Mohon tunggu...
23107020073 23107020073
23107020073 23107020073 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Santri dan Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indoenglish Menjadi Budaya??

20 September 2024   22:12 Diperbarui: 20 September 2024   22:18 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis juga membeberkan data yang ia dapat tidak hanya dari dalam negeri, namun dari luar negeri penulis juga dapat mendapatkannya, seperti yang dikemukakan oleh Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri Ismail Sabri Yaakob. Mungkin di era sekarang esai ini ditujukan kepada anak-anak zamann now yang sudah mulai kehilangan kosa kata Bahasa Indonesia dan lebih memadukan Bahasa Indoenglish. Tanpa disadari nantinya Bahasa Indonesia akan hilang karenanya.

            Konsep penyajian yang ada pada esai ini banyak yang saya belum ketahui. Latar belakang yang masih belum bisa saya ketahui lagi untuk apa esai ini dimunculkan juga belum bisa saya dapatkan. Kosa kata Captive mind serta istilah Indoenglish pun baru terdengar ketika saya membuka dan membaca esai ini. Hal ini mendasar pada lingkungan hidup saya yang memang kurang dalam penggunaan kosa kata indoenglish. Lingkungan saya yang memang lebih menkombinasikan bahasa arab indo (mungkin bisa saya menyebut dengan Arabnesian) dan arab jawa bisa jadi menjadi penghalang saya dalam mengetahui kosa kata yang ternyata ada istilah Indoenglish. 

Kosa kata lain yang belum bisa saya ketahui yakni jumud, inferioritas, lingua franca, sikap taktis. Selain kosa kata yang saya sebutkan di atas, insyaa allaah saya bisa memahami. Hingga pada akhirnya saya harus kembali meningkatkan potensi minat mambaca pada diri saya pribadi untuk bisa memperluas pengetahuan kosa kata dan istilah-istilah baik itu yang bersifat umum maupun istilah sosiologi lainnya.

            Untuk apresiasi, jelas saya pribadi mengapresiasi atas esai ini yang memberikan pengetahuan serta wawasan saya dalam mengetahui update fenomena zaman now. Dengan membaca esai ini saya tahu istilah Indoenglish yang ternyata ada dan telah menjadi fenomena, itu secara garis besarnya. Sebagai kritik saya belum bisa meberikan kritik dalam esai ini secara baik dan sistematis. Karena keterbatasan pengetahuan saya dalam mengetahui kebenaran konsep serta sistematik penulisan yang banyak belum saya ketahui.

 Mungkin penggunaan Indoenglish dalam kehidupan nyata harusnya memang diperbolehkan. Kekhawatiran itu ada karena adanya dampak ato pengaruh yang terjadi jangka panjang. Namun ketika kita menyadari betapa luasnya wilayah, budaya serta bahasa yang ada di Indonesia, mungkin dari sudut pandang saya hal itu tidak akan menjadikan hilangnya Bahasa Indonesia karena pengaruh Indoenglish. Pada dasarnya fenomena Indoenglish banyak terjadi di kota-kota besar sehingga wilayah yang termasuk pelosok akan minim bahkan lebih kuat adat, budyaa serta bahasa daerahnya masing-masing.

 

* Esai ini ditulis untuk memenuhi tugas review mata kuliah Teori Sosiologi Modern dengan judul "Sensasi Indoenglish Vs Pemajuan Kebudayaan" karya Bernando J. Sujibto Dosen program studi sosiologi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, pembaca sastra, dan penikmat bahasa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun