Di sisi lain. Para pemuda masjid  diugaskan untuk ngumbah brodot, atau membersihkan jeroan hewan kurban berupa usus, lambung dan organ pencernaan lainnya. Sesi ngumbah brodot ini dilakukan di sungai yang tak jauh dari dari masjid. Meski tempat ngumbah brodot ini berada di sungai, aliran air yang dipakai bukan berasal dari sungai. Melainkan air tanah yang bersumber dari salah satu sawah yang ada di sana. Jadi sebelumnya sudah dibuat panggung di atas ailiran sungan, dan dibuat susunan pralon yang dihubungkan dengan disel guna menyedot air tanah untuk membersihkan jeroan dari kotoran yang ada. Para pemuda yang bertugas untuk itupun sangat antusias dalam mengerjakan hal tersebut, dengan suasana yang ramai penuh dengan obrolan dan bercandaan dengan kotoran yang ada.
Setelah duhur, para pemuda pemudi, dan juga warga desa dipersilahkan untuk isoma istirahat sholatdan makan. Di masjid para pemuda pemudi dan warga sudah disiapkan hidangan untuk makan siang Bersama untuk memulihkan tenaga. Setelah selesai isoma, kegiatan dilanjutkan kembali, yaitu membagikan daging kurban yang telah dibungkus di dalam besek. Setiap pemuda di masing-masing RT ditugaskan untuk membagikan daging kurban. Pembagian dimulai dari mengambil jatah daging dan juga catatan untuk setiap rumah yang berisi data jumlah jiwa yang ada. Pembagian dilakukan secara dor to dor, berkeiling dari rumah ke rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H