Deburan ombak menghanyutkan pasir
kepiting tampak sedang lari-lari kecil
meninggalkan rumah pasir yang kini tinggal air
sempat kau katakan bahwa kau tak memiliki hubungan dengan seorang wanita punÂ
hatiku pun berdecak tenang juga lega
aku pun tak menjalin kasih dengan seorang pria.
memang benar adanya aku pernah menaruh rasa pada seorang pria, tapi itu hanya sebatas rasa yang hinggap datang lalu pergi selamanya.
rasaku padanya tidak pernah berlanjut
hanya sebuah rasa dalam kejapan mata
akhirnya kita memulai hubungan kita tanpa ada yang tahu siapapun jua. hanya kau dan aku saja.
Hingga tiba suatu masa, aku mengajakmu pada sebuah acara untuk meminta sebuah keseriusan dari sebuah rasa cinta yang sudah terbina. aku kira sudah waktunya kaki ini melangkah kesana
malam yang gelap pekat terasa begitu mencekat. saat ku tahu sebelumnya kau menaruh rasa padanya, gadis bermata sendu karibku sewindu lalu
gadis bermata sendu itu amat yakin kau tak kan pernah jadi milikku
aku pun tergugu termenung dalam tangis dalam sendu
setelah ku tanya mengapa bisa gadis bermata sendu begitu yakinnya, rupanya ia berada di angka delapan atas rasa cintamu padanya
lalu kau anggap aku ini apa?
hanya sebuah pelarian dari cinta bertepuk sebelah tangan, hanya sebuah dermaga untuk berlabuh.
deburan ombak telah menghancurkan istana pasirku, istana yang baru saja ku buat dalam sekejap.
pedihnya mengapa aku tak berani berlari meninggalkan istana pasirku lantas beranjak
membangun istana batu bataku yang baru
aku tetap memilihmu, bersamamu kendati perasaanmu padaku amat rapuh seperti pasir.
aku memberimu waktu, memberimu hari baru
kesempatan terluka oleh hal baru adalah jaminanku.Â
aku terus maju kendati tak mau
rupanya aku belum mampu untuk tidak mencintaimu,Â
kendati benci aku masih tetap mencintaimu
dengan segenap hati yang telah kau koyak dan retakan dengan pengakuanmu
adai saja dulu kukatakan ini padamu
aku yakin, nafasku tidak akan memburu
dan tiada lagi cemburu
sungguh aku ingin bilang ini kepadamu
dengarkan baik-baik wahai sayangku!
bilang saja bila tak cinta
bilang saja kau lebih memilihnya bahkan jauh mencintainya.
dari pada kau menipu perasaanmu sendiri
aku kira sudah saatnya berakhir sampai di siniÂ
cukup
 berhentilah menipuku terutama menipu perasaanmu
 lepaskanlah aku, biar aku menemukan cinta baru
tapi aku pun sudah tahu
kau tak pernah begitu
aku masih terlalu baik untuk kau lepaskan
aku tak perlu sesal dalam diriku
biarlah kini ku pandangi ombak dan laut ini,
di sini dulu kita pernah saling bersaksi untuk tidak pergi meski di antara kita saling menyakiti..
mari kita hidup damai dan relakan semua yang terjadi, aku tetap di sini kendati sudah seribu kali aku ingin pergi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI