Nama              : Moh. Kholilul Rahman
NIM Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 23107020073
Prodi/Kelas         : Sosiologi-C
Mata Kuliah         : Teori Sosiologi Modern
Dosen Pengampu     : B.J. Sujibto, S.Sos., M.A.
Â
Â
      Esai ini membahas tentang maraknya penggunaan Bahasa Indoenglish atau Englonesian. Dalam esai tersebut dikaji perkembangan Bahasa Indoenglish yang awalnya hanya dari nama makanan hingga pada akhirnya di zaman now penggunaannya sampai menyebar luas masuk ke dalam percakapan sehari-hari.Â
Dari esai ini kita bisa tahu bahwa ternyata tren penggunaan perpaduan bahasa inggris dengan bahasa lokal tidak hanya terjadi di Indonesia, namun fenomena ini juga terjadi di negara-negara ASEAN, misalnya Malaysia. Hal ini dijelaskan pada esai karena negara kawasan ASEAN mempunyai sejarah kolonialisme.Â
Selain membahas perkembangan, esai ini juga membahas tindakan antisipasi dalam menyebarnya Bahasa Indoenglish. Bisa saja penggunaan bahasa ini sebagai bentuk penjajahan di era modern, selain dari segi ekonomi dan industri. Karena dikhawatirkan anak zaman now lebih mengenal perpaduan Indoenglish dari pada bahasa daerahnya masing-masing, yang kita tahu Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah.
      Keunikan dari esai ini dilihat dari topik yang dibawakan, lain dari yang lain. Kejelian penulis dalam mencari topik kajian serta memberikan data yang akurat dengan alur yang sedemikian rupa telah terkaji begitu baik dan patut untuk kita apresiasi. Menghubungkan kebudayaan yang ada dengan sosiologi juga menjadi keunikan yang ada dalam esai tersebut. Hal yang menarik dari esai tersebut ialah memberikan gambaran yang memang telah terjadi dalam kehidupan.Â
Penulis juga membeberkan data yang ia dapat tidak hanya dari dalam negeri, namun dari luar negeri penulis juga dapat mendapatkannya, seperti yang dikemukakan oleh Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri Ismail Sabri Yaakob. Mungkin di era sekarang esai ini ditujukan kepada anak-anak zamann now yang sudah mulai kehilangan kosa kata Bahasa Indonesia dan lebih memadukan Bahasa Indoenglish. Tanpa disadari nantinya Bahasa Indonesia akan hilang karenanya.
      Konsep penyajian yang ada pada esai ini banyak yang saya belum ketahui. Latar belakang yang masih belum bisa saya ketahui lagi untuk apa esai ini dimunculkan juga belum bisa saya dapatkan. Kosa kata Captive mind serta istilah Indoenglish pun baru terdengar ketika saya membuka dan membaca esai ini. Hal ini mendasar pada lingkungan hidup saya yang memang kurang dalam penggunaan kosa kata indoenglish. Lingkungan saya yang memang lebih menkombinasikan bahasa arab indo (mungkin bisa saya menyebut dengan Arabnesian) dan arab jawa bisa jadi menjadi penghalang saya dalam mengetahui kosa kata yang ternyata ada istilah Indoenglish.Â
Kosa kata lain yang belum bisa saya ketahui yakni jumud, inferioritas, lingua franca, sikap taktis. Selain kosa kata yang saya sebutkan di atas, insyaa allaah saya bisa memahami. Hingga pada akhirnya saya harus kembali meningkatkan potensi minat mambaca pada diri saya pribadi untuk bisa memperluas pengetahuan kosa kata dan istilah-istilah baik itu yang bersifat umum maupun istilah sosiologi lainnya.
      Untuk apresiasi, jelas saya pribadi mengapresiasi atas esai ini yang memberikan pengetahuan serta wawasan saya dalam mengetahui update fenomena zaman now. Dengan membaca esai ini saya tahu istilah Indoenglish yang ternyata ada dan telah menjadi fenomena, itu secara garis besarnya. Sebagai kritik saya belum bisa meberikan kritik dalam esai ini secara baik dan sistematis. Karena keterbatasan pengetahuan saya dalam mengetahui kebenaran konsep serta sistematik penulisan yang banyak belum saya ketahui.
 Mungkin penggunaan Indoenglish dalam kehidupan nyata harusnya memang diperbolehkan. Kekhawatiran itu ada karena adanya dampak ato pengaruh yang terjadi jangka panjang. Namun ketika kita menyadari betapa luasnya wilayah, budaya serta bahasa yang ada di Indonesia, mungkin dari sudut pandang saya hal itu tidak akan menjadikan hilangnya Bahasa Indonesia karena pengaruh Indoenglish. Pada dasarnya fenomena Indoenglish banyak terjadi di kota-kota besar sehingga wilayah yang termasuk pelosok akan minim bahkan lebih kuat adat, budyaa serta bahasa daerahnya masing-masing.
Â
* Esai ini ditulis untuk memenuhi tugas review mata kuliah Teori Sosiologi Modern dengan judul "Sensasi Indoenglish Vs Pemajuan Kebudayaan" karya Bernando J. Sujibto Dosen program studi sosiologi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, pembaca sastra, dan penikmat bahasa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H