Tolstoy, menggambarkan kehidupan-kematian itu dalam kisah pengembara dari timur. Konon kabarnya, ia mengisahkan ada seorang pengembara yang lari dikejar harimau ganas di suatu hutan belantara. Pengembara ini akhirnya lolos, namun sialnya ia lolos justru karena jatuh disebuah lubang perigi kering. Â Ia merenggut ranting kecil pada celah lubang itu sembari bergelantung. Celakanya persis dibawah lubang perigi itu terdapat naga besar yang sedang membuka mulut menunggu kejatuhannya untuk ditelannya.
Begitulah kehidupan-kematian berlangsung. Sang pengembara tak punya pilihan selain menunggu masanya, ranting kecil yang ia renggut itu akan rapuh, hingga akhirnya mati di mulut naga. Atau bisa juga ia bersikeras naik ke daratan, namun ia tetap akan tahu bahwa hidupnya juga akan berakhir di mulut harimau yang menunggunya di daratan.
Tolstoy sendiri meninggal pada tahun 1910. Ia meninggal pada suatu malam ketika ia meninggalkan rumahnya, hingga jatuh sakit, hingga akhirnya meninggal di sebuah stasiun kereta api. Begitulah kisah-kisah dan rupa-rupa manusia menjemput takdir kematiannya masing-masing. Tak terkecuali pada saudara-saudari kita yang dirundung musibah. Semoga diberi jalan yang lapang di kehidupan selanjutnya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H