Lagi- lagi aku terpojok, reputasiku rusak.
Saat pulang bepergian dari perjalanan ibadah. terkecuali diriku, semua rekan-rekan kerja diberi bingkisan oleh-oleh. dan share di grub wa.
"mungkin saat berdoa wajahku tak nampak, hingga aku tak diberi oleh-oleh" selorohku pada Ibu yang duduk disamping meja kerjaku.
....
"kamu yang sabar, jangan marah-marah, sabar dikit lah"
Ucap Mr. H, orang yang punya wewenang di bidang Promosi.
membuatku terkejut, citra buruk apa lagi yang tergambarkan padaku. ku teringat saat ku marah pada Mrs. S diruangannya.
cerita tentang kemarahanku sudah tersebar. ku akui kemampuan orang yang menghembuskan dan membingkai ceritanya, hingga mempengaruhi persepsi orang lain terhadapku.
rentetan fakta-fakta tendensius yang dapat mengelorakan amarah.
haruskah ku mendatanginya, dan membentaknya lagi dengan nana tinggiku.
"ooohh...jangan, lakukan itu"