Mohon tunggu...
Rahma Eka Nabila
Rahma Eka Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Diam adalah jeritan paling kuat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penjara Pikiran

3 Oktober 2024   16:55 Diperbarui: 3 Oktober 2024   17:00 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Duduklah sebentar dan dengarkan aku.

Menurutmu, apa warna dunia itu?

Sehitam rambut, sekelabu mendungnya bumantara, atau seputih salju?

Hari ini aku mati.

Dalam ruang gelap penuh jurang tak berujung

Jeruji besi berlantai dingin yang lembab,

Isi kepala yang pecah,

Kaki tangan yang lumpuh,

Mulut membisu tanpa kata-kata.

Nyawaku di tarik secara perlahan,

Agar aku merasa sakit yang begitu sakti

Aku terbangun lagi dalam ruang gelap, pengap, berasap.

Aku kehilangan napas

Aku kehilangan pengelihatan

Telingaku berdenging, suaraku membeku

Tuhan, ini sakit sekali...

Lagi..

Aku kembali mati

Aku tiba di ruang gelap penuh bayangan hita,

Berlari kesana kemari

Mengelilingi dan menghantuiku

Membisikkan suara-suara abstrak

Mencaci, memaki, menghina, menghakimiku

Berputar terus berputar

Ya tuhan...ini sangat menyiksa

Aku berteriak tanpa suara

Menjerit tanpa didengar

Lagi...

Aku kembali mati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun