Mohon tunggu...
Naura Aurellia Zerlinda
Naura Aurellia Zerlinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Peran Sinergis Dokter dalam Menyukseskan Program Makan Siang Gratis

2 Januari 2025   00:04 Diperbarui: 2 Januari 2025   00:04 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Program Makan Siang Gratis (Sumber : Pinterest)

Program yang diberi nama Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu gebrakan dari presiden terpilih Prabowo Subianto. Prabowo sudah membentuk Badan Gizi Nasional untuk melaksanakan program ini dan telah dilakukan uji coba 9 bulan terakhir.

Presiden Prabowo mengklaim program ini berpotensi dalam menyelesaikan masalah fundamental di Indonesia, khususnya masalah stunting pada anak. Selain program makan siang gratis, beliau juga menggagas program bantuan gizi kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia.

Stunting yaitu kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun (balita). Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi tersebut dapat terjadi sejak bayi masih berada dalam kandungan hingga masa awal setelah bayi lahir. Namun kondisi stunting baru dapat dilihat ketika anak berusia dua tahun.

Penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi yang diperoleh oleh balita sejak awal masa emas kehidupan pertama, dimulai dari dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir. Faktor ekonomi seperti kemiskinan juga menjadi penyebab terjadinya stunting.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30,8% yang masih di atas rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu kurang dari 20%. Pada akhir tahun 2021, Kementerian Kesehatan merilis data hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menunjukkan prevalensi stunting sebesar 21,6%.

Program Makan Siang Gratis menjadi salah satu langkah dalam mengatasi stunting di Indonesia. Program Makan Siang Gratis dipercaya akan efektif dalam mengatasi stunting di Indonesia, terutama ketika disertai dengan pemeriksaan kehamilan, imunisasi, promosi serta konseling menyusui dan gizi hingga pemberian suplemen.

Dalam menghadapi tantangan ini, tenaga kesehatan mulai dari dokter dan tenaga kesehatan lainnya berperan penting dalam memberikan edukasi dan perawatan kepada masyarakat. Mereka menjadi garda terdepan dalam upaya menanggulangi masalah stunting dan gizi buruk.

Dokter adalah profesi medis yang berperan penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Dokter memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dalam di  dunia kesehatan.

Dokter memiliki peran vital dalam menjaga dan meningkat kualitas kesehatan Masyarakat. Tidak hanya berfokus pada penyembuhan dan pengobatan tetapi dokter memiliki peranan lain dalam masyarakat. Misalnya edukasi kesehatan dan mendukung kesehatan mental.

Namun, agar dapat berjalan lancar program ini harus disusun dengan tepat dan memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat menghambat berjalannya program ini.

Salah satu contoh yang bisa menghambat program ini yaitu selera terhadap makanan. Setiap anak pasti memiliki selera terhadap makanan yang berbeda-beda. Hal ini bisa menyebabkan makanan yang diberikan justru tidak dimakan.

Selain itu, pemikiran masyarakat terutama masyarakat daerah terpencil yang masih sempit. Kurangnya pemahaman mereka terhadap masalah stunting juga dapat menghambat program yang diusung oleh pemerintah dalam mengatasi stunting.

Hal ini juga menjadi sebuah tantangan bagi tenaga kesehatan baik dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Puskesmas setempat harus dapat bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menurunkan angka stunting khususnya di daerah terpencil.

Dokter puskesmas memiliki peran penting dalam penanggulangan stunting melalui pendataan, perencanaan, dan memilih intervensi yang tepat untuk balita sehat dan berisiko stunting.

Dalam rangka keberhasilan program ini harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah dengan tenaga kesehatan.

Dokter dan tenaga kesehatan berperan sebagai pihak yang memberikan edukasi dan pemantauan kesehatan. Dalam konteks program Makan Siang Gratis, dokter dapat membantu pemerintah dengan memberikan rekomendasi jenis makanan yang harus disediakan serta mengedukasi siswa dan keluarga mengenai pola makan sehat.

Selain itu, dokter dapat memantau kesehatan anak-anak di sekolah melalui pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi dini adanya masalah kesehatan yang terkait dengan stunting khususnya seperti gangguan pertumbuhan atau berat badan rendah.

Dokter dan tenaga kesehatan juga berperan dalam melakukan evaluasi terhadap keberhasilan program ini. Adanya pemantauan kesehatan anak-anak secara berkala dapat memberikan data yang valid untuk mengukur efektivitas program Makan Siang Gratis dalam mengurangi angka stunting.

Kerja sama yang baik antara pemerintah dengan tenaga kesehatan dalam program Makan Siang Gratis menjadi langkah strategis yang efektif untuk mengatasi masalah stunting dengan memastikan anak-anak di Indonesia mendapatkan gizi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun