Mohon tunggu...
26_Amalia Eka Oktarina
26_Amalia Eka Oktarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjadi member kompasiana berawal dari tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekerasan oleh Remaja: Analisis dari Perspektif Psikologi

5 Desember 2023   11:15 Diperbarui: 5 Desember 2023   11:18 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penangkapan Pelaku Penembakan Massal di Robb Elementary School . Sumber: tribunnews.com 

Berkelakuan buruk di sekolah;

  • Bolos kelas/ sekolah;

  • Tidak naik kelas atau dropout;

  • Memakai alkohol dan narkoba;

  • Bergabung dengan gangster;

  • dan berbuat anarkis.

  • Mayoritas tersangka pembunuhan adalah anggota gangster. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association yang menyatakan bahwa 75% pembunuhan oleh remaja dilakukan oleh anggota gangster. Partisipasi remaja dalam gang disebabkan oleh perasaan bahwa mereka memiliki jati diri dan koneksi dalam gang tersebut. Gang menggantikan peran keluarga terutama bagi remaja yang broken home. Kekerasan yang dilakukan kepada gang lain atau orang lain merupakan bentuk kesetiaan dan solidaritas kepada gang yang mereka ikuti. 

    Lalu, apakah kekerasan pada masa remaja memiliki keterkaitan dengan peristiwa di masa kecil?

    Jawabannya adalah iya. Akar dari kekerasan yang dilakukan oleh remaja dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa di masa anak-anak. Lingkungan tempat anak-anak tumbuh akan menyebabkan mereka di masa remajanya memiliki perilaku agresif, jika mereka dibesarkan di lingkungan yang keras. Selain itu, kurangnya keterlibatan orang tua pada pengasuhan anak atau dapat dikatakan orang tua terlalu acuh untuk mendidik anak akan menyebabkan anak menyukai tindak kekerasan. Selain itu, tingkat keberanian atau impulsif dan rendahnya IQ pada remaja juga dapat menyebabkan kecenderungan seorang remaja melakukan kekerasan lebih intens.

    Tindakan kekerasan pada remaja dapat terjadi jika remaja memiliki sosok yang menjadi role model. Selain itu, terdapat faktor lain yang menyebabkan kekerasan pada remaja yaitu jika mereka pernah menjadi korban kekerasan. Contohnya adalah pemerkosaan, sodomi, pelecehan seksual, atau tawuran. Menurut Strasburger & Donnerstein (1999), perilaku menormalisasikan kekerasan dapat dipengaruhi oleh tontonan. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Nabila & Sugandi (2020), bahwa sebanyak 65,93% remaja DKI Jakarta memiliki sikap agresif yang dipengaruhi oleh tayangan kekerasan.

    Sumber Rujukan:

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun