malam yang gelap pekat terasa begitu mencekat. saat ku tahu sebelumnya kau menaruh rasa padanya, gadis bermata sendu karibku sewindu lalu
gadis bermata sendu itu amat yakin kau tak kan pernah jadi milikku
aku pun tergugu termenung dalam tangis dalam sendu
setelah ku tanya mengapa bisa gadis bermata sendu begitu yakinnya, rupanya ia berada di angka delapan atas rasa cintamu padanya
lalu kau anggap aku ini apa?
hanya sebuah pelarian dari cinta bertepuk sebelah tangan, hanya sebuah dermaga untuk berlabuh.
deburan ombak telah menghancurkan istana pasirku, istana yang baru saja ku buat dalam sekejap.
pedihnya mengapa aku tak berani berlari meninggalkan istana pasirku lantas beranjak
membangun istana batu bataku yang baru
aku tetap memilihmu, bersamamu kendati perasaanmu padaku amat rapuh seperti pasir.
aku memberimu waktu, memberimu hari baru