Mohon tunggu...
Muhammad Ruslan
Muhammad Ruslan Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Sosial

Mengamati, Menganalisis, dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Media Sosial, Menghimpun lalu Memecah Tanpa Ampun

19 Februari 2018   13:54 Diperbarui: 19 Februari 2018   17:47 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: nasional.kompas.com

Dunia makin dilipat, bahkan diacak-acak dalam genggaman. Bukan hanya informasi dilipat dan diacak, tapi juga kesadaran. Manusia merayakan pertemanan baru sembari mengubur yang lama. Sebagian bertampuk sorak merayakan kemenangan diatas kekalahan yang lain. Yang satu memuji, yang lain mencaci. Lalu ketika periodisasi pemilu itu berakhir, para elit naik panggung kekuasaan tersenyum sumringah, sedang yang lain hanya bisa menyaksikan dari jauh, bergelut dengan kehidupan semula yang serba sulit.

Dan ironisnya, ketika periode politik berakhir, kegilaan sudah terlanjut tak sembuh-sembuh. Periode politik baru menunggu, para elit takkan rela mendiamkan kegilaan fanatisme yang terlanjur disubtitusikan sejak awal. Beginilah kegilaan itu berlanjut. Bedanya, ada yang meraih keuntungan, dan ada yang menuai kepedihan tanpa apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun