Konflik adalah sebuah istilah yang tidak dapat terhindarkan, termasuk dalam hubungan bernegara di dunia. Banyak tantangan dalam membentuk perdamaian positif antar hubungan di dunia, banyak konflik yang seringkali menjadi penghambat, dalam segi apapun. Salah satu konflik yang masih sering ditemukan pada Hubungan Internasional hingga masa sekarang ialah Konflik Regional. Konflik Regional inilah yang akan saya angkat di essay yang saya buat kali ini, dengan menggunakan konflik Hizbullah dan Israel sebagai perspektif.
Konflik Regional adalah sebuah permasalahan dimana adanya konflik antar satu, dua, atau lebih negara dalam sebuah wilayah. Untuk mempelajari Konflik Regional melalui kacamata konflik Hizbullah dan Israel, saya berpikir bahwa sudah seharusnya kita memandang konflik ini dengan konteks yang lebih luas lagi. Seperti yang kita tahu, bahwa Israel dan Lebanon berada di wilayah Timur Tengah.
Dalam konteks regional, Timur Tengah dikenal sebagai wilayah yang strategis, wilayah yang dikenal kaya akan sumber energi, wilayah strategis untuk perdagangan, politik, dan sejenisnya. Selain dari segi regional, ada pula faktor eksternal yang menyebabklan adanya konflik regional antara Hizbullah dan israel, seperti dukungan dari aliansi permusuhan yang melibatkan beberapa negara.
Contohnya seperti Iran yang mendukung Hizbullah menjadi “Axis of Resistance.”, menolak keras Israel serta pengaruh dari negara-negara barat. Iran menunjukkan dukungannya dengan memberikan pelatihan militer serta dukungan finansial untuk Hizbullah.
Kemudian hadirlah Suriah, sebagai
sekutu dari Hizbullah, Suriah turut memberikan dukungan dalam bentuk menyediakan jalur logistik serta memberikan dukungan-dukungan strategis dalam konflik-nya dengan Israel.
Dari sisi Israel sekalipun, Israel mendapatkan dukungan yang kuat dari negara-negara di wilayah barat, Amerika Serikat yang salah satunya sering tersorot mendukung Israel.
Israel disokong oleh Amerika dari segi militer serta diplomasi sekalipun, yang akhirnya membuat konflik antara Hizbullah dan Israel ini dijadikan kebijakan AS di wilayah Timur Tengah.
Lebanon, sebuah negara kecil yang terletak di Kawasan Timur Tengah, di tepi Timur
laut Mediterania. Lebanon memiliki keragaman etnis dan religi yang mencakup komunitas muslim Syunni, Syiah, Kristen Maronit, dan Druze. Namun, tak jarang keragaman ini menimbulkan ketegangan politik dan agama yang berkepanjangan.
Lebanon merupakan salah satu negara yang turut mendukung Palestina agar dapat merdeka dari serangan Israel. Di tahun
1948, Israel meluncurkan serangan terhadap Palestina, sehingga saat itu banyak pengungsi
Palestina yang mencakup berbagai milisi seperti PLO, mengungsi ke wilayah Lebanon
sehingga menciptakan ketegangan antara penduduk lokal dan pengungsi dari Palestina.
Lantaran Israel yang mencoba mengambil paksa tanah mereka, milisi-milisi Palestina
menyerang balik Israel dari Lebanon. Sehingga negara Lebanon ikut terseret ke dalam konflik.
Kemudian pada tahun 1975, pecahlah perang saudara di Lebanon yang melibatkan kelompok etnis dan politik, termasuk milisi yang didukung oleh Israel. Perang saudara ini diciptakan oleh ketegangan yang terjadi di antara kelompok-kelompok agama di dominan seperti seorang Muslim Sunni menjabat sebagai perdana menteri, seorang Kristen Maronit sebagai presiden, dan seorang Muslim Syiah sebagai juru bicara Parlemen.
Sekelompok Syiah yang pada saat itu terprovokasi oleh pemerintah teokratis Iran yang juga ikut serta menyerang kependudukan Israel. Israel juga memulai invasi Lebanon pada tahun 1978 untuk merespon balik serangan dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang menewaskan 38 warga sipil Israel.
Invasi terbesar yang diluncurkan oleh Israel adalah pada tahun 1982, di saat terjadinya perang saudara di Lebanon. Israel membawa ribuan pasukan tentara dan tank berlapis baja
untuk melintasi perbatasan dengan tujuan memukul mundur Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang terus menerus meluncurkan serangan ke Israel dari Lebanon. Dalam waktu tiga bulan, Israel membawa pasukannya mundur dan menciptakan zona penyangga di Lebanon.
Pembantaian sedikitnya menewaskan 20.000 warga sipil Lebanon dan dipihak Israel tewas 654 tentara gugur. Invasi Israel pada tahun 1982 ini berhasil memukul mundur Organisasi Pembebasan Israel (PLO) yang pada akhirnya memindahkan kantor pusatnya dari Lebanon ke Tunisia. Selama kekacauan ini terjadi, Lebanon mendirikan sebuah organisasi politik dan militan, yaitu Hizbullah yang berarti “Partai Tuhan”.
Hizbullah bersumpah untuk mengusir kekuatan Barat dari Lebanon, menghancurkan negara Israel, dan berjanji setia pada pemimpin tinggi Iran. Lebanon tetap menekankan, bahwa rakyat Lebanon harus dapat menentukkan nasib negaranya sendiri.
Awalnya Israel melakukan invansi ke Lebanon dengan tujuan membubarkan organisasi
PLO yang dibuat oleh para pengungsi Palestina di Lebanon. Tetapi tujuan ini berubah, Israel bermaksud menguasai wilayah-wilayah Lebanon dan mendirikan Israel Raya. Hizbullah pun bertujuan merebut kembali wilayah-wilayah Lebanon yang telah dikuasai oleh Israel ketika invansi. Hingga akhirnya Hizbullah berhasil merebut kembali wilayah-wilayah Lebanon yang pernah dikuasai oleh Israel ketika invansi.
Israel adalah musuh utama Hizbullah, meskipun Israel telah menarik diri dari wilayah Lebanon Selatan pada tahun 2000, Israel tetap bentrok dengan Hizbullah. Konflik ini pun melebar menjadi perang selama sebulan pada tahun 2006, karena Hizbullah meluncurkan ribuan roket ke wilayah utara Israel.
Israel tidak tinggal diam, lantas terkirimlah serangan udara dari Israel untuk Lebanon. Konflik yang meluas ini pada akhirnya memakan banyak korban, dan kebanyakan merupakan warga sipil, tentu saja konflik ini juga membuat banyak sekali kerugian untuk kedua belah pihak, kerusakan infrastruktur, serta kerugian yang lainnya.
Ketegangan ini terjadi secara berkelanjutan, meskipun Hizbullah mendapatkan serangan balik yang memporak-poranda, hal tersebut tidak membuat tekad Hizbullah menjadi ciut, Hizbullah justru berusaha menyamakan power-nya dengan Israel.
Hizbullah pun berhasil mempertahankan posisinya dengan mendapatkan pamor dari negara-negara di wilayah Timur Tengah. Hizbullah berhasil mengharumkan nama-nya dan mendapatkan dukungan dari banyak negara di wilayah-nya.
Lain daripada itu, alih-alih mendapatkan dukungan dari negara-negara di wilayah mereka berdiri, Israel justru mendapatkan kritikan internasional atas segala tindakan militernya yang berakhir memakan banyak korban.
Faktor yang menjadi penyebab daripada konflik ini pun ada, salah satunya yang
akan saya paparkan ialah faktor identitas serta ideologi yang mendasari konflik.
Hizbullah mendedikasikan dirinya sebagai perwakilan daripada masyarakat Syiah di Lebanon, yang berjuang untuk mengembalikan hak-hak masyarakat yang tertindas. Sebaliknya, Israel merasa bahwa dirinya berada ditempat yang mana semua negara berniat untuk menghancurkannya, oleh karena itulah ia harus melakukan banyak tindakan militer terhadap negara-negara di Timur Tengah guna melindungi dirinya. Dalam konteks ini, apa yang dilakukan Israel berkaitan dengan konsep Deterrence.
Deterrence sendiri memiliki arti sebuah tindakan yang berupa ancaman kepada negara lain guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan oleh suatu negara. Dalam konteks konflik ini, Israel meraskan bahwa dirinya berada di tempat yang mana semua negara di wilayah tersebut hendak menghancurkannya.
Israel tidak ingin negaranya dihancurkan, karena itulah ia memberikan ancaman berupa gencatan senjata serta aktivitas militer ke negara- negara yang menurutnya bersangkutan, dengan harapan bahwa tindakan yang dilakukannya tersebut akan mengurungkan niat negara-negara yang hendak menghancurkannya dengan adanya kerugian yang diakibatkan dari serangan-serangan yang Israel lakukan terhadap mereka.
Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa konflik antara Hizbullah dan Israel yang kembali menjadi sorotan adalah salah satu contoh penting daripada Konflik Regional yang dipengaruhi oleh banyak sekali aspek eksternal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H