Mohon tunggu...
Azis Tri Budianto
Azis Tri Budianto Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa | Penulis | Filsuf
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dalam hidup kita hanya sebagai pemain, jadilah pemain yang menjalankan perannya dengan baik. _sing biasa bae

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Metaverse dan Tragedi Kebudayaan

15 Februari 2023   07:28 Diperbarui: 15 Februari 2023   07:32 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simmel dan Tragedi Budaya

Kemampuan teknologi mengendalikan manusia atau ketidakmampuan manusia mengendalikan teknologi dapat dilihat dari sudut pandang sosiolog Jerman Georg Simmel.

Simmel memahami konsep masyarakat sebagai interaksi antar individu. Sedikit berbeda dengan perkembangan pemikiran sosiologi pada masa itu yang menitikberatkan pada dua tokoh utama, August Comte dan Herbert Spencer.

Simmel berusaha melindungi sosiologi dari pengaruh "hukum perkembangan sosial", yang menurut hipotesisnya, semua unsur masyarakat bergerak menurut hukum alam (Widyanta, 2002:

78).

Tragedi Budaya adalah salah satu komentar Simmel tentang kondisi manusia dalam masyarakat modern. Budaya dibagi menjadi dua jenis, budaya objektif dan budaya subjektif.

Budaya objektif dapat berupa alat, sarana transportasi, produk ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bahasa, ranah intelektual, akal sehat, dogma agama, sistem filsafat, sistem hukum, kode moral dan cita-cita (Ritzer, 2011:

172-173).

Singkatnya, dapat dikatakan bahwa budaya objektif adalah hasil dari ekspresi atau penciptaan kapasitas manusia. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan diri. Untuk mengalami perkembangan yang maksimal, disinilah diperlukan kultivasi subjektif. Konsep budaya subjektif digunakan Simmel untuk menggambarkan sejauh mana individu menginternalisasi unsur-unsur budaya objektif dan mengekspresikannya dalam struktur kepribadiannya (Widyanta, 2002:136).

Menurut Simmel, budaya ideal dapat tercipta ketika hubungan antara budaya objektif dan budaya subjektif mencapai titik keseimbangan. Simmel menggambarkan hal ini sebagai proses subjektivisme budaya objektif dan objektifikasi budaya subjektif (Widyanta, 2002:139).

Tragedi budaya terjadi ketika budaya objektif mendominasi budaya subjektif atau budaya subjektif gagal mendominasi budaya objektif. Modernisasi telah mendorong orang untuk menciptakan berbagai produk pengisian daya sendiri. Tanpa disadari, produk manusia seolah memiliki cara berpikir dan logikanya sendiri. Simmel menyebutnya materialisasi, situasi di mana budaya objektif (produk manusia) membangun hidupnya secara independen dari penciptanya (manusia).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun