo. Sungguh di luar dugaan kapal yang kami tumpangi sepenuhnya full lesehan. Tidak disediakan kursi untuk duduk.
Kami bergabung bersama penumpang yang lain duduk beralaskan koran berbahasa Korea. Saling berusaha untuk terlelap meski sekejap. Di dalam hati ini berdoa semoga kapal ini selamat sampai tujuan. Mampu bersandar di dermaga dan lautan manusia yang ada di kapal ini bisa berkumpul bersama keluarga yang mereka rindukan di kampung halaman.
Penyebrangan dari Jawa menuju Sumatra melalui selat Sunda berhasil. Kami pun memutuskan mencari hotel di dekat pelabuhan Bakauheni dan penuh semua. Kami putuskan untuk sholat subuh terlebih dahulu dan bertanya kepada juru parkir kira-kira penginapan mana lagi yang masih kosong. Sungguh kebaikan kami dapatkan. Petugas masjid mengijinkan kami dan rombongan pemudik lain untuk istirahat di dalam masjid. Tulang ekor ini rasanya sangat lega dan berterima kasih.
6 jam kemudian kami sampai dengan selamat tiba di rumah induk, rumah nenek kami semasa kecil yaitu Ibu Warsini Allahu yarham. Meski nenek telah tiada, kenangannya.masih menetap di sini. Di hati dan pikiran. Sampai jumpa semoga berkenan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H