Mohon tunggu...
Azmi Dasa Al Arkaany
Azmi Dasa Al Arkaany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa tingkat akhir Teknik Geofisika ITB yang bersemangat mengeksplorasi ilmu pengetahuan dan terus mengembangkan diri. Dengan ketertarikan mendalam pada metode seismik dan sektor minyak dan gas, Azmi tak hanya tekun mendalami akademik tetapi juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Agrogeofisika: Solusi Optimalkan Hasil Perkebunan Tanaman Karet di Sumatra Selatan

5 Januari 2025   19:44 Diperbarui: 5 Januari 2025   19:44 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data Produksi Total Karet Provinsi Sumatra Selatan (Sumber: BPS RI 2017 - 2022)

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 12,4 persen pada tahun 2022 atau merupakan urutan kedua setelah sektor Industri Pengolahan. Pada waktu pandemi, sektor pertanian merupakan sektor yang cukup kuat menghadapi goncangan ekonomi dan ternyata dapat diandalkan dalam pemulihan perekonomian nasional.

Salah satu sub sektor yang cukup besar potensinya adalah subsektor perkebunan. Kontribusi subsektor ini dalam PDB yaitu sekitar 3,76 persen pada tahun 2022 atau merupakan urutan pertama di sektor Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian. Subsektor ini merupakan penyedia bahan baku untuk sektor industri, penyerap tenaga kerja, dan penghasil devisa.

Karet merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Karet juga salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup besar sebagai penghasil devisa negara selain minyak dan gas. Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir karet kedua terbesar di dunia. Selain itu, pasar karet di dalam negeri masih cukup besar. Pasar potensial yang akan menyerap pemasaran karet adalah industri ban, otomotif, aspal, dan lain-lain.

Provinsi Sumatra Selatan menjadi daerah penghasil karet terbesar di Indonesia. Hal ini terbukti dengan data yang tercantum di Statistik Karet Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik, dengan data produksi karet kering Indonesia pada tahun 2017. Provinsi Sumatra Selatan menjadi penyumbang produksi karet terbesar dengan total produksi sebesar 1.035.065 ton dari 3.680.428 ton atau sebesar 28,13 persen jika dibandingkan dengan produksi total satu Indonesia. Hal ini menunjukkan lebih dari seperempat produksi karet nasional berhasil disumbangkan oleh satu provinsi ini.

Namun sayangnya, hasil produksi karet di provinsi ini mengalami tren penurunan sejak hingga sekarang. Menurut data produksi karet kering Indonesia pada tahun 2022 oleh Badan Pusat Statistik, nilai produksi total karet di Sumatra Selatan hanya mencapai 783.322 ton saja, berkurang sebanyak 251.743 ton dalam kurun waktu lima tahun saja, hal ini tentunya diakibatkan sejumlah permasalahan yang muncul di sektor area perkebunan karet ini, yakni:

  • Keterbatasan lahan yang memenuhi kriteria iklim dan lingkungan yang ideal bagi tumbuhan karet untuk tumbuh

Menurut Gonalves (1999), kondisi iklim dan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan karet mencakup suhu tahunan rata-rata 26C 2C dan curah hujan tahunan antara 1800 hingga 3000 mm yang terdistribusi merata sepanjang tahun, dengan 120 hingga 240 hari hujan per tahun. Keterbatasan lahan yang sesuai menyebabkan perluasan area tanaman karet sering kali harus dilakukan pada lahan yang kurang memenuhi kriteria ideal tersebut, sehingga berpotensi menurunkan produktivitas.

  • Adanya wabah penyakit gugur daun yang menyerang tanaman karet

Dikutip dari Rao (1998), efek dari kekurangan atau kelebihan air dapat menyebabkan berkurangnya tingkat pertumbuhan pohon, hasil lateks yang rendah, dan pada kasus yang parah, tekanan air dapat mempengaruhi perkebunan yang mengakibatkan munculnya penyakit pada pohon karet.

Kedua permasalahan utama tersebut mengakibatkan penurunan secara masif produksi karet yang ada di Sumatra Selatan, hal ini diperparah dengan tingginya permintaan pasar akan karet sehingga membuat permasalahan ekonomi baru bagi negara yakni berkurangnya tingkat kepercayaan importir karet dari luar negeri yang berimbas importir akan mencari negara lain sebagai subtitusi selain dari negara Indonesia.

Menyikapi berbagai permasalahan tersebut, pentingnya melakukan studi kasus untuk mempelajari strategi dan teknik yang dilakukan oleh negara lain, salah satunya ialah dengan memperhatikan negara tetangga kita, Thailand, yang secara data merupakan negara penghasil karet nomor satu di dunia.

Melalui kebijakan dengan adanya subsidi pemerintah di Thailand menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perluasan perkebunan pohon karet bahkan di daerah-daerah di mana kondisi iklimnya tidak terlalu menguntungkan bagi tanaman ini. Sehingga diperlukan suatu metode untuk melakukan eksplorasi baik itu untuk mengidentifikasi area baru yang sekiranya potensial untuk dijadikan area perkebunan, atau melakukan eksplorasi pada area yang sudah ditanami tumbuhan karet untuk mengidentifikasi karakteristik tanahnya sehingga dapat diambil berbagai tindakan lanjut.

Di bagian inilah peran agrogeofisika hadir untuk menjawab permasalahan atas solusi tersebut. Ditilik dari definisinya, agrogeofisika merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari pertanian dan perkebunan menggunakan metode geofisika. Metode geofisika adalah pengukuran sifat fisik tanah/batuan di bawah permukaan menggunakan metode fisika. Dalam hal ini, pengukuran fisik yang dilakukan berfokus pada pengukuran resistivitas, atau sederhananya adalah mengukur besarnya kemampuan suatu tanah atau batuan untuk dapat menghambat aliran listrik. Pengunaan metode ini dinilai efektif untuk mencari distribusi air tanah, kelembapan tanah, aliran drainase, hingga keberadaan polutan atau zat yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman karet.

Salah satu metode geofisika yang dipakai dalam pertanian atau agrogeofisika adalah Electrical Resistivity Tomography (ERT) dan Self-Potential (SP). Dengan metode ini, kita dapat memetakan variasi spasial/lokasi tanah sehingga area yang kurang optimal tetap dapat diidentifikasi dan diolah sedemikian rupa untuk mendukung pertumbuhan karet. ERT memungkinkan identifikasi karakteristik tanah berdasarkan resistivitas, yang dapat memberikan gambaran tentang kelembaban, kedalaman lapisan tanah, dan kondisi drainase. SP, di sisi lain, dapat mendeteksi pergerakan aliran air tanah yang penting dalam menentukan tingkat kelembapan tanah. Dengan pemetaan geofisika ini, petani dapat memfokuskan penggunaan pupuk atau modifikasi tanah hanya di area tertentu, mengurangi risiko pertumbuhan yang tidak optimal akibat kondisi tanah yang tidak sesuai.

Ilustrasi Metode Electrical Resistivity Tomography (ERT)
Ilustrasi Metode Electrical Resistivity Tomography (ERT)

Selain tantangan ketersediaan lahan yang ideal, perkebunan karet juga menghadapi ancaman penyakit gugur daun yang kerap kali dikaitkan dengan defisiensi air. Penyakit ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi karet secara signifikan. Dengan metode ERT dan SP, kita bisa mengidentifikasi daerah-daerah di perkebunan yang rentan terhadap defisiensi air, yang sering kali memicu kemunculan penyakit tersebut. Pengukuran ERT dapat membantu dalam mendeteksi ketidakseimbangan kadar air tanah, sementara SP dapat mengidentifikasi pola aliran air bawah permukaan yang tidak merata. Dengan informasi ini, pengelolaan irigasi atau intervensi lainnya bisa lebih tepat sasaran, sehingga kondisi tanaman tetap optimal dan risiko penyakit dapat ditekan.

Ilustrasi Metode Self-Potential (SP)
Ilustrasi Metode Self-Potential (SP)

Pemanfaatan metode geofisika seperti ERT dan SP memberikan perspektif baru dalam pengelolaan perkebunan karet, terutama di lahan yang kurang ideal. Ini merupakan solusi praktis dan berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas tanpa perlu mencari lahan baru yang sesuai. Di tengah keterbatasan lahan dan risiko penyakit, teknologi ini memungkinkan petani karet untuk memaksimalkan potensi tanaman dengan lebih efektif. Pendekatan ini bukan hanya mendukung ketahanan ekonomi petani, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lahan dengan memaksimalkan area yang sudah ada.

Infografis Peran Agrogeofisika
Infografis Peran Agrogeofisika

Referensi

Badan Pusat Statistik. (2023). Statistik karet Indonesia 2022 / Indonesian rubber statistics 2022 (Volume 16). Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan.

Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik karet Indonesia 2020 / Indonesian rubber statistics 2022 (Volume 15). Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan.

Badan Pusat Statistik. (2019). Statistik karet Indonesia 2018 / Indonesian rubber statistics 2022 (Volume 14). Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan.

Gonalves, P. de S., A. K. Fujihara, A. A. Ortolani, O. C. Bataglia, N. Bortoletto, I. Segnini Junior. (1999). Phenotypic stability and genetic gains in six-year girth growth of Hevea clones, Pesquisa Agropecuaria Brasileira, 34, 1223 - 1232.

Hovhannissian, G. (2010). Use of Electrical Resistivity and Self Potential Mapping for Sustainable Agriculture: Application to Rubber Tree Plantations in North-East Thailand.

Pasquet, S. (2011). Evaluation of the topographic effect on the results of mapping by electrical resistivity method: application to rubber tree plantation on Ban Non Tun experimental site in north-east of Thailand.

Rao P. S., Saraswathyamma C. K., Sethuraj M. R. (1998). Studies on the relationship between yield and meteorological parameters of para rubber tree (Hevea brasiliensis) Agricultural and forest meteorology, 90(3), 235-245.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun